Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Respons Sultan HB X Soal Serangan Umum 1 Maret Jadi Hari Nasional dan Diributkan

image-gnews
Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X atau Sultan HB X turut berbicara soal Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2022 yang menetapkan tanggal 1 Maret sebagai Hari Besar Nasional dengan nama Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Belakangan Keppres Presiden Joko Widodo yang dikeluarkan pada Februari 2022 itu ramai disorot sebagian kalangan karena tak mencantumkan nama Soeharto, melainkan hanya mencantumkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku inisiator serangan.

Tak sedikit masyarakat yang bingung dengan sejarah itu. "Yang penting kan bukan pelakunya, tapi bagaimana saat itu (masyarakat Indonesia) berusaha mempertahankan kedaulatan negara," kata Sultan di sela sosialisasi Hari Penegakan Kedaulatan Rakyat di Kepatihan Yogyakarta, Senin, 7 Maret 2022.

Terkait adanya polemik yang muncul soal Serangan 1 Maret, Sultan menilai dalam proses mengungkap kebenaran sejarah itu seperti halnya mengumpulkan berbagai kepingan fakta. "Selalu ada temuan baru dalam sejarah, itu biasa, tidak usah takut, saya memang mendorong semua yang tahu soal peristiwa itu cerita dulu versinya, entah benar atau salah," kata dia. "Nanti kebenaran dari cerita cerita itu baru akan diketahui jika ada studi."

Sultan mencontohkan ada polemik bahwa saat peristiwa itu Presiden Soekarno tengah dibuang di pengasingan sehingga dianggap tidak tahu peristiwa yang meletus pada 1949 itu. "Tapi sebelum peristiwa itu Suwargi (Sultan HB IX) bolak balik ke Bengkulu (pengasingan Soekarno) apakah cerita?" ujarnya.

Menurut Sultan, dengan adanya pengakuan negara atas peristiwa itu, ke depan akan digelar berbagai sosialisasi atas keppres itu sehingga masyarakat lebih memahami sejarah yang ada. Soeharto sendiri dalam peristiwa itu berpangkat Letnan Kolonel dan menjabat sebagai Komandan Wehrkreis III yang wilayahnya meliputi DI Yogyakarta.

Sultan pun dalam sosialisasi itu turut menyebut peran sistem pertahanan TNI itu di Yogyakarta. "Saya berterimakasih kepada Paguyuban Wehrkreis-- Daerah Perlawanan III Yogyakarta beserta seluruh anggotanya, para aktivis, dan seluruh masyarakat yang telah merintis, mengupayakan, dan mendukung pengusulan Hari Penegakan Kedaulatan," kata dia.

Di tengah ramainya sorotan itu, Sultan mengatakan disahkannya tanggal 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara menjadi momen historis bagi warga Indonesia, khususnya bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. "Dalam konteks masa kini, saya berpendapat, yang terpenting nilai-nilai kejuangan yang lahir dalam suasana perjuangan kemerdekaan itu perlu terus-menerus dipelihara sebagai sumber kekuatan semangat kebangsaan kita," ujarnya.

Raja Keraton Yogya itu mengatakan
kelangsungan hidup bangsa tergantung pada keberhasilan membangkitkan, menggerakkan, menata dan mengarahkan seluruh potensi nasional menjadi bagian dari dunia baru. "Dalam situasi demikian, nilai kejuangan sebagaimana yang dahulu kita miliki, sungguh tetap penting guna bekal menapaki masa depan," kata Sultan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Satu hal yang sama sekali tidak boleh berubah, menurut Sultan, ialah jiwa dan semangat sebagai pejuang. Jiwa dan semangat pejuang itu tetap diperlukan sepanjang zaman. "Karena pembangunan bangsa memerlukan sikap kepahlawanan dan kegigihan pejuang. Karena sekarang ini kita hidup di suatu masyarakat yang terus bergerak dinamis, maka akan dihadapkan semakin susutnya para pelaku sejarah," ujarnya.

Sultan mengatakan itu membuat semakin jauh jarak antara peristiwa sejarah tersebut dengan generasi di masa depan.

Terbitnya Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara yang lahir dari pemaknaan Serangan Umum 1 Maret 1949 itu, kata Sultan, telah menjadi historical asset nasional bangsa Indonesia. Peristiwa itu secara resmi telah diakui sebagai focal point penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Disahkannya Hari Penegakan Kedaulatan Negara, kata Sultan, sekaligus menjadi sebuah tetenger (penanda) bahwa Serangan Umum 1 Maret lahir dari manunggal-nya (bersatunya) banyak tokoh dan golong gilig-nya seluruh masyarakat, dalam spirit Satya Wacana Mahardika. "Apabila dulu, para tokoh dan elemen masyarakat bersatu dalam tekad pecahing jaja-wutahing ludhira (berjuang sampai titik darah penghabisan) menggelorakan serangan kejut 1 Maret 1949 dengan simbol janur kuning, saat ini tugas kita menyematkan pita merah-putih dengan jiwa Pancasila dan semangat kebangsaan," ujarnya.

Baca juga: 1 Maret Jadi Hari Besar Nasional, Warga Yogyakarta Gelar Berbagai Peringatan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

7 jam lalu

Logo Partai Golkar
Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota


Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

1 hari lalu

Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turut nonton bareng atau Nobar Piala Asia U-23 2024 di Bangsal Kepatihan Yogyakarta Senin petang 29 April 2024. Dok.istimewa.
Sultan HB X Nobar Timnas U-23, Ini Katanya Saat Garuda Muda Gagal ke Final

Sultan HB X lesehan bersama warga dijamu bakmi godog saat nobar pertandingan semifinal Indonesia vs Uzbekistan di PIala Asia U-23.


Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

1 hari lalu

Spot wisata Kano Maritim Mangrove Baros di Bantul Yogyakarta. Dok. Pemda DIY
Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.


Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Proses evakuasi korban jatuh ke jurang di tebing Pantai Ngluwo Gunungkidul, Ahad, 28 April 2024 (Dok. Istimewa)
Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

2 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

2 hari lalu

Seorang ibu membawa anaknya saat imunisasi Campak dan Polio secara gratis di Gedung Wanita BKOW terhadap warga di kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (18/10). Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan Polio tahap ketiga akan digelar di 17 provinsi di Indonesia mulai dari 18 Oktober hingga 18 November di pos pelayanan imunisasi yang tersebar di posyandu dan puskesmas. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.


Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

3 hari lalu

Presiden Soeharto bersama istri Ny. Tien Soeharto saat mengunjungi Museum Pengamon di Berlin, Jerman, 1991. Dok.TEMPO.
Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

3 hari lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

6 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.