Diduga milik Keputren
Karena ada kemiripan dengan era Kerajaan Majapahit, dia menduga keberadaan artefak ini dimiliki bukan orang sembarangan di Keputren. Keputren merupakan pemukiman Pleret yang digunakan para putri raja dan selirnya.
Temuan artefak berupa wadah-wadah air ini bisa menegaskan bahwa Keputren punya peran dan nilai penting serta bagian dari Keraton Pleret yang pernah ada pada abad ke-17.
Hery pernah juga menemukan artefak fragmen dengan model ukiran yang ditempel dan dikasih hiasan yang serupa pada saat melakukan penelitian di area Jawa Timur.
Ukiran pada artefak fragmen yang ditemukan di Situs Keputren Pleret ini sama dengan ukiran dengan era Majapahit Kuno.
Dengan demikian keberadaan benda ini sudah ada dan dimanfaatkan oleh orang yang tidak sembarangan di Situs Keputren tersebut. Sebab, artefak wadah air yang dimiliki masyarakat pada umumnya biasanya polos alias tidak mempunyai ukiran.
Situs berada di lahan milik pribadi
Area lahan yang digunakan sebagai lokasi ekskavasi pun merupakan lahan warga bernama Parjinem dan belum dibebaskan Disbud DIY hingga saat ini.
Tim Ekskavasi Situs Keputren hanya diberikan kesempatan untuk melakukan penelitian tetapi setelah selesai akan ditutup atau ditimbun kembali.
Penutupan dilakukan demi keamanan dan pelestarian situs tersebut karena tidak bisa dibiarkan terbuka. Tapi jika lahan tersebut sudah dibeli oleh Disbud DIY maka situs tersebut bisa diberikan peneduh dan pagar batas pengaman sebagai perlindungan.
Tim peneliti juga telah membuat penanda apabila situs ini akan dibuka kembali nantinya.
“Harapan kami jika lahan situs ini sudah dibebaskan akan menambah satu klaster lagi yang ada di KCB Kerto-Pleret seperti klaster Masjid Kauman, Klaster Kerto, Klaster Kedaton dan kemungkinan bisa menambah Klaster Keputren," kata dia.
"Di Pleret ini juga dijumpai cepuri beteng dalam dan ternyata keberadaan situs Keputren ini berada di sisi utara dari cepuri,” imbuh Hery.