TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi tak menampik peningkatan mobilitas wisatawan belakangan di Yogyakarta diikuti dengan naiknya tren penularan Covid-19.
“Penularan kasus di Kota Yogyakarta paling banyak dari kontak erat. Penyintas umumnya tidak mengetahui terkena di mana maupun riwayat perjalanan ke luar kota atau bertemu dengan orang yang ternyata positif Covid-19,” kata Heroe, Senin, 8 November 2021.
Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta itu merinci pada awal November ini, dari sisi pertumbuhan kasus Covid-19 terlihat mulai ada kenaikan. Jika pada Agustus, September, dan Oktober kasus baru cenderung turun dengan pertumbuhan kasus sekitar di bawah lima kasus per hari, mulai November ini pertumbuhan kasus mulai bergerak di atas lima kasus.
“Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit, shelter dan isolasi mandiri dalam lima hari terakhir juga mulai ada tambahan. Tapi secara umum kasus masih bisa dikendalikan,” kata Heroe. “Ini warning bagi kita semua untuk menekan agar tidak ada pertumbuhan kasus lebih dari sekarang. November ini betul- betul harus bisa ditekan lagi."
Meskipun di Kota Yogyakarta belum ditemukan adanya klaster baru seperti klaster destinasi, sekolah maupun kegiatan sosial masyarakat seperti kabupaten lain di DIY, Heroe meminta warga tak menyepelekan protokol. "Kami ajak wisatawan pegang semboyan datang ke Yogya sehat, pulang dari Yogya juga sehat,” kata dia.
Menurut Heroe, skrining acak pekan ini mulai digelar lagi untuk melihat apakah ada sebaran di perkantoran dan tempat- tempat umum serta wisata karena belakangan kunjungan wisatawan melesat di Kota Yogya. Kegiatan-kegiatan di masyarakat maupun usaha khususnya jasa wisata akan dipantau agar memenuhi ketentuan kapasitas maksimal seperti yang diatur dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengakui wisatawan mulai percaya diri ke Yogyakarta di masa PPKM Level 2 ini. "Tempat wisata mulai penuh, wisatawan percaya diri melakukan perjalanan ke Yogyakarta," ujarnya.
Singgih menuturkan sudah mulai banyak juga instansi pemerintah luar daerah yang menggelar rapat-rapat di Yogyakarta. Hal ini memicu keterisian kamar hotel-hotel Yogyakarta membaik.
Singgih merinci saat ini total ada 135 tempat wisata di DI Yogyakarta yang sudah beroperasi, termasuk wilayah pantai. Mereka semua menerapkan QR code PeduliLindungi yang memang sudah menjadi syarat. “Tapi untuk penegakan hukum terus berjalan jika ada destinasi atau usaha jasa wisata yang melanggar protokol, karena dari Satpol PP terus melakukan pemantauan,” kata dia.
Baca juga: Cara Yogyakarta Wujudkan Setiap Kelurahan Jadi Kampung Wisata