TEMPO.CO, Yogyakarta - Jamu tradisional kunyit asam mengisi botol air mineral di sudut warung berdinding bambu. Hidangan sayur urap berisi parutan kelapa dan daun pepaya menemani segarnya jamu itu. Tak hanya makanan matang, aneka sayur dan buah ada di sana, di antaranya buncis, tomat, selada, dan pepaya. Produk umbi-umbian dan beras organik juga dijual. (Baca: Kuliner Sehat Berbahan Pangan Lokal 'Ndeso' )
Ini adalah produk yang dijual komunitas produsen dan pedagang pangan lokal dan organik di kawasan Milas Vegetarian Resto, Jl Prawirotaman 4. Komunitas itu bernama Pasar Organik Jogja atau Pojog. Selain di Milas Vegetarian Resto, mereka juga rutin membuat pasar organik di sejumlah tempat. “Ini gerakan mempertemukan produk organik dengan masyarakat,” kata anggota komunitas, Imam Hidayat, Senin, 5 Januari 2015. (Baca:Balik ke Beras Lokal, Sehat dan Berdaulat)
Menurut dia, produk organik yang dijual pedagang ada yang langsung didatangkan dari kawasan pertanian organik. Misalnya, dari pertanian organik di Pakem, Sleman. Lewat komunitas ini, mereka ingin mengenalkan produk pertanian organik yang sehat dikonsumsi masyarakat. Selain itu, mereka ikut mempromosikan makanan berbahan pangan lokal yang tumbuh di lingkungan sekitar masyarakat.
Imam mengatakan pasar organik yang ada di Milas Vegetarian Resto itu tak lepas dari kesediaan restoran untuk menyediakan tempat di sana. Pasar organik di area parkir resto ini berlangsung setiap hari Rabu dan Sabtu pukul 10.00-13.00. Hampir semua produk yang dijual merupakan produk Sahani, produsen atau toko yang menjual produk pertanian organik dari sejumlah kelompok petani. (Baca: Cerita Keraton Yogya Kecoh Belanda Lewat Kuliner)
Menurut dia, produk organik tak hanya bicara pangan yang sehat, melainkan juga bicara menjaga kelestarian lingkungan. Dia mencontohkan penggunaan pupuk organik yang menjaga kerusakan tanah. Ia berharap gerakan mengkonsumsi produk pertanian organik dan pangan lokal ini mendapat dukungan dari masyarakat. “Ini bicara menghargai petani, menyajikan produk berkualitas yang sehat untuk konsumen, dan menjaga lingkungan,” kata dia.
Lisa Virgiano, pemerhati makanan tradisional Indonesia menyambut baik gerakan komunitas di Yogyakarta untuk memasarkan produk pertanian organik dan pangan lokal. Menurut dia, komunitas di Yogyakarta tumbuh dinamis untuk mengkampanyekan produk pangan sehat. “Kuliner sehat di Yogyakarta berkembang dengan baik. Komunitas organik pun hidup,” kata dia.
Gerakan itu, kata Lisa, penting supaya masyarakat juga bisa mengenal pangan lokal dan produk organik dengan baik. Kegiatan itu juga perlu supaya masyarakat juga mengenal proses distribusi produk pertanian maupun pangan berbahan produk pertanian lokal. Dia mencontohkan, misalnya makanan tradisional berbahan singkong, yakni tiwul. Masyarakat perlu mengenal dari mana bahan makanan itu diproduksi, bagaimana dijual, dan pengolahannya.
SHINTA MAHARANI
Baca berita lainnya:
Bos Air Asia: Headline Media Malaysia Ngawur
Ribut Rute AirAsia, Menteri Jonan di Atas Angin?
Jonan Bekukan Rute AirAsia, Ada Tiga Keanehan
Adian Napitupulu: Wiranto Danai 'Di Balik 98'?