Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Suvenir Terlarang yang Sebaiknya Tidak Dijadikan Oleh-oleh Traveling

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi wanita bersantai di pantai. Freepik.com/Svetlanasokolova
Ilustrasi wanita bersantai di pantai. Freepik.com/Svetlanasokolova
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Suvenir dari tempat liburan terkesan sepele, namun itu bisa menjadi masalah karena wisatawan tanpa sengaja dapat melanggar batas etika atau hukum. Beberapa bahan pembuat suvenir dianggap ilegal, terutama yang berasal dari hewan atau tumbuhan seperti gading gajah dan kulit harimau. Jadi, ketika membeli suvenir, tanyakan kepada penjualnya tentang bahan utama suvenir tersebut. 

Bahkan suvenir dari bahan yang legal dari hewan liar dapat memiliki dampak buruk pada kesehatan dan kelangsungan hidup habitat mereka dan spesies lain yang bergantung pada fungsi ekologisnya, kata Sarah Veatch, direktur kebijakan satwa liar untuk Humane Society International.

"Banyak wisatawan berasumsi bahwa produk satwa liar yang dijual secara terbuka seharusnya legal, tetapi kenyataannya tidak demikian," kata Veatch. "Wisatawan yang mencoba membawa produk ini ke negara asal mereka dapat menghadapi masalah hukum, termasuk penyitaan, denda, atau bahkan hukuman penjara."

Jadi, berikut daftar lima suvenir yang sebaiknya tidak dibeli saat traveling.

1. Kopi luwak

Kopi luwak adalah salah satu kopi termahal di dunia, banyak ditemukan di Bali dan daerah lain di Indonesia. Menurut kelompok kesejahteraan hewan, kopi ini juga merupakan salah satu suvenir paling tidak etis yang dapat dibawa pulang oleh wisatawan.

Para pendukung traveling yang berkelanjutan dan ramah lingkungan mengatakan kopi diproduksi secara tidak manusiawi. Civet Project merilis film pendek yang mengungkap kondisi kejam yang menimpa hewan-hewan tersebut. Lluwak dikurung di kandang kecil  dan dipasa makan buah kopi, yang sebagian dicerna dan dikeluarkan, sehingga menghasilkan biji kopi yang konon langka. 

2. Keong ratu

Di negara-negara dengan pantai yang indah, kerang atau keong ratu dijual di toko-toko suvenir. Kuit keong ini cantik karena bagian dalamnya berwarna merah muda dan mengilap seperti cat kuku. Kulitnya tampak berlimpah, tetapi sebenarnya terancam punah di perairan tertentu.

Di beberapa negara seperti Grenada dan Haiti, juga Florida, wisatawan dilarang membawa pulang kerang ini. 

3. Jimat burung kolibri

Di beberapa pasar dan toko tradisional di Meksiko, wisatawan bisa menemukan "chuparosa", bungkusan kecil berisi bagian tubuh burung kolibri kering yang dijual sebagai jimat cinta. Menurut cerita rakyat kuno, burung kecil ini memiliki kekuatan ajaib yang menyaingi busur Cupid. Namun, banyak negara yang menganggap ini barang ilegal sehingga bisa mendatangkan masalah bagi pelancong.

4. Kulit dan tulang unta

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pelancong harus mewaspadai produk yang terbuat dari bagian tubuh unta, seperti kulit dan tulang karena sulit untuk memastikan apakah peternakan memperlakukan hewan secara manusiawi.

Jadi, kulit dan tulangnya mungkin dibuat menjadi barang seperti tas, sepatu, perhiasan, dan cermin, yang mungkin tidak diberi label. Tanyakan kepada penjual jika Anda curiga, dan jika Anda tidak yakin dengan jawabannya, tinggalkan saja.

5. Kaviar

Sekitar 20 tahun yang lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa melarang ekspor kaviar dari ikan sturgeon beluga. Alasannya, populasi ikan ini di Laut Kaspia menyusut dengan cepat. Setahun kemudian, badan tersebut membatalkan keputusannya. Namun, Amerika Serikat masih melarang membawa telur ikan dari spesies yang terancam punah ini.

Seorang pelancong yang ingin membawa kaviar harus membuktikan bahwa telur tersebut berasal dari spesies ikan yang disetujui. Pastikan label masih utuh dan kaleng disegel rapat untuk meyakinkan petugas bahwa isinya sesuai dengan keterangan. 

6. Pasir dan batu karang 

Banyak wisatawan yang mau membawa pulang pasir dan karang akhirnya ditindak pihak berwenang. Alasannya, lingkungan karang telah mengalami penurunan selama bertahun-tahun akibat perburuan karang. 

Menurut situs web Pemerintah di Hawaii, mengumpulkan karang mati, puing-puing karang, atau batu hidup sebagai suvenir liburan dilarang di seluruh negara bagian oleh undang-undang. Di Mesir juga demikian, mengambil potongan karang apa pun dari negara itu adalah ilegal.

7.

