TEMPO.CO, Yogyakarta - Terus berulangnya kasus kejahatan jalanan membuat Yogyakarta belakangan terus jadi sorotan dan viral di media sosial. Padahal daerah wisata itu, kini sedang bersiap menyongsong masa libur Lebaran yang menjadi salah satu andalan perekonomiannya.
Dalam sepekan Ramadan ini, kepolisian setempat telah menindak sedikitnya empat kasus kekerasan jalanan melibatkan remaja yang terjadi baik di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul.
Dalam kejahatan jalanan ini, sasaran pelaku bukanlah menguasai harta benda korbannya namun melukai korban secara bersama-sama. "Sudah saatnya Yogyakarta memiliki Satgas Pemberantasan Kejahatan Jalanan atau awam menyebutnya dengan Klitih," kata Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto, Rabu, 29 Maret 2023.
Eko menilai penanganan kejahatan jalanan ini perlu lebih keras karena intensitasnya sudah mengkhawatirkan hingga banyak memakan korban luka dan kematian sia-sia. Keberadaan satgas khusus ini, mrnurut dia, akan didukung dengan kewenangan luar biasa dan anggaran yang cukup untuk sarana dan prasarana.
"Anggota satgas ini adalah aparat penegak hukum mulai Polri, TNI kejaksaan, Kumham, lembaga lain dan tokoh masyarakat," kata Eko.
Satgas khusus ini akan bertanggung jawab kepada pembina wilayah, dalam hal ini Gubernur DIY. Setidaknya ada tiga tugas Satgas ini.
Pertama, pencegahan yang dititikberatkan pada edukasi juga patroli gabungan lebih terjadwal. Kedua, penegakan hukum agar tak ada keraguan sedikitpun untuk menghukum para pelaku kejahatan seberat-beratnya.
Ketiga, rehabilitasi mental bagi para pelaku dan pendampingan untuk korban. "Kami dalam waktu dekat ini akan menggelar rapat kerja dengan Pemda membahas tentang pembentukan satgas ini," kata Eko.
Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Inspektur Jenderal Suwondo Nainggolan menuturkan pelaku kejahatan jalanan, terutama yang masih di bawah umur diketahui memiliki sikap baik saat berada di rumah. Hal itu diketahui saat para orang tua pelaku itu dipanggil ke kantor polisi untuk menemui anaknya yang terlibat.
"Oang tua para pelaku ini sering kaget, karena menurut mereka anaknya rata-rata berperilaku baik saat di rumah," kata Suwondo.
Namun perilaku mereka berubah jadi beringas ketika mereka mulai nongkrong bersama kelompoknya. Seperti yang terjadi dalam kasus pengeroyokan beberapa waktu lalu yang viral di media sosial. Dipicu karena masalah sepele lalu satu kelompok terlibat kekerasan jalanan.
Pilihan Editor: Waspada, Awal Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Kekerasan Jalanan Remaja
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.