TEMPO.CO, Jakarta - Tahun baru Imlek merupakan perayaan dari budaya Tionghoa. Dilansir dari National Geographic imlek berasal dari dialek Hokkian, Im artinya bulan dan Lek artinya penanggalan. Bahasa Mandarin-nya adalah Yin Li juga berarti penanggalan atau kalender bulan. Menurut sejarah, awal mula Imlek disebut Sin Cia, sebuah perayaan yang dilakukan oleh para petani pada saat tanggal satu, bulan pertama awal tahun baru.
Selain itu Imlek juga berkaitan dengan pesta untuk merayakan datangnya musim semi. Dimulai pada 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama yang umum diketahui dengan istilah perayaan Cap Go Meh. Perayaan Imlek menurut tradisi masyarakat Tionghoa meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Sang Pencipta/Thian (Thian=Tuhan dalam Bahasa Mandarin), dan perayaan Cap Go Meh.
Dalam tradisi Tionghoa di Indonesia melekat dengan budaya dan seninya. Salah satu yang terkenal adalah seni pertunjukan barongsai. Di negeri asalnya Tiongkok tidak mengenal Barongsai, tetapi seni pertunjukan ini disebut dengan istulah “Wu Shi” dan secara internasional dikenal dengan “Lion Dance” atau tarian singa.
Tarian ini dimainkan oleh dua orang atau lebih yang menggunakan kostum menyerupai singa. Satu orang berada di depan untuk menggerakkan kepala atau tubuh bagian depan dan satu orang di belakang untuk menggerakkan tubuh bagian ekor. Biasanya tarian ini disertai dengan atraksi para penari yang bisa melompat dari tiang dan membutuhkan keselarasan yang baik.
Istilah Barongsai
Istilah Barongsai dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) berasal dari Indonesia sendiri. Barongsai berasal dari dua kata, Barong berasal dari kesenian Bali dan Sai berasal dari bahasa Hokkian yang artinya singa.
Akulturasi budaya Indonesia dan Tionghoa bisa dilihat dari kesenian barongsai. Pada tahun 2010, kesenian barongsai ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya takbenda dari Indonesia. Menurut kepercayaan warga Tionghoa, singa yang dijadikan wujud dari Barongsai sendiri merupakan simbol keberanian, kekuatan, kebijaksanaan, dan keunggulan.
Tari barongsai ditujukan selain untuk pertunjukan juga dipercayakan untuk mengusir roh jahat, memberikan kemakmuran, dan keberuntungan. Tarian ini diiringi musik meriah yang berasal dari simbal, gong, dan terompet. Pertunjukan barongsai biasanya diadakan di pura dan klenteng, area Pecinan, dan di berbagai tempat festival Imlek seperti di lapangan atau mall.
Fakta Unik Barongsai
Fakta mengenai tarian Barongsai adalah tarian ini terbagi menjadi dua jenis yaitu, tarian singa utara dan tarian singa selatan. Tarian singa utara memiliki ciri khas bulu ikal dan berkaki empat, dengan penampilan yang lebih alami mirip singa. Sedangkan singa selatan sendiri memiliki kaki dengan jumlah lebih variatif. Disebutkan ada yang dua dan ada yang empat, kepala dari singa selatan juga dilengkapi dengan tanduk mirip dengan binatang ‘kilin’.
Uniknya tari Barongsai juga diisi tak hanya penari Barongsai itu sendiri, melainkan juga ada penari lain dengan perlengkapan tambahan berupa topeng dan kipas.
Penari yang ini berperan menggiring barongsai munuju tempat dimana uang disembunyikan. Sebab dalam tarian barongsai terdapat prosesi ‘Lay See’ yang mana barongsai akan memakan amplop berisi uang yang ditempeli selada air. Penari tadi yang menggiring tadi kemudian disebut sebagai Sang Buddha karena perannya menggiring tadi.
Bagi orang Tionghoa, singa yang menjadi barongsai adalah lambang kebahagiaan dan kegembiraan. Sehingga tari Barongsai dipercaya dapat membawa keberentungan dan identik dengan masyarakat Tionghoa.
SAVINA RIZKY HAMIDA | MELINDA KUSUMA NINGRUM
Pilihan Editor: Perbedaan Pekingsai dan Barongsai Tarian Singa Saat Imlek dan Cap Go Meh