NEW ZEALAND HERALD | EXPRESS.CO.UK

Pilihan Editor: Tolak Beli Suvenir di Singapura, 20 Turis Cina Ditelantarkan Sopir Bus di Pinggir Jalan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Tips Liburan Hemat yang Jarang Diketahui Pelancong

2 hari lalu

Ilustrasi foto liburan. Freepik.com
7 Tips Liburan Hemat yang Jarang Diketahui Pelancong

Dari pilihan penginapan, waktu, hingga lokasi jadi pertimbangan untuk mendapatkan liburan hemat. Simak tips pakar.


Tipe Teman Traveling yang Sebaiknya Dihindari, Bikin Perjalanan jadi Kurang Seru

2 hari lalu

Ilustrasi traveling bersama teman.
Tipe Teman Traveling yang Sebaiknya Dihindari, Bikin Perjalanan jadi Kurang Seru

Jika dapat teman yang asyik, traveling menjadi jauh lebih seru. Namun, jika salah pilih teman perjalanan, traveling bisa jadi ajang ujian kesabaran


Cara Packing Praktis dengan Metode 333, Bawa Sedikit Pakaian tapi Bisa Banyak Gaya

6 hari lalu

Ilustrasi perempuan berkemas baju di koper. Shutterstock
Cara Packing Praktis dengan Metode 333, Bawa Sedikit Pakaian tapi Bisa Banyak Gaya

Metode ini menawarkan cara packing efisien tanpa harus membawa koper besar atau kelebihan bagasi.


Belanja di Supermarket Lokal bakal Jadi Tren Traveling Gen Z 2025

14 hari lalu

ilustrasi supermarket (pixabay.com)
Belanja di Supermarket Lokal bakal Jadi Tren Traveling Gen Z 2025

Dalam laporan Expedia untuk 2025, wisatawan Gen Z senang mencari produk dan makanan unik dari toko-toko lokal saat traveling ke luar negeri.


Pelancong Lebih Memilih Liburan ke Tempat-tempat Tidak Populer pada 2025

15 hari lalu

Turis menyaksikan hiu blacktip reef yang baru lahir di pantai Teluk Maya di Taman Nasional Pulau Phi Phi, di Pulau Phi Phi Leh, provinsi Krabi, Thailand, 25 Februari 2023. Teluk Maya Thailand, dikunjungi sekitar 4.000 wisatawan yang diapit oleh tebing yang menjulang tinggi untuk melihat hiu dan keindahan ulau Phi Phi Leh. REUTERS/Jorge Silva
Pelancong Lebih Memilih Liburan ke Tempat-tempat Tidak Populer pada 2025

Detour destination biasanya tidak terlalu ramai dan tidak terlalu terkenal tetapi sama-sama indah dan menyenangkan, jadi pilihan untuk liburan 2025.


Alasan Mengapa Orang yang Suka Traveling Lebih Awet Muda

18 hari lalu

Ilustrasi traveling naik kereta. shutterstock.com
Alasan Mengapa Orang yang Suka Traveling Lebih Awet Muda

Traveling secara alami memadukan banyak elemen penting tersebut mulai dari aktivitas fisik hingga keterlibatan kognitif


8 Etika yang Sering Diabaikan Wisatawan saat Traveling ke Luar Negeri

20 hari lalu

Perempuan solo traveling. Freepik
8 Etika yang Sering Diabaikan Wisatawan saat Traveling ke Luar Negeri

Pariwisata bertanggung jawab juga berarti mengikuti etika traveling yang terkadang tidak tertulis dalam aturan.


15 Etika Traveling ke Jepang, mulai dari Restoran, Onsen, sampai Transportasi Umum

21 hari lalu

Kuil Yasukuni di Tokyo, Jepang. (Unsplash/hakannural)
15 Etika Traveling ke Jepang, mulai dari Restoran, Onsen, sampai Transportasi Umum

Di Jepang, konsep hairyo yang berarti pertimbangan menjadi landasan interaksi publik. Itu mencerminkan budaya saling menghormati.


6 Tanda Penipuan yang Sering Dialami Wisatawan, Awas Banyak Agen Wisata Palsu

23 hari lalu

Ilustrasi traveling atau perjalanan. Freepik.com
6 Tanda Penipuan yang Sering Dialami Wisatawan, Awas Banyak Agen Wisata Palsu

Wisatawan disarankan untuk mewaspadai metode pembayaran mencurigakan dan komunikasi tidak resmi. Ada kemungkinan penipuan.


Aturan Paspor yang Sering Diabaikan Pelancong, Liburan ke Luar Negeri Bisa Gagal Total

25 hari lalu

Ilustrasi Paspor. TEMPO/Fardi Bestari
Aturan Paspor yang Sering Diabaikan Pelancong, Liburan ke Luar Negeri Bisa Gagal Total

Persyaratan paspor untuk masuk setiap negara berbeda, mulai dari masa berlaku hingga halaman kosong yang tersisa di paspor pun diperhitungkan.