Mencicip Hidangan Yaman
Namun, faloodeh bukanlah penutup dari iftar malam itu. Arva mengajak kami menyeberangi muara Dubai Creek dengan perahu tradisional yang disebut dengan abra. Satu orang membayar 1 dirham atau sekitar Rp4.500.
Tak sampai lima menit, kami tiba di seberang yang dikenal dengan nama Bur Dubai. Kawasan ini merupakan pasar tekstil dan produk tekstil, kebanyakan pedagangnya berasal dari India.
Di tepi muara terdapat satu restoran Yaman, Robou Al Yaman Mandi Restaurant. Kami memilih ruangan privat di lantai atas. Ruangan ini memiliki dinding kaca sehingga kami bisa menikmati pemandangan muara yang sibuk dengan lalu-lalang perahu mengangkut penumpang dari Deira ke Bur Dubai.
Madfoon, nasi dengan daging kambing yang disajikan di Robou Al Yaman Mandi Restaurant, Bur Dubai, Dubai, Rabu, 20 Maret 2024(TEMPO/Mila Novita)
Hidangan ala Yaman ini dibuka dengan shorba, sup kaldu daging dengan kuah kuning yang rasanya mirip soto ayam Lamongan, tetapi dengan aroma rempah yang lebih kuat. "Makannya tidak pakai sendok," kata Arva yang langsung mengambil mangkuk sup itu lalu meminumnya. Kata dia, rempah-rempah dalam sup ini bagus untuk kesehatan.
Madfoon daging kambing dan nasi menjadi hidangan utamanya. Madfoon merupakan kombinasi daging dan nasi. Keistimewaan makanan ini adalah cara memasaknya. "Daging kambing ini dimasak di lubang bawah tanah," kata Arva.
Tapi di restoran ini cara memasaknya lebih modern. Daging kambing dibungkus dalam alumunium foil lalu dimasak dengan teknik slow cooking sehingga dagingnya empuk dan bumbunya meresap. Daging kambing tersebut disajikan di atas nasi untuk dimakan beramai-ramai. Jangan lupa menambahkah zahaweeq atau sambal yang terbuat dari campuran tomat, bawang putih, cabai hijau, coriander, dan cumin.
Kami juga disuguhi mulawah dengan habbatus sauda, roti Yaman selebar nampan yang mirip dengan roti India parata. Roti ini disajikan dengan fahsa, gulai daging sapi yang dimasak dengan rempah-rempah, mirip rendang tetapi tidak pedas.
Hidangan penutupnya adalah areeka. Kue ini terbuat dari campuran kurma tumbuk dan tepung roti dengan tambahan krim dan susu dan rempah-rempah.
Makan malam ala Yaman ini mengakhiri Dubai Souks Iftar Tour. Butuh waktu sekitar empat jam untuk mengikuti tur jalan kaki sepanjang 3 kilometer ini.
Tur ini tidak menampilkan Dubai yang terkenal dengan kemewahannya. Arva mengajak wisatawan untuk melihat sisi lain kota kosmopolitan dengan jalan-jalan kecil, pasar yang ramai, makanan khasnya yang lezat, dan sejarahnya yang panjang dibungkus dengan tradisi Ramadan yang unik. Tertarik? Tur ini bisa diikuti dengan membayar 475.50 dirham atau sekitar Rp 2 juta per orang.
Pilihan Editor: Mirip Beduk, Dubai Punya Tradisi Dentuman Meriam sebagai Penanda Buka Puasa selama Ramadan