TEMPO.CO, Yogyakarta - Kawasan Malioboro di Kota Yogyakarta tak kunjung mendapatkan QR Code untuk akses aplikasi PeduliLindungi hingga awal November ini. Padahal wisatawan yang menyambangi kawasan pusat belanja dan cinderamata di tengah kota Yogya itu kian tak terbendung lagi.
Oleh sebab itu, tak lama setelah meluncurkan One Gate System untuk membatasi jumlah dan durasi transit bus wisata yang masuk kota, Pemerintah Kota Yogyakarta akhir pekan ini menyiapkan uji coba kebijakan baru. Yakni berupa pembatasan durasi kunjungan wisatawan Malioboro melalui aplikasi bernama Sugeng Rawuh.
"Dari aplikasi Sugeng Rawuh ini sasarannya skrining pengunjung untuk pembatasan waktu kunjungan maksimal dua jam ketika mereka berada di Malioboro," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Selasa, 2 November 2021.
Heroe mengatakan uji coba pembatasan durasi Malioboro dua jam ini diluncurkan untuk melengkapi kebijakan One Gate System yang sebelumnya mengatur parkir bus wisatawan maksimal tiga jam. "Sebab dari evaluasi Sabtu- Minggu lalu (30-31 Oktober) kemarin, kunjungan wisata ke Malioboro cukup tinggi," kata Heroe.
Pantauan Tempo saat itu, kawasan Malioboro penuh wisatawan dari ujung ke ujung.
Dengan kebijakan pembatasan durasi ini, setiap wisatawan yang nantinya hendak memasuki kawasan Malioboro wajib mengunduh aplikasi Sugeng Rawuh ini, baik melalui Play Store maupun App Store di gawainya. Lewat aplikasi itu, nomor telepon pengunjung akan terdata dan akan mendapatkan notifikasi pengingat jika waktu kunjungannya telah habis.
Untuk membatasi kunjungan selama masa PPKM ini, Pemkot Yogya mengakui sebenarnya sudah menerjunkan tim untuk melakukan penguatan dan pengawasan. Namun antusiasme wisatawan sangat tinggi dan kerumunan sulit dihindari.
"Jadi memang perlu upaya-upaya ekstra agar situasi tetap kondusif di tengah penurunan kasus saat ini. Ekonomi bisa berjalan namun kesehatan juga bisa tetap terjaga," kata Heroe yang juga Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta itu.
Pemkot Yogya mengakui mengembangkan aplikasi Sugeng Rawuh untuk skrining durasi kunjungan wisatawan ini juga karena
aplikasi PeduliLindungi tidak bisa membatasi waktu kunjungan dalam waktu tertentu yang dianggap ideal. "Jadi sebenarnya aplikasi Sugeng Rawuh di Malioboro berfokus pada pembatasan waktu kunjungan agar menekan kerumunan ," kata Heroe.
Baca juga: Wisatawan Malioboro Yogyakarta yang Belum Vaksinasi Covid-19 Bakal Masuk Mobil