TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah perjalanan bukan hanya memberikan pengalaman kepada pelakunya. Lebih dari itu, ada dampak yang bisa mempengaruhi lingkungan. Misalnya tentang jejak karbon yang dihasilkan saat menggunakan transportasi atau aktivitas wisata di destinasi.
Jejak karbon tentu bukan persoalan yang sepele karena dampaknya terhadap pemanasan global hingga perubahan iklim. Maka, makin banyaknya orang yang sadar dengan tu, sejumlah enagara tengah membangun yang disebut pariwisata berkelanjutan, pariwisata yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan terhadap lingkungan
Sejumlah destinasi ini telah memiliki pariwisata berkelanjutan yang bisa dikunjungi dan menjadi inspirasi untuk melakukan hal serupa:
Memperjuangkan pertanian berkelanjutan di Wales
Industri pariwisata domestik Inggris sedang berkembang pesat. Meskipun favorit turis Wales seperti Anglesey, Snowdon dan Pembrokeshire mengalami musim panas yang luar biasa, mereka tetap setia pada akarnya dalam melindungi bisnis lokal.
Jauh dari jaringan hotel dan pub kota, pengunjung akan menemukan sebagian besar restoran yang dikelola komunitas dan toko umum yang menyajikan produk musiman lokal. Makan di sana tak hanya sekadar memesan makanan dan masyarakat mendapat keuntungan, tetapi juga praktik pertanian berkelanjutan di kawasan ini didukung.
Kampanye netral karbon di Costa Rica
Dengan lebih dari 25 persen negara telah mendeklarasikan zona konservasi, tidak heran Costa Rica memimpin dunia dalam mengatasi krisis iklim dengan menghasilkan 98 persen listrik negara dari sumber terbarukan. Dengan garis pantai pasir putih yang menakjubkan dan lautan yang dipenuhi dengan kehidupan laut ditambah, hutan hujan lebat dengan vegetasi dan spesies satwa liar endemik yang perlu dilindungi, negara ini berusaha untuk menjadi netral karbon pada tahun 2050.
Jika ingin merasakan aktivitas ramah alam seperti itu seperti mendaki hutan, mengamati lumba-lumba, dan berkayak di laut, Lapa Rios Eco Lodge di Semenanjung Osa adalah tempat yang tepat. Tempat itu menggabungkan hutan belantara dan memanjakan diri yang memang pantas didapatkan.
Program konservasi laut di Sri Lanka
Pulau tetesan air mata kecil di Samudera Hindia ini adalah suaka margasatwa laut, dengan raksasa samudra seperti paus biru yang ditemukan berkembang biak di sepanjang pantai selatan. Akibatnya, pengunjung tertarik ke area tersebut secara massal untuk mengamati paus yang selama musim puncak menyebabkan perahu penuh sesak.
Namun pada 18 bulan terakhir,negara itu telah meningkatkan platform proyek komunitas, seperti Oceanswell, yang mengorganisir pembersihan komunitas, menasihati bisnis tentang bahaya polusi dan penangkapan ikan berlebihan, dan mempromosikan wisata mengamati paus yang bertanggung jawab.
Dorongan besar Slovenia untuk pariwisata hijau
Menunjukkan keseriusan merangkul pendekatan berkelanjutan untuk pariwisata, Slovenia telah memperkenalkan 'Skema Hijau' nasional, program sertifikasi yang mendorong hotel, operator tur, dan restoran untuk menerapkan praktik yang lebih ramah lingkungan. Proses 11 langkah untuk bergabung dengan skema tersebut termasuk membuat laporan lingkungan secara teratur serta membentuk 'tim hijau' untuk meningkatkan kesadaran dan dinilai ulang setiap tiga tahun.
Manfaatnya, badan pariwisata nasional akan aktif mempromosikan perusahaan yang mendaftar. Ljubljana, ibu kotanya, sudah ada dalam daftar, sedangkan daftar lengkap restoran, akomodasi, dan atraksi yang berkelanjutan.
Sejarah panjang 'agrowisata' Italia
Selama 30 tahun terakhir, Italia telah mengembangkan industri agrowisata. Sekarang, lebih dari 20.000 peternakan yang beroperasi telah mendaftar untuk inisiatif tersebut. Dari farm stay di Calabria hingga pedesaan tradisional di Tuscany, keuntungan yang diperoleh dari agrowisata langsung kembali ke komunitas, yang biasanya tidak mendapat manfaat dari pasar pariwisata massal Italia.
Sementara itu, para tamu dapat menikmati pedesaan yang tenang dengan makanan rumahan segar yang disajikan pada waktu makan dan kesempatan untuk berhubungan dengan keluarga lokal. Proyek ini mendukung pertanian yang berkelanjutan, terutama yang berinvestasi di konservasi tanah, lahan, dan satwa liar.
NABILA RAMADHANTY PUTRI DARMADI | TIMEOUT
Baca juga: Pariwisata Berkelanjutan, Simak Tips Menjadi Wisatawan Peduli Lingkungan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu