TEMPO.CO, Malang - Fakultas Hukum Universitas Brawijaya dirikan Museum HAM Munir . Museum ini berisikan patung munir dan catatan perjalanan Munir semasa hidup.
Museum HAM Munir berada di Lantai 1 Gedung B Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Ketika masuk ke gedung tersebut akan terlihat jelas plang bertuliskan Museum HAM Munir di atas pintu yang berada di sebelah Ball Room Munir.
Masuk ke museum tersebut tidak dipungut biaya, hanya diminta untuk mengisi daftar pengunjung. Ketika masuk pengunjung akan melihat beberapa foto Munir yang dipapang di dinding museum.
Lalu juga kilas balik perjuangan Munir di bidang Hak Asasi Manusia atau HAM, mulai kasus Marsinah, Tanjung Priok dan Semanggi. Lalu museum ini juga dilengkapi dengan monitor audio visual yang akan membawa pengunjung menyelami kasus-kasu HAM masa lalu seperti kasus Simpang KKA, Tanjung Priok dan Semanggi.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kewirausahaan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Muktiono mengatakan, sebenarnya mendirikan dari awal Museum HAM Munir ini tentu tidak sepenuhnya. Sebab, banyak dari koleksi museum yang di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini perpindahan dari Museum yang di Batu.
"Memulai dari nol tentu tidak, ini perpindahan dari Museum HAM Munir yang ada di Batu," katanya, Rabu 28 Agustsus 2024.
Secara substansi, kata Muktiono, Fakultas Hukum mendirikan Museum ini untuk memperkuat pesan yang dibawa Munir tentang HAM. Khususnya kelompok rentan dan pelanggaran HAM masa lalu yang dilakukan negara. "Jadi merawat ingatan publik tentang HAM, juga menjadi konsen dari kampus, khususnya Fakultas Hukum," ucapnya kepada Tempo.
Dia juga menjelaskan, barang-barang dipamerkan ini dikurasi dari Museum yang di Batu, Jawa Timur. Namun juga ada pembaruan yakni dilengkapi dengan Audio Visual.v"Kami juga membuka museum untuk seluruh mahasiswa Brawijaya dan masyarakat," Katanya.
Selain itu, Museum ini juga akan dikembangkan luasnya. Rencana dari Fakultas Hukum yakni lantai 1 Gedung B itu akan menjadi bagian dari Museum HAM Munir. Namun untuk tata letaknya bakal disesuaikan.
“Gedung B ini sebenarnya adalah gedung perkuliahan, kami berencana lantai 1 akan jadi museum tetapi juga tetap akan digunakan untuk kuliah. Jadi nanti akan disesuaikan bentuknya apakah dengan audio visual atau bagaimananya,” ucapnya.
Pilihan editor: Serunya Wisata Virtual Reality ke 50 Destinasi Tanah Air di Jogja National Museum