Ada Fasilitas Taman Baca
Selain tanaman padi, tempat wisata yang dikelola para petani dan kelompok ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) kampung Melayu Barat ini juga menyediakan kolam ikan, tanaman obat obatan atau apotek hidup, sayur mayur seperti cabe, terong, melon, pare hingga tomat.
Tempat wisata ini juga dilengkapi saung-saung tempat pengunjung beristirahat, menyantap makanan dan minuman. Di sini, pengunjung bisa memesan hidangan nasi liwet dan minuman kelapa muda, kopi dan teh di sebuah warung makan yang ada di dalam kawasan itu.
Sebuah saung yang dijadikan taman bacaan menjadi fasilitas yang unik dan menarik banyak pengunjung. Sambil duduk santai menikmati sejuknya area persawahan, pengunjung bisa membaca berbagai koleksi buku dan majalah di taman baca ini.
"Enak sekali healing di sini, jauh dari hingar bingar meski dekat dengan Jakarta," ujar Arfian, salah seorang pengunjung yang sedang membaca sambil menghirup kopi hitam panas.
Kawasan wisata yang baru satu tahun beroperasi itu juga dilengkapi musala, toilet, kamar mandi dan arena permainan anak.
Jadi Tempat Penanganan Stunting
Menurut Kepala Desa Kampung Melayu Barat Subur Maryono, lahan seluas 20 hektare yang dikelola warga tersebut merupakan milik pengembang PIK 2 yang dimanfaakan masyarakat sebagai tempat wisata, pertanian dan kegiatan masyarakat desa. "Selain tempat wisata, di sini juga dijadikan pusat kegiatan penanganan masalah stunting," kata Subur.
Kelompok PKK Kampung Melayu Barat memanfaatkan tanaman sayuran, tanaman rempah-rempah dan ikan yang dipelihara di kolam kolam sebagai asupan gizi anak-anak desa sebagai program penanganan stunting.
"Jadi untuk bahan makanan tambahan anak-anak kami tidak beli lagi, tapi diambil dari yang ada di lahan wisata ini," kata Subur.
Subur menambahkan, kampung wisata itu terbuka untuk umum dan gratis, Begitu juga dengan petani yang menggarap sawah di sana, seluruh hasilnya bisa diambil para petani.
Pilihan Editor: Akhir Pekan di Setu Babakan, Merasakan Budaya Betawi di Tengah Ibu Kota