Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inilah Hegra, Situs Warisan Dunia Pertama Arab Saudi yang Mirip Petra di Yordania

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Hegra di Arab Saudi (experiencealula)
Hegra di Arab Saudi (experiencealula)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jika Yordania punya Petra, Arab Saudi punya Hegra. Keduanya sama-sama merupakan situs peninggalan Kerajaan Nabatean. Kedua kota ini memiliki struktur bangunan yang mirip, sama-sama diukir di batu raksasa.

Hegra yang dikenal Al Hijr dalam bahasa Arab, merupakan situs warisan dunia UNESCO yang pertama di negeri tersebut. Penetapannya diumumkan pada 2008 atau 15 tahun lalu, jauh setelah Petra yang didaftarkan pada 1985.

Terletak di oasis al-Ula, situs arkeologi ini dulunya berfungsi sebagai ibu kota selatan Kerajaan Nabataean di Arab Utara, dan merupakan situs konservasi terbesar di selatan situs Petra.

"Hegra menjadi saksi luar biasa atas pertukaran budaya penting dalam arsitektur, dekorasi, penggunaan bahasa, dan perdagangan karavan”, kata UNESCO ketika menuliskan situs tersebut 15 tahun lalu.

Dibangun antara abad pertama Sebelum Masehi dan abad pertama Masehi atau lebih dari dua millenium lalu, kawasan ini ditandai dengan deretan 111 makam monumental yang menakjubkan, diukir di pegunungan batu pasir menghadap ke gurun barat laut Arab Saudi. Sebanyak 94 di antara makam itu dihiasi dengan dekorasi yang rumit.

Namun, Hegra belum sepopuler Petra. Petra didatangi lebih dari satu juta pengunjung per tahun sebelum pandemi, sementara Hegra masih merupakan permata yang belum ditemukan. Kota kuno ini baru dapat diakses oleh banyak pengunjung internasional sejak 2019, ketika Arab Saudi pertama kali mulai mengeluarkan visa turis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Minat wisatawan ke Hegra juga meningkar seiring dengan al-Ula yang telah berkembang menjadi pusat seni, budaya, dan pariwisata. Al-Ula menampilkan kekayaan peradaban yang menjadikan daerah tersebut sebagai rumah selama berabad-abad. Dari kerajaan Dadan dan Lihyan, hingga pusat perdagangan Nabataean dan hingga era Islam, al-Ula telah lama menjadi titik peristirahatan bagi para pelancong yang kelelahan di gurun pasir. Mereka datang untuk beristirahat dan memulihkan diri di tengah oasis subur dan masyarakatnya yang ramah.

Selain Situs Arkeologi Hegra yang hanya berjarak 75 menit berkendara, al-Ula kaya akan warisan budaya dengan pemandangan seperti Kota Tua Al-Ula, Heritage Oasis Trail yang berkelok-kelok, The Tombs of Dadan, dan prasasti batu di Jabal Ikmah. Pecandu adrenalin akan dimanjakan dengan pilihan tur yang ditawarkan seperti abseiling, ziplining, dan desert buggy.

Situs Arkeologi Hegra adalah salah satu dari tujuh situs dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO di seluruh Kerajaan Arab Saudi. Enam situs lain yaitu Distrik At-Turaif di ad-Dir'iyah, Historic Jeddah, Rock Art di Hail Region, Oasis Al-Ahsa dan Kawasan Budaya im, dan kawasan konservasi Uruq Bani Ma'arid yang baru diresmikan. 

ANTARA | THE NATIONAL NEWS

Pilihan Editor: Dengan Mural dan Grafiti, Amman Tak Lagi Kota Kardus yang Murung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peru Bakal Tambah Jumlah Wisatawan yang Bisa Masuk Machu Picchu

24 menit lalu

Situs warisan dunia UNESCO  Machu Picchu di Peru (Pixabay)
Peru Bakal Tambah Jumlah Wisatawan yang Bisa Masuk Machu Picchu

Saat ini, hanya 3.800 wisatawan yang diizinkan mengakses Machu Picchu di Peru setiap hari dengan batas waktu empat jam per pengunjung.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

3 jam lalu

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Mengenal Apa itu Noken: Filosofi dan Fungsinya

18 jam lalu

Penggagas noken sebagai warisan budaya UNESCO, Titus Pekey bersama peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto. Dokuman Pribadi
Mengenal Apa itu Noken: Filosofi dan Fungsinya

Salah satu hasil kerajinan Papua yang mendunia adalah Noken. Bahkan Noken Papua ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.


