TEMPO.CO , Magelang:Sukoco, pria kelahiran Magelang, 22 September 1980, tak menyangka coretan gambar wayang dalam kertas karton menarik perhatian turis mancanegara. Semula ia hanya iseng dan tak berniat menjual hasil karyanya itu. "Justru pengunjung tertarik membelinya," kata Sukoco kepada Tempo di rumahnya, Dusun Sangen, Desa Candirejo, RT 1 RW 8, Borobudur, Magelang, Jumat, 5 Juli 2013.
Sukoco merupakan pengrajin wayang kertas, nama yang disematkan orang atas karyanya. Wayang ini unik karena tetap kokoh walau hanya terbuat dari kertas karton yang dipoles cat minyak. Wayang cocok dipajang sebagai hiasan dinding.
Ia belajar otodidak. Sejak kelas 3 SD, Sukoco mulai menggambar tokoh wayang di kertas manila. Kesukaannya pada tokoh wayang diilhami cerita dari ayahnya, Sumopawiro, sesepuh desa yang sering menceritakan wayang. Sukoco mulai membuat wayang kulit ketika SMA. Bahannya dari kulit kerbau. Namun Sukoco terbentur modal. Akhirnya ia membuat wayang kertas.
"Wayang kertas lebih sederhana dan tidak sesulit pengerjaan wayang kulit," kata Sukoco.