TEMPO.CO, Dubai - Saat matahari terbenam sepanjang Ramadan, suara dentuman meriam terdengar di sejumlah penjuru Kota Dubai, Uni Emirat Arab. Suara ini paling dinantikan warga di sore hari karena menjadi penanda waktu berbuka puasa, mirip dengan beduk magrib di Indonesia.
Menurut sejarah, bunyi meriam sebagai penanda berbuka puasa sudah ada di Mesir sejak abad ke-10. Tradisi ini kemudian menyebar ke negara-negara Arab termasuk Uni Emirat Arab.
Di Dubai, tradisi membunyikan meriam ini bisa dilihat di beberapa lokasi, salah satunya adalah di Al Wasl Plaza, Expo City Dubai, tempat berlangsungnya festival Hai Ramadan. Hai Ramadan merupakan event yang mengajak pengunjungnya merasakan pengalaman budaya Ramadan ala Uni Emirat Arab dengan berbagai aktivitas seperti pertunjukan budaya, cerita-cerita nabi, buka puasa dan sahur, dan belanja.
Penanda Berbuka Puasa
Amna Abulhoul, Executive Creative Director of Entertainment and Experiences Expo City Dubai, mengatakan bahwa tradisi membunyikan meriam di kalangan Emirati, sebutan untuk penduduk asli Uni Emirat Arab, sudah ada sejak tahun 1950-an, sebelum adanya negara Uni Emirat Arab. Kebiasaan ini dilakukan karena pada zaman dulu, warga tidak dapat mendengar suara azan dari masjid yang saat itu tidak dilengkapi dengan pengeras suara.
"Azan hanya terdengar beberapa meter saja. Jadi supaya semua warga tahu ini waktunya buka puasa, polisi Dubai akan memasang meriam menghadap muara, sehingga ketika dibunyikan semua orang akan tahu waktunya berbuka," kata Amna yang ditemui di kantor Expo City Dubai, Jumat, 22 Maret 2024.
Kerumunan wisatawan melihat tradisi membunyikan meriam Ramadan dari kejauhan di sekitar Dubai Mall, Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis, 21 Maret 2024. Bunyi meriam menandakan waktu berbuka puasa. (TEMPO/Mila Novita)
Tradisi Berlangsung Sampai Sekarang
Tradisi ini berlangsung sampai sekarang di semua negara bagian Uni Emirat Arab meskipun sekarang masjid-masjid sudah dilengkapi pengeras suara. Warga bisa melihat tradisi ini disiarkan di televisi-televisi, tapi wisatawan akan memilih untuk melihatnya secara langsung.
Seremoni membunyikan meriam ini dulu dilakukan di Madinat Jumeirah, tapi kini dipindahkan ke area Hai Ramadan. "Kami membawa meriam utama ke sini, dengan petugas sama yang sudah lebih dari 10 tahun melakukan (seremoni) meriam ini, petugas ini juga yang kita lihat di televisi," ujar Amna.
Seremoni ini dijaga oleh sejumlah polisi. Meriam terlebih dahulu diisi dengan bubuk mesiu sehingga ketika dibunyikan asap akan terlihat di udara. Setelah bunyi meriam, azan akan berkumandang.
Tradisi ini menjadi salah satru atraksi menarik di Dubai sepanjang Ramadan. Selain di Hai Ramadan, tempat populer lainnya untuk bisa melihat tradisi ini adalah di area Burj Khalifa yang berdekatan dengan Dubai Mall dan Souk Al Bahar. Polisi juga mengumumkan beberapa lokasi mobile cannon seperti Al Satwa Big Mosque, Burj Khalifa, Nad Al Sheba, Al Ghaf Walk, Umm Suqeim Majlis, Zabeel Park, Al Khawaneej Majlis, Festival City dan Dubai International Financial Centre.
Pilihan Editor: Di Dubai, Ramadan Terasa Kurang Lengkap tanpa Sirop Ini