Kilas Balik Penetapan Noken Papua Sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO

19 jam lalu

Noken anggrek emas atau toya agiya buatan Suku Mee di Kabupaten Dogiyai, Papua. Dok. Hari Suroto
Kilas Balik Penetapan Noken Papua Sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO

Noken Papua ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO sejak 2012.


Pemuda 14 Negara Kumpul di Jakarta Bahas Iklim, Libatkan BRIN dan UNESCO

20 jam lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pemuda 14 Negara Kumpul di Jakarta Bahas Iklim, Libatkan BRIN dan UNESCO

Generasi muda antar negara berkumpul merembukkan permasalahan iklim.


Ini Profil 2 Tokoh yang Hari Lahirnya Ditetapkan UNESCO sebagai Hari Perayaan Internasional

21 jam lalu

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi ke-10. Dok. Istimewa
Ini Profil 2 Tokoh yang Hari Lahirnya Ditetapkan UNESCO sebagai Hari Perayaan Internasional

Penetapan ini berlangsung di sesi sidang Pleno Laporan dari rangkaian Sidang Umum UNESCO ke-42 pada 22 November 2023 lalu..


BRIN Ajak 100 Generasi Muda di 13 Negara Hadiri Workshop SETI Mitigasi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-26 pada Selasa 10 Agustus 2021. ANTARA/HO-Humas BRIN/am. (ANTARA/HO-Humas BRIN)
BRIN Ajak 100 Generasi Muda di 13 Negara Hadiri Workshop SETI Mitigasi Perubahan Iklim

Kegiatan tersebut juga selaras dengan upaya BRIN untuk terwujudnya science-based policy.


Israel Dituding Berada di Balik Ledakan Gudang Senjata Houthi di Yaman

3 hari lalu

Rudal ditampilkan selama parade militer yang diadakan oleh Houthi untuk menandai ulang tahun pengambilalihan mereka di Sanaa, Yaman 21 September 2023. REUTERS/Khaled Abdullah
Israel Dituding Berada di Balik Ledakan Gudang Senjata Houthi di Yaman

Media Arab Saudi melaporkan serangan Israel berada di balik ledakan di gudang senjata di ibu kota Yaman, Sana'a, yang dikuasai pemberontak Houthi


Sawahlunto Menjadi Kota Pada 1 Desember 1888, Begini Sejarahnya

3 hari lalu

Pengunjung duduk di depan kantor PT Bukit Asam yang merupakan gedung cagar budaya, di Sawahlunto, Padang, Sumatera Barat, 10 Juli 2019. Sawahlunto, terletak 95 kilometer sebelah timur laut kota Padang, dan dikenal sebagai kota penghasil batu bara. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Sawahlunto Menjadi Kota Pada 1 Desember 1888, Begini Sejarahnya

Sawahlunto sebelumnya merupakan desa kecil yang dikelilingi jenggala. Pada 1886 terjadi pembebasan lahan tambang batu bara di kota ini.


Ternyata Ada Hari Solidaritas Internasional Bersama Masyarakat Palestina, Apa Pencetusnya?

4 hari lalu

Serikat buruh dan organisasi Prancis menyerukan perdamaian dan gencatan senjata segera di Gaza saat unjuk rasa di Place de la Republique di Paris, Prancis, 22 Oktober 2023. Ribuan orang yang mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan
Ternyata Ada Hari Solidaritas Internasional Bersama Masyarakat Palestina, Apa Pencetusnya?

Setiap 29 November diperingati sebagai Hari Solidaritas Internasional Bersama Masyarakat Palestina. Bagaimana asal mulanya?