Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisata ke Bromo Tengger Semeru, Beli Oleh-oleh Terong Belanda yang Menyehatkan

image-gnews
Buah terong belanda hasil bumi Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. TEMPO | Abdi Purmono
Buah terong belanda hasil bumi Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. TEMPO | Abdi Purmono
Iklan

TEMPO.CO, MALANG - Cita-cita wisatawan yang datang ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru umumnya menikmati keindahan alam di pegunungan tersebut. Setelah itu, mereka sejatinya tak hanya bisa membawa pulang kenangan menakjubkan, namun juga oleh-oleh yang berasal dari hasil bumi tanah Tengger.

Hasil bumi itu adalah terong belanda. Masyarakat mempopulerkannya dengan sebutan "terong belanda Tengger" atau cukup "terong Tengger". Tanaman terong belanda di Ngadas sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Kini, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengembangkan pembudidayaan terong belanda dalam skala besar untuk membantu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat desa sekaligus mendukung pariwisata dalam kawasan TNBTS.

Pelaksana Tugas Kepala Balai Besar TNBTS, Novita Kusuma Wardani mengatakan, pembudidayan tanaman bernama ilmiah Solanum betaceum itu merupakan bagian dari program kemitraan antara TNBTS, yang diprioritaskan bagi masyarakat Desa Ngadas di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, serta masyarakat Desa Ranupani di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Desa Ngadas seluas 395 hektare dan Desa Ranupani seluas 8.293 hektare merupakan dua desa enklave, yaitu desa yang batas wilayah administrasi dan geografinya tepat berada di jantung kawasan TNBTS. "Hanya ada satu kelompok tani binaan kami yang menggarap terong belanda, yaitu Adas Mulyo di Desa Ngadas," kata Novita kepada Tempo, Ahad siang, 31 Oktober 2021.

Ketua Kelompok Tani Adas Mulyo, Sampetono memetik terong belanda di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Jumat sore, 29 Oktober 2021. TEMPO | Abdi Purmono

Lahan konsensi yang digarap Adas Mulyo seluas sekitar 11 hektare. Sebelumnya, mereka sudah bekerja sama dengan Japan International Cooperation System (JICS), salah satu lembaga pelaksana teknis bantuan pemerintah Jepang yang berada di bawah Kementerian Luar Negeri Jepang. Lahan garapan Adas Mulyo terletak dalam zona tradisional.

Perlu diketahui, kawasan TNBTS terbagi dalam tujuh zona pengelolaan, yakni inti, rimba, pemanfaatan, rehabilitasi, tradisional, khusus, dan religi. Zona tradisional seluas 3.140 hektare. Jadi, lahan budidaya terong belanda garapan Adas Mulyo tak sampai satu persen dari luas zona tradisional. "Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu pada zona tradisional oleh kelompok Adas Mulyo bisa membantu peningkatan ekonomi masyarakat, sekaligus mengurangi mengurangi tekanan terhadap kawasan TNBTS," ujar Novita.

Ketua Kelompok Tani Adas Mulyo, Sampetono mengatakan, program kemitraan pembudidayaan terong belanda dengan Balai Besar TNBTS berlaku sejak September 2018. Balai Besar TNBTS membantu melatih 87 anggota Adas Mulyo mengolah terong belanda menjadi produk bernilai ekonomi. Mereka juga mendapat bantuan peralatan dan mesin pengolah terong belanda.

Buah terong belanda hasil bumi Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. TEMPO | Abdi Purmono

Lahan tanaman terong belanda garapan Adas Mulyo tepatnya berada di Blok Beji. Setiap satu hektare lahan ditanami 120-130 pohon terong belanda. Total sekitar 1.320 sampai 1.430 pohon terong belanda yang ditanam. Saat ini, tanaman terong belanda itu berusia dua tahun dan mulai memasuki masa panen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sampetono memperkirakan, setiap pohon rata-rata menghasilkan 5 kilogram terong belanda. Jika dijumlahkan semua, maka hasilnya setara 6.600 kilogram hingga 7.430 kilogram terong belanda sekali panen. Namun demikian, mereka masih membutuhkan persiapan dan berharap terong belanda bisa dipanen serentak pada minggu pertama atau minggu kedua November 2021.

Rencananya hasil panen terong belanda diolah jadi beberapa produk komersial, seperti sirup, selai, dan keripik. Terong belanda juga bisa langsung dijual kepada wisatawan atau dititipkan ke sejumlah toko buah di Kota Malang. Semua produknya diberi merek Adas Mulyo.

Kendati bukan tanaman asli TNBTS, terong belanda sudah ditanam leluhur Tengger di Desa Ngadas jauh sebelum Indonesia merdeka. Lagi pula, kata Sampetono, terong belanda terbilang istimewa karena menjadi satu-satunya tanaman buah yang bisa ditanam di desa dengan ketinggian 2.150 meter di atas permukaan laut (mdpl) sekaligus menjadi desa berlokasi tertinggi di Kabupaten Malang.

"Terong belanda hanya bisa tumbuh di dataran tinggi. Desa Ngadas ini habitat ideal bagi tanaman terong belanda dan buah karika (pepaya gunung)," kata Sampetono. Dulu, masyarakat setempat mengkonsumsi sendiri atau membiarkan begitu saja terong belanda berserakan di ladang. Sekarang, mereka bisa mengolah buah terong belanda untuk memperkuat daya tarik pariwisata desa.

Sampetono semakin bersemangat sejak PT Winuta Alam Indah (WAI) membuka proyek pembangunan destinasi wisata baru di Blok Jemplang, Desa Ngadas. Investor ini bersedia mengucurkan dana tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) untuk pengembangan tanaman terong belanda.

Perwakilan PT Winuta Alam Indah, Harjono mengatakan telah berbicara dengan manajemen Hotel Indonesia soal budidaya terong belanda di Desa Ngadas. Meski belum ada kesepakatan yang ditandatangani kedua pihak, dia memberikan sinyalemen positif. "Mereka terkesan bersedia menyerap hasil panen terong belanda Tengger dari Desa Ngadas," kata Harjono. Sebelum sepakat, tentu manajemen Hotel Indonesia ingin melihat langsung seperti apa budidaya terong belanda di Desa Ngadas dan berdiskusi dengan para petani.

Bukan hanya menjadi daya tarik wisata dan mendorong perekonomian petani Desa Ngadas, terong belanda juga bermanfaat untuk kesehatan. Terong belanda membantu mengatasi masalah pencernaan, mencegah kanker, menjaga metabolisme tubuