TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kabupaten Sleman mengingatkan masyarakat dan wisatawan menjauhi sungai-sungai berhulu Gunung Merapi. Mulai Sabtu, 4 Desember 2021, Kabupaten Sleman menetapkan status tanggap darurat bencana lahar hujan Gunung Merapi.
Penetapan status darurat itu menyusul banjir lahar dingin Gunung Merapi yang semakin membahayakan dan turut merusak jaringan air bersih. "Untuk sementara jangan mendekati sungai-sungai di lereng Gunung Merapi sampai situasi benar-benar aman," kata Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo pada Senin, 6 Desember 2021. "Status tanggap darurat berlaku sampai 15 Desember 2021."
Sejumlah destinasi wisata di sekitar sungai di lereng Merapi memang menjadi daya tarik selama ini. Wisatawan biasanya sekedar bermain air, bersantai, atau berpetualang dengan naik mobil jeep ke Gunung Merapi.
Kepala Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan ada sejumlah sungai di lereng Gunung Merapi yang perlu diwaspadai. "Potensi bahaya Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah Sungai Woro, 5 kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih," kata Hanik.
Dia menjelaskan, masyarakat perlu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat hujan di sekitar gunung. Pada Senin sore, 6 Desember 2021, turun hujan di kawasan puncak Gunung Merapi yang kembali memuntahkan awan panas berturut-turut.
Sedikitnya tiga kali awan panas guguran dan sembilan kali lava pijar dengan jarak luncur 1.800 meter mengarah ke barat daya dan Kali Bebeng. "Masyarakat yang masih beraktivitas di aliran sungai yang berhulu ke Gunung Merapi harus waspada bahaya lahar," kata Hanik. Rentetan awan panas ini kemungkinan terjadi setelah hujan yang intens di sekitar puncak Gunung Merapi.
Baca juga:
Gunung Merapi dan 3 Erupsi di Dunia yang Jadi Destinasi Wisata
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.