Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengetahui Asal-usul Imlek dan Tradisi Perayaan yang Penuh Makna

Reporter

image-gnews
Ilustrasi tahun macan air. REUTERS
Ilustrasi tahun macan air. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun Baru Imlek dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Selain itu, perayaan ini dikenal sebagai Festival Musim Semi.

Perayaan Imlek selalu penuh semangat. Hari-hari utama perayaan tahun ini adalah 31 Januari (Malam Tahun Baru) dan 1 Februari.

Tahun Baru Imlek tidak jatuh pada tanggal yang sama setiap tahun dan diamati sesuai dengan siklus bulan. Biasanya jatuh antara 20 Januari hingga 21 Februari setiap tahun sesuai kalender Gregorian. Setiap tahun dikaitkan dengan salah satu dari 12 hewan zodiak tikus, sapi, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam jago, anjing dan babi. Tahun 2022 adalah tahun harimau.

Tahun Baru Cina dikatakan tanggal kembali ke abad ke-14 sebelum masehi (SM). Legenda mengatakan bahwa di zaman kuno ada monster bernama Nian yang menyerang orang dan menyebarkan banyak teror. Namun, dia takut dengan warna merah, suara petasan, dan pemandangan kembang api.

Orang-orang menggunakan hal-hal ini untuk menakut-nakuti dan mengusirnya. Sejak hari itu, orang-orang diyakini merayakan Tahun Baru Imlek.

Melansir dari Top Marks, berikut tradisi imlek yang biasa dilakukan setiap tahunnya:

Jeruk Keprok

Buah ini merupakan simbol penting Tahun Baru Imlek yang melambangkan kebahagiaan berlimpah. Alasan untuk ini adalah bahwa kata Cina untuk jeruk keprok terdengar seperti kata untuk 'keberuntungan' dan kata Cina untuk jeruk terdengar seperti kata Cina untuk 'kekayaan'.

Pohon jeruk Kim Kit diberikan hiasan imlek dijual di Meruya, Jakarta, Senin 28 Januari 2019. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Jadi pada Tahun Baru Imlek, buah-buahan ini diletakkan di rumah untuk membawa keberuntungan dan keberuntungan di tahun mendatang. Saat mengunjungi orang lain biasanya membawa hadiah sekantong jeruk keprok.

Bunga Plum dan Persik

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Tahun Baru Imlek, orang menghiasi rumah mereka dengan bunga buah untuk melambangkan awal dari siklus yang akan menghasilkan panen buah yang berlimpah di akhir tahun. Bunga persik melambangkan umur panjang, romansa dan kemakmuran sehingga disukai oleh para lajang yang mencari cinta di tahun mendatang. Sedangkan bunga plum melambangkan menjadi orang yang dapat diandalkan yang akan terus berusaha meskipun hal-hal mungkin menjadi sulit.

Yuanbao juga dikenal sebagai Sycee

Yuanbao adalah ingot berbentuk perahu berwarna perak atau emas dengan tonjolan kecil di tengahnya. Ini dulunya adalah jenis uang pertama di Tiongkok kuno. Pada tahun baru, orang-orang Cina menampilkan batangan emas imitasi untuk menarik kekayaan ke rumah atau kantor mereka.

Petasan

Petasan digantung di luar rumah untuk menakuti roh jahat dan kemalangan di malam tahun baru. Suara keras dari petasan merupakan hal yang ditakuti monster legendaris Nian. Oleh karena itu, masyarakat Tionghoa kerap menyalakan petasan di hari Imlek. Hal ini dinyalakan untuk memeriahkan Imlek dan mengusir nasib buruk di tahun sebelumnya, 

Lampion Merah 

Dalam budaya Tionghoa, lampion merah dipercaya melambangkan keberuntungan, kebahagiaan dan kemakmuran. Oleh karena itu, hampir seluruh lampion berwarna merah. Namun bukan hanya itu saja, masyarakat menggantung lampion merah untuk 'menerangi jalan' bagi Dewa Dapur dalam misi tahunan untuk melihat Kaisar Giok. Lampion juga membantu Dewa Dapur menemukan pintu rumah mereka dalam perjalanan kembali.

