TEMPO.CO, Palembang - Berkunjung ke Museum Negeri Sumatera Selatan banyak dilakukan oleh perantau saat pulang ke kampung halaman di Palembang. Banyak juga pelancong yang datang dari luar kota bahkan dari mancanegara seperti China, Singapura, dan Malaysia.
Rabu sore, 17 April 2024, pengelola museum mendapat kunjungan PJ Gubernur Agus Fatoni dan para stafnya. Agus menengok hampir seluruh ruang pamer yang ada gedung itu. Museum ini tenyata tidak hanya menyimpan peninggalan bersejarah semacam gerabah, tembikar, dan haluan kapal, akan tetapi terdapat dua bangunan bersejarah berusia ratusan tahun.
Bangunan bersejarah itu adalah rumah limas, rumah panggung yang terbuat dari kayu beratap genting. Rumah limas merupakan hunian tradisional Palembang dan Iliran. Bangunan itu berada di bagian belakang museum yang juga dikenal sebagai Museum Balaputra Dewa di Jalan Srijaya I, Palembang.
Sebenarnya bangunan ini cukup tersohor karena pernah menjadi gambar latar pada uang pecahan Rp10.000 emisi 2005 dan 2010. Sebelumnya, pada 29 Agustus 1995, rumah limas sempat dikunjungi oleh Ratu Belanda Beatrix Wilhelmina Armgard dan suaminya, Pangeran Claus von Amsberg.
Sejarah Rumah Limas
Beny Pramana Putra, Edukator Museum Negeri Sumsel, menjelaskan bahwa keduanya adalah rumah limas Pangeran Syarif Abdullah Rahman al-Habsyi dan Pangeran Syarif Ali.
Bagian dalam Rumah Limas di Museum Balaputra Dewa, Palembang, terdapat ruang timbangan pengantin. Rumah khas Palembang ini dibangun oleh pangeran Syarif Ali pada 1830. TEMPO/Parliza Hendrawan
“Rumah limas yang berada pada bagian depan ini dulunya berdiri di kawasan Benteng Kuto Besak yang dibangun pada tahun 1833,” kata Beny, Kamis, 18 April 2024.
Adapun rumah limas milik Pengeran Syarif Ali yang berada di belakangnya berusia lebih tua, dibangun pada 1830. Pada perkembangannya rumah limas kerap berpindah tangan dan berpindah tempat sebelum akhirnya menjadi koleksi Museum Balaputra Dewa sejak 1985 hingga ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda (WBTB) sejak 2014.
Chandra Amprayadi, Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel menjelaskan, museum sudah menerbitkan buku Rumah Limas Koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan yang mengkaji kedua rumah tersebut. Rumah limas merupakan salah satu koleksi masterpiece yang dimiliki Museum Negeri Sumatera Selatan sejak 1985.