TEMPO.CO, Jakarta - Pantai Trisik di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY, yan selama ini dinilai kumuh akan ditata kembali. Pantai ini akan dikembangkan sebagai destinasi wisata pantai sekaligus agrowisata yang akan menarik pelancong ke kabupaten itu.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Aris Nugraha mengatakan, rencana pengembangan Pantai Trisik sejalan dengan Proyek Jembatan Pandansimo yang menghubungkan ruas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) antara Bantul dan Kulon Progo. Jembatan ini disebut rampung tahun 2024 ini dan akan mendukung sektor pariwisata di Kulon Progo.
"Jembatan Pandansimo akan menjadi pintu pertama menuju Kulon Progo dari arah timur, sehingga menjadi komitmen kami untuk menata kawasan Pantai Trisik ini," kata Aris, Senin, 16 September 2024 di Kulon Progo.
Destinasi Wisata Terpadu
Ia mengatakan rencananya, pantai di ujung timur Kulon Progo ini dikembangkan menjadi destinasi wisata terpadu. Rencana pengembangan tersebut mengacu pada potensi yang ada di Pantai Trisik.
"Bagaimana nanti mengembangkan TPI (Tempat Pelelangan Ikan), konservasi penyu, hingga pertanian di sekitar Pantai Trisik," katanya.
Aris mengatakan pengembangannya melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) sesuai potensi Pantai Trisik yang ada di Kalurahan Banaran Kapanewon Galur.
Seperti dengan Dinas Pariwisata (Dispar) untuk pengelolaan wisatanya serta Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) dalam mengembangkan pertanian menjadi agrowisata. Selanjutnya, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) akan mengembangkan Tempat Pengelolaan Ikan (TPI). DKP Kulon Progo telah menyusun rancang bangun rinci (DED) untuk rencana tersebut.
Area konservasi akan dipindahkan ke lokasi yang dinilai lebih aman. Namun lokasinya tetap disiapkan di daerah pesisir, menyesuaikan fungsi dari konservasi penyunya sendiri.
"Konservasi penyu di Trisik juga menjadi perhatian kami, yang saat ini kondisinya terancam abrasi pantai," katanya.
Pantai Kumuh
Sementara itu, Pengelola Konservasi Penyu "Abadi" di Pantai Trisik Edi Yulianto mengatakan pantai tersebut sudah lama dikenal kumuh oleh masyarakat. Hal ini karena kondisi pantai cukup kotor dengan banyaknya sampah.
Selain itu, abrasi juga mengancam aktivitas di Pantai Trisik, termasuk kegiatan konservasi penyu. Itu sebabnya, ia menilai penataan kembali Pantai Trisik diperlukan agar seluruh aktivitas di dalamnya tetap terjaga.
"Penataan Pantai Trisik membutuhkan dukungan dari banyak pihak dalam mengembangkan Pantai Trisik ini, termasuk pelestarian alamnya lewat konservasi penyu," kata Edi.
Pilihan Editor: Jembatan Pandansimo Sepanjang 1,9 KM jadi Penghubung Kawasan Pantai Selatan Yogyakarta