Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melihat dari Dekat Aktivitas Pemetik Daun Teh di Kaki Gunung Dempo Pagaralam

image-gnews
Mengintip aktivitas pemetik pucuk daun teh di Kota Pagaralam, Sumatra Selatan. Setiap hari masing-masing pemetik ini teh bisa menghasilkan hingga 250 kg pucuk teh. TEMPO/Parliza Hendrawan
Mengintip aktivitas pemetik pucuk daun teh di Kota Pagaralam, Sumatra Selatan. Setiap hari masing-masing pemetik ini teh bisa menghasilkan hingga 250 kg pucuk teh. TEMPO/Parliza Hendrawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Dempo menjadi salah satu destinasi yang dituju wisatawan saat ke Kota Pagaralam, Sumatra Selatan. Di kaki gunung tertinggi di Sumatra Selatan itu, terdapat beberapa objek wisata yang bisa jadi tempat healing, salah satunya adalah kebun teh. Di kebun teh milik PT Perkebunan Nusantara VII ini, wisatawan tak hanya menikmati kesegaran udaranya tetapi juga mencoba memetik pucuk daun teh layaknya petani. 

Para pemetik teh memulai aktivitasnya sejak pagi hari. Dalam sehari, mereka bisa mengumpulkan berkarung-karung daun teh yang akan berimbal rupiah. 

Cerita Pemetik Daun Teh

Subagyo misal, pada pagi hari akhir pekan lalu, ia bersama puluhan rekan satu profesinya terlihat gesit memanen dengan menggunan alat panen bertenaga aki. Biasanya, kata Subagyo, dalam seharian penuh bekerja ia akan dapat mengumpulkan hingga 250 kilogram daun teh yang siap masuk tahap produksi berikutnya.

"Setelah dipetik dan dikumpulkan seperti ini, berikutnya daun ini siap dibawa ke pabrik," kata Subagyo. 

Selain membawa alat panen, pemetik pucuk teh biasanya dilengkapi dengan karung, keranjang, atau keruntung (anyaman berbentuk bakul) sebagai wadah penampung sementara hasil panen. Tak lupa, pemetik teh juga memakai topi dan caping sebagai alat pelindung diri dari sengatan matahari. 

Di sela-sela obrolan santai itu, Subagyo juga sempat menawarkan diri untuk menjadi juru foto dadakan.

"Silakan kalau mau foto-foto, boleh juga kalau mau saya ambil foto buat masnya," ujar Subagyo dengan ramah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Vila Gunung Gare di lereng Gunung Dempo merupakan salah satu akomodasi yang bisa dipilih saat berwisata ke kota Pagaralam. TEMPO/Parliza Hendrawan

Vila Gunung Gareh

Setelah lelah menjelajahi kebun teh, wisatawan bisa beristirahat di penginapan di kawasan itu. Di tengah kebun teh ini terdapat Vila Gunung Gare. Ada puluhan bangunan rumah yang didirikan satu-satu di antara rimbunan pohon-pohon peneduh di kaki gunung yang tergolong aktif ini. 

Vila Gunung Gareh baiknya dipesan untuk rombongan besar agar terasa lebih murah. Biasanya setiap vila bisa diisi untuk lebih dari satu keluarga karena masing-masing akomodasi ini terdiri lebih dari dua kamar. Dari vila ini, tamu bisa menikmati pemandangan kebun teh berlatar Gunung Dempo sambil menghirup udara segar pegunungan. 

PARLIZA HENDRAWAN

Pilihan Editor: Basemah Coffee Exhibition, Barista Kota Pagaralam Meracik Kopi di Gunung Dempo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Melihat Keindahan Kulon Progo dari Ketinggian Puncak Widosari dan Kebun Teh Tritis

8 hari lalu

Patung Widosari di area masuk Puncak Widosari, Kulon Progo, DI Yogyakarta (ANTARA/Fitra Ashari)
Melihat Keindahan Kulon Progo dari Ketinggian Puncak Widosari dan Kebun Teh Tritis

Di Puncak Widosari Kulon Progo, ada batu besar yang jika dilihat dari barat tampak seperti wajah manusia.


Gunung Dempo Meletus Setelah Air Danau Kawah Berubah Warna

38 hari lalu

Kawah Gunung Dempo. Shutterstock
Gunung Dempo Meletus Setelah Air Danau Kawah Berubah Warna

Sebelum letusan tersebut sudah sebulan ini terjadi perubahan warna air danau kawah Gunung Dempo.


