Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisatawan Melonjak, Phuket Thailand Hasilkan 1.100 Ton Sampah Setiap Hari

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Phi Phi Islands di Phuket, Thailand (Pixabay)
Phi Phi Islands di Phuket, Thailand (Pixabay)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Phuket, Thailand, salah satu destinasi wisata musim panas terpopuler di dunia, dihadapkan pada masalah serius terkait sampah. Masalah ini telah menjadi keluhan wisatawan dan warga lokal karena merusak keindahan alam dan menimbulkan bau tidak sedap. 

Dilansir dari Thaiger, Sabtu, 28 September 2024, wakil gubernur Norasak Suksomboon mengatakan bahwa tempat pengelolaan sampah di pulau itu kini menerima 1.100 ton sampah setiap hari. Angka ini meningkat signifikan dari 742 ton pada 2022 dan 961 ton tahun lalu.

Hal itu diungkapkan Norasak di Forum Kebijakan Pariwisata Antar-Pulau ke-25, tempat 150 pemimpin dan pembuat kebijakan pariwisata global berkumpul untuk membahas masa depan pariwisata, isu keberlanjutan, dan strategi perubahan iklim.

Infrastruktur Pengolaan Sampah

Populasi penduduk tetap Phuket mencapai 418.000 jiwa pada tahun 2021, sebagaimana dilaporkan oleh Departemen Administrasi Provinsi. Angka ini tidak termasuk banyak individu dari provinsi dan negara lain yang bekerja di pulau tersebut.

Jumlah wisatawan di pulau ini juga melonjak. Tahun lalu, Phuket menerima 11 juta wisatawan, peningkatan yang signifikan dari 5,7 juta pengunjung pada tahun 2002, menurut Kementerian Pariwisata dan Olahraga.

Namun, infrastruktur pengelolaan sampah di pulau tersebut kesulitan untuk mengimbanginya. Phuket hanya memiliki satu insinerator, yang dioperasikan oleh pemerintah kota, yang dapat menangani sekitar 900 ton sampah setiap hari. Limpasan sampah tersebut dikirim ke berbagai tempat pembuangan sampah di seluruh pulau. Departemen Pengendalian Polusi mencatat bahwa hanya 10 persen sampah Phuket yang didaur ulang, dengan sampah organik mencapai 60 persen dari total sampah.

Kampanye Mengurangi Sampah 

Norasak meminta warga dan relawan bergabung dalam kampanye yang bertujuan mengurangi sampah dengan daur ulang sampah bahan organik menjadi kompos, bukan langsung mengirimnya ke tempat pembuangan akhir. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kami membutuhkan bantuan dari warga yang peduli lingkungan untuk mengatasi masalah ini di depan pintu rumah mereka," kata dia. 

Untuk meningkatkan pengelolaan sampah, pemerintah kota meluncurkan uji coba bank sampah awal tahun ini, seperti dilaporkan Bangkok Post.

Pemerintah juga telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di sektor pariwisata. Banyak hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan di Phuket yang telah berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik dengan beralih ke bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti kertas daur ulang atau bahan biodegradable. Program ini juga melibatkan wisatawan dengan cara memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi penggunaan plastik selama liburan di Phuket.

Masalah sampah di Phuket bukan hanya menciptakan dampak negatif pada keindahan alam dan kualitas lingkungan, tetapi juga mempengaruhi kehidupan masyarakat lokal dan kelangsungan industri pariwisata. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat pariwisata dan kelautan adalah dua sektor utama yang menopang perekonomian Phuket. 

PUTRI ANI | THE THAIGER | TRAVEL DAILY NEWS

Pilihan Editor: 5 Tempat Wisata di Thailand yang Populer tetapi Tak Seindah Ekspektasi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Negara yang Tidak Punya Hari Kemerdekaan

2 jam lalu

Gang bendera di markas besar PBB Eropa terlihat selama Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, 11 September 2023. REUTERS/Denis Balibouse
5 Negara yang Tidak Punya Hari Kemerdekaan

Berikut adalah beberapa negara yang tidak memiliki hari kemerdekaan.


Raffi Ahmad Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UIPM Thailand

2 hari lalu

Raffi Ahmad saat menerima gelar doctor honoris causa dari Thailand. Foto: Instagram.
Raffi Ahmad Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UIPM Thailand

Raffi Ahmad mengumumkan ia menerima gelar doktor kehormatan atau Doktor Honoris Causa dari kampus di Thailand pada 2021 namun baru dirilis hari ini.


