Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menilik Omah Kotabaru Yogyakarta yang Terawat Sejak Masa Penjajahan Belanda

image-gnews
Omah Kotabaru di Yogyakarta. (Dok.istimewa)
Omah Kotabaru di Yogyakarta. (Dok.istimewa)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Belakangan kawasan Kotabaru di Kota Yogyakarta jadi sorotan dan viral di media sosial akibat gunungan sampah yang tak terangkut. Namun di balik viralnya persoalan sampah itu, Kotabaru merupakan satu kawasan heritage di pusat Kota Yogyakarta. Kawasan ini tercatat memiliki tak kurang 60 bangunan lawas berstatus cagar budaya.

Kotabaru di masa lampau merupakan pusat permukiman warga Belanda pertama di Kota Yogyakarta yang diperkirakan sudah ada sekitar tahun 1917-1920. Kawasan ini dibuat Belanda saat itu dengan konsep garden city sehingga tampak asri. Itu pula sebabnya di kawasan itu banyak tersisa bangunan bergaya indiesche.

Rumah bergaya Hindia Belanda

Hampir di setiap ruas jalan di kawasan Kotabaru terdapat bangunan bergaya indiesche itu. Di antara bangunan yang rata-rata memiliki halaman luas gedongan itu, ada satu bangunan yang cukup menarik, rumah ini dikenal dengan sebutan Omah Kotabaru.

"Omah Kotabaru ini awalnya dihuni para pekerja kelas atas pabrik-pabrik gula di Yogyakarta," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti pada Kamis, 12 Oktober 2023.

Pameran beragam benda di Omah Kotabaru yang digelar 9-13 Oktober 2023. (Dok.istimewa)

Yogyakarta di masa silam menjadi lokasi pendirian pabrik gula oleh Belanda. Salah satu pabrik gula terbesar dan masih beroperasi sampai sekarang adalah Pabrik Gula Madukismo di Kabupaten Bantul, perbatasan selatan Kota Yogyakarta.

Keberadaan warga Belanda yang bermukim di Kotabaru berangsur menghilang. Terutama pasca kedatangan tentara Jepang pada tahun 1942. Warga Belanda yang bermukim di Kotabaru termasuk penghuni Omah Kotabaru pun meninggalkan kediamannya. 

Jepang lalu menjual aset Omah Kotabaru itu kepada bumi putera dan bangsawan-bangsawan Jawa. Raden Ngabehi Prajapangarsa, kerabat dari Kraton Surakarta, menjadi pemilik beberapa rumah di Kotabaru, salah satunya Omah Kotabaru. Kini rumah itu ditempati oleh cucu atau generasi ketiga dari Raden Ngabehi Prajapangarsa bernama Chandra Lukitasari.

Pameran Kotabaru Indis Abad XX

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hingga saat ini Omah Kotabaru masih terawat baik dan arsitekturnya tidak berubah.  Untuk memberi kesempatan masyarakat dan wisatawan melihat lebih dekat Omah Kotabaru yang bersejarah itu, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menggelar pameran budaya visual Kotabaru Indis Abad XX di Omah Kotabaru pada 9-13 Oktober 2023. 

“Jadi event ini untuk menunjukkan predikat Kotabaru sebagai kawasan heritage itu," kata Yetti.

Pameran di Omah Kotabaru ini menyajikan sederet foto pemilik awal bangunan itu, benda-benda terkait perkembangan sosial budaya Indis-Jawa seperti kain batik dan baju kebaya, peralatan makan dan minum, lukisan dan buku. Pameran itu terbuka untuk umum dan gratis.

Sekretaris Daerah Pemkot Yogyakarta Aman Yuriadiaya menuturkan, kawasan cagar budaya Kotabaru memiliki sekitar 60 bangunan cagar budaya yang masih terawat. Ini menjadi aset penting yang turut merepresentasikan perjalanan panjang Kota Yogyakarta di masa sebelum kemerdekaan hingga saat ini.

“Maka kami mendorong agar event-event semakin bertumbuh di Kotabaru," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Pilihan Editor: Kotabaru Heritage Festival di Yogyakarta 6-9 Juli, Ini Deretan Acara yang Menarik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

7 menit lalu

Perhelatan menyambut Jogja Fashion Week 2024 Kamis (2/5). Tempo/Pribadi Wicaksono
Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.


Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

23 jam lalu

Logo Partai Golkar
Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota


Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Spot wisata Kano Maritim Mangrove Baros di Bantul Yogyakarta. Dok. Pemda DIY
Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.


Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Proses evakuasi korban jatuh ke jurang di tebing Pantai Ngluwo Gunungkidul, Ahad, 28 April 2024 (Dok. Istimewa)
Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.


Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi (KPH Aksi Yogyakarta) melaporkan Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta Singgih Rahardjo karena dugaan sejumlah pelanggaran jelang masa pemilihan kepala daerah atau pilkada. Tempo/Pribadi Wicaksono
Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

7 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

7 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.