TEMPO.CO, Magelang - Sebanyak 32 biksu yang berjalan dari Thailand ke Indonesia akhirnya menapakan kaki ke Candi Borobudur untuk pertama kalinya. Para biksu yang melaksanakan ritual Thudong itu tiba di Candi Borobudur dan masuk melalui Gerbang Kalpataru sekitar pukul 15.00 WIB.
Sesampainya di Candi Borobudur, para biksu Thudong disambut oleh jajaran Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia) dan diberikan bunga sedap malam. Para biksu Thudong kemudian naik ke Candi Borobudur untuk melakukan meditasi sekaligus ritual Pradaksina.
Pradaksina adalah kegiatan sebagai bentuk penghormatan dengan mengelilingi sebuah candi sebanyak tiga kali. Penghormatan dilakukan para biksu Thudong tersebut bersamaan dengan meditasi sambil berjalan searah jarum jam.
Saat tiba di Candi Borobudur, terlihat para biksu tersebut tidak menggunakan upanat atau alas kaki apapun. Sebab, menurut keyakinan para biksu, saat memasuki tempat suci harus melepaskan alas kaki apapun.
Seorang biksu dari Thailand, Nathanpong mengaku terkagum-kagum dengan Candi Borobudur yang menurut dia lebih megah daripada foto yang pernah dilihat. "Sungguh indah sekali, mengagumkan, pengalaman yang luar biasa dan beribadah di Candi Borobudur ini berbeda dengan di negara Thailand," kata dia kepada Tempo, Rabu, 1 Juni 2023.
Menurut Nathanpong, beribadah di Candi Borobudur terasa berbeda karena lebih khusuk dan bisa berkonsentrasi. Terlebih, tidak semua pengunjung bisa naik ke candi sehingga para biksu bisa menjalankan ibadahnya dengan damai.
"Saya juga terharu, wisatawan Indonesia bisa taat dalam menjalankan aturan berkunjung," kata Nathanpong.
Nathanpong menuturkan pradaksina dilakukan para biksu dalam waktu kurang lebih 1,5 jam dengan mengelilingi Candi Borobudur sebanyak 3 kali. Selama mengelilingi candi, para biksu membacakan doa-doa sekaligus melakukan refleksi terhadap kehidupan yang telah dilalui.
Selain pradaksina, biksu dan umat Buddha melakukan ritual San Bu Yi Bai atau tiga langkah satu maskara yang menjadi salah satu bentuk penghormatan kepada sang Buddha Gautama. "Tujuan dan makna dari meditasi tiga langkah satu maskara ini adalah salah satu bentuk penghormatan kepada guru junjungan kita, dengan melaksanakan praktik langsung ajaran mensucikan hati dan pikiran," kata dia.
Dengan demikian, Nathanpong berharap ia bisa kembali mengunjungi Candi Borobudur lagi pada momentum yang lain.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur Febriana Intan menuturkan rangkaian Waisak masih akan berlangsung hingga Sabtu, 4 Juni 2023. "Nanti di tanggal 4 Juni 2023 malam juga ada festival lampion, prediksinya ribuan ya yang akan datang, hotel dan penginapan sudah sold out semua," kata dia.
Pilihan Editor: Berjalan Kaki dari Thailand ke Candi Borobudur, Biksu Thudong Ganti Sandal Setiap 2 Hari Sekali
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.