Ridwan Kamil Berencana Olah Sampah di Bantargebang Jadi Batako untuk Giant Sea Wall

2 hari lalu

Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono memberikan pidato saat deklarasi Kampanye Damai Pilkada di kawasan Kota Tua, Jakarta, Selasa, 24 September 2024. Deklarasi tersebut sebagai bentuk kesepakatan dan komitmen bersama untuk mewujudkan kampanye damai tanpa konflik pada Pilkada serentak 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Ridwan Kamil Berencana Olah Sampah di Bantargebang Jadi Batako untuk Giant Sea Wall

Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil berencana mengolah sampah di bantargebang, Bekasi, untuk reklamasi proyek Giant Sea Wall.


Ini Penyebab Semut Banyak Ditemukan di Area Rumah

3 hari lalu

Ilustrasi Semut. Media Corp
Ini Penyebab Semut Banyak Ditemukan di Area Rumah

Semut merupakan hewan kecil yang keberadaannya sering kali dianggap mengganggu terutama karena banyak ditemukan di area rumah. Apa penyebabnya?


Pemkab Serang Terima 22 Cator Roda Tiga dari CSR Bank BJB KCK Banten

3 hari lalu

Pemerintah Kabupaten Serang menerima hibah 22 unit Cator Tiga Roda Persampahan melalui program CSR (Corporate Social Responsibility). Secara simbolis, penyerahan dilakukan oleh Kepala Bank bjb KCK Banten, Ujang Aep Saefullah (kelima kiri) kepada Ketua Apdesi, Muhamad Yunus (keempat kanan) yang juga merupakan Kepala Desa Ciagel, Kecamatan Kibin, di Pendopo Bupati Serang pada hari Senin, 23 September 2024. Dok. Pemkab Serang
Pemkab Serang Terima 22 Cator Roda Tiga dari CSR Bank BJB KCK Banten

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang mendapatkan 22 unit cator tiga roda persampahan dari bank bjb Kantor Cabang Khusus (KCK) Banten, sebagai hibah Corporate Social Responsibility (CSR).


Perayaan Golden Week 2024 di Laguna Phuket dari Pertunjukan Tradisional hingga Festival Kuliner

4 hari lalu

Barongsai untuk merayakan Golden Week 2024 di Laguna Phuket. (dok. Laguna Phuket)
Perayaan Golden Week 2024 di Laguna Phuket dari Pertunjukan Tradisional hingga Festival Kuliner

Laguna Phuket Thailand ikut merayakan Golden Week 2024 dengan beragam kegiatan yang bisa dinikmati wisatawan


Jakarta Masuk Line Up 'LISA Fan Meetup in Asia 2024', Lisa BLACKPINK ke Indonesia pada November 2024

4 hari lalu

Lisa BLACKPINK. Foto: Instagram/@wearelloud
Jakarta Masuk Line Up 'LISA Fan Meetup in Asia 2024', Lisa BLACKPINK ke Indonesia pada November 2024

Lisa BLACKPINK akan menyapa penggemarnya melalui 'LISA Fan Meetup in Asia 2024' akan digelar di lima kota di Asia, termasuk Jakarta, November nanti.


Buruh Pabrik di Thailand Meninggal Gara-gara Cuti Sakit Ditolak Bos

4 hari lalu

Ilustrasi warna gelang pasien di rumah sakit. Shutterstock
Buruh Pabrik di Thailand Meninggal Gara-gara Cuti Sakit Ditolak Bos

Seorang karyawan pabrik di Thailand meninggal setelah permohonan liburnya ditolak oleh atasan.


Thailand Tunda Penerapan Sistem ETA bagi Wisatawan dari Negara Bebas Visa

4 hari lalu

Wisatawan melompat gembira saat berlibur di Maya Bay, pulau Phi Phi leh di provinsi Krabi, Thailand, Kamis, 31 Mei 2018. Banyaknya wisatawan yang melancong ke Maya Bay, membuat tempat wisata ini rusak dan akan ditutup. (AP Photo/Sakchai Lalit)
Thailand Tunda Penerapan Sistem ETA bagi Wisatawan dari Negara Bebas Visa

Sistem ETA akan berlaku bagi warga negara dari semua negara bebas visa yang memasuki Thailand melalui darat, udara, atau laut.


2025, Thailand Jadi Negara Asia Tenggara Pertama yang Akui Pernikahan Sesama Jenis

4 hari lalu

Anggota komunitas LGBTQ+ merayakan disahkannya RUU kesetaraan pernikahan, yang secara efektif menjadikan Thailand melegalkan pernikahan sesama jenis, di Bangkok, Thailand, 18 Juni 2024. REUTERS/Chalinee Thirasupa
2025, Thailand Jadi Negara Asia Tenggara Pertama yang Akui Pernikahan Sesama Jenis

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn meneken aturan pernikahan sesama jenis yang akan resmi berlaku pada Januari 2025