Petik Langsung Jeruk di Kebun Kampung Bali Muara Enim, Nikmati Buah Segar tanpa Pupuk Kimia

41 hari lalu

Khairil Anam, pemilik kebun jeruk siam di Desa Air Talas, Muara Enim, menunjukkan  cara memilah buah yang siap panen. Kebun jeruk ramai dikunjungi pelancong sekitar pertengahan tahun bertepatan dengan musim panen. TEMPO/Parliza Hendrawan
Petik Langsung Jeruk di Kebun Kampung Bali Muara Enim, Nikmati Buah Segar tanpa Pupuk Kimia

Kebun jeruk di Desa Air Talas, Muara Enim, ini bukan hanya lahan pertanian, tetapi juga dijadikan destinasi wisata perkebunan.


Healing di Tepian Sungai Selangis, Aroma Bunga Kopi Menyelinap ke Dalam Tenda di Dusun Camp

50 hari lalu

Pengelola objek wisata Riversides Dusun Camp Pagaralam menyiapkan beragam jenis tenda bila ingin bermalam. Destinasi ini bisa dijadikan tempat kemping dan bermain air. TEMPO/Parliza Hendrawan
Healing di Tepian Sungai Selangis, Aroma Bunga Kopi Menyelinap ke Dalam Tenda di Dusun Camp

Menikmati sensasi aroma kopi menyeruak ke dalam cabin serta tenda-tenda kemping yang ada di Riversides Dusun Camp


Menikmati Eksotisme Pagi Hari di Pagaralam, Naik Tangga Seribu di Kaki Gunung Dempo

50 hari lalu

Tangga 2001 atau lebih dikenal sebagai Tangga Seribu merupakan salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi saat melancong ke Pagaralam, Sumatra Selatan. Tangga Seribu berada di tengah kebun teh lereng Gunung Dempo. TEMPO/Parliza Hendrawan
Menikmati Eksotisme Pagi Hari di Pagaralam, Naik Tangga Seribu di Kaki Gunung Dempo

Di kaki Gunung Dempo terdapat Tangga Seribu. Jumlah anak tangganya bikin pengunjung penasaran.


Danau Kawah Gunung Dempo Berubah Warna Setelah Gempa Tremor Meningkat

56 hari lalu

Kawah Gunung Dempo. Shutterstock
Danau Kawah Gunung Dempo Berubah Warna Setelah Gempa Tremor Meningkat

Air danau kawah Gunung Dempo di Sumatera Selatan teramati berubah warna dari hijau tosca menjadi abu-abu. Masyarakat sekitar diminta tetap tenang.


Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

30 April 2024

Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatra Selatan, bukan lagi bandara internasional. Statusnya turun jadi bandara domestik. TEMPO/Parliza Hendrawan
Bandara SMB II Palembang Turun Kelas, PHRI dan Blogger Sumsel Kecewa

Keputusan menurunkan status bandara di Palembang dinilai berdampak negatif terhadap pertumbuhan industri parawisata di Sumsel.


Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

26 April 2024

Aksi tanam 1.000 pohon mangrove di areal pelabuhan Tanjung Api-api Banyuasin. Penanaman ini sebagai salah satu upaya menjaga potensi ekowisata di pesisir Banyuasin. Dok. Istimewa
Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

Mangrove juga punya potensi pemanfaatan jasa lingkungan seperti pengembangan ekowisata serta tempat berkembang aneka biota laut.


Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

15 April 2024

Tanjak, penutup kepala khas Sumatra Selatan, karya Heri Sutanto atau Cek Eri bisa dipesan secara custom order. TEMPO/Parliza Hendrawan
Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

Tanjak, bersama songket, dikenal sebagai bagian tak terlepas dari pakaian adat Palembang yang berfungsi sebagai penutup kepala pria.


Berpetualang Sambil Menikmati Panorama Kebun Teh Pangalengan di Nimo Highland

13 April 2024

Pengunjung menikmati sunrise di akhir pekan di Nimo Highland, Pengalengan, Bandung. (Dok. Nimo Highland)
Berpetualang Sambil Menikmati Panorama Kebun Teh Pangalengan di Nimo Highland

Selain bertualang dan menikmati suasana hamparan kebun teh, wisatawan juga bisa menyusuri jembatan atau sky bridge dan meniti wahana jembatan kaca.