TEMPO.CO, Jakarta - Sepertiga hotel di Indonesia ada di Bali. Namun, pembangunan hotel di Bali masih terkonsentrasi di daerah selatan. Bali utara masih kosong dan membutuhkan infrastruktur baru.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI), Yanti Sukamdani, menyatakan keprihatinannya akan tidak meratanya pembangunan hotel di Bali. Menurutnya, pertumbuhan hotel di Indonesia meningkat pesat, seiring dengan meningkatnya perekonomian masyarakat kelas menengah.
Sayangnya, pembangunan hotel masih terkonsentrasi di Pulau Dewata, khususnya wilayah Bali selatan. Sehingga kerap terjadi kepadatan lalu lintas di daerah seperti Pantai Kuta dan menyebabkan para wisatawan kurang nyaman serta terganggu.
Sepertiga hotel di Indonesia ada di Bali, yakni 7.000 hotel dengan jumlah 40 ribu kamar. Lokasinya terkonsentrasi di Bali selatan, Kabupaten Badung. “Malah ada hotel dengan luas tanah 400 meter memiliki 200 kamar,” kata Yanti.
Ia mengatakan telah berbicara dengan gubernur tentang keseimbangan ruang dari sisi hukum permintaan dan penawaran. “Kamar hotel di Jakarta saja tidak sampai 30 ribu, sementara Bali mencapai 40 ribu kamar,” katanya. Terjadi kelebihan permintaan, sehingga lalu lintas macet parah di sekitar Kuta.
“Kami meminta bantuan pemerintahan daerah setempat, salah satunya Bupati Badung, supaya lebih selektif memberikan izin pembangunan hotel,” kata Yanti.
Sementara itu, di bagian utara Bali masih banyak lahan kosong, dibandingkan di Bali selatan yang lengkap infrastrukturnya. “Kendala kelengkapan infrastruktur penunjang wisatawan belum ada di Bali utara. Mudah-mudahan ini bisa teratasi,” katanya.
EVIETA FADJAR