ANDINI SABRINA | HINDUSTAN TIMES | TOP MARKS

Baca juga: Destinasi Wisata Tahun Baru Imlek di Indonesia, Bali Menggeser Bandung

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

1 hari lalu

Pengunjung bersantai di salah satu pantai di Nusa Dua, Bali, pada libur Lebaran 2024 (Dok. ITDC)
Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

Segara Kerthi merupakan kearifan lokal memuliakan air di Bali, akan ditunjukkan kepada dunia, khususnya kepada delegasi WWF.


Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

13 hari lalu

Kapal kajang terparkir di Sungai Mahat Gunung Malintang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra barat. Kapal ini disiapkan untuk perhelatan Alek Bakajang pada 13-17 April 2024. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

Alek Bakajang diyakini masyarakat sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, biasanya dilaksanakan tiga hari setelah Idulfitri.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

15 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

16 hari lalu

Penari Seblang mengenakan omprok (hiasan kepala) dari janur, daun pisang muda, dan hiasan bunga segar untuk menutup kepala dan wajah. Tradisi ini digelar 15-21 April 2024 (Diskominfo Kabupaten Banyuwangi)
Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

Seblang merupakan salah satu tradisi adat suku Osing di Banyuwangi dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.


Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

16 hari lalu

Gunungan sayur-mayur dan ketupat menjadi bagian dari rangkaian acara Bakdo Sapi yang diadakan di Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 17 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

Tradisi Bakdo Sapi digelar di akhir perayaan Lebaran, bertepatan dengan kupatan atau syawalan


Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

21 hari lalu

Lebaran Topat di Lombok Barat 2023 (dok. Dinas Pariwisata Lombok Barat)
Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

Lebaran Topat tahun ini akan digelar pada hari Rabu, 17 April 2024


Berbagai Tradisi Lebaran di Luar Negeri, dari Arab Saudi hingga Senegal

24 hari lalu

Warga Saudi menyambut penetapan Hari Raya Idul Fitri pada hari Selasa dengan antusias.[Saudi Gazette]
Berbagai Tradisi Lebaran di Luar Negeri, dari Arab Saudi hingga Senegal

Setiap negara punya tradisi unik dalam merayakan hari raya Idulfitri atau Lebaran. Di Indonesia, Lebaran dirayakan pada 10 April 2024.


Asal-Usul Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

36 hari lalu

Sejumlah pemuda memukul bekas tong plastik sambil menyanyikan lagu-lagu religi saat berkeliling pemukiman untuk membangunkan sahur di Balakong, Malaysia, 26 Maret 2023. Sejumlah pemuda berkeliling pemukiman warga sembari memainkan musik dengan bekas tong plastik dan menyanyikan lagu religi untuk membangunkan sahur pada bulan Ramadan. REUTERS/Hasnoor Hussain
Asal-Usul Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

Asal-usul tradisi membangunkan sahur di Indonesia diyakini telah eksis sejak Islam masuk ke Tanah Air dan memiliki sebutan berbeda di setiap daerah.


Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

42 hari lalu

Senja di desa adat Waerebo, 28 April 2017. Desa adat Waerebo terletak di atas ketinggian 1200 Mdpl di Kabupaten Manggarai, NTT. ANTARA FOTO
Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

Wae Rebo, desa di perbukitan Pulau Flores, NTT dinobatkan sebagai salah satu kota kecil tercantik di dunia oleh The Spector Index, serta diakui UNESCO


Mengenal Makanan Gohyong, Bukan Kuliner Korea

44 hari lalu

Gohyong. Shutterstock
Mengenal Makanan Gohyong, Bukan Kuliner Korea

Gohyong menjadi jananan kaki lima yang tengah naik daun saat ini. Namanya seperti kuliner Korea, ternyata akulturasi Tinghoa dan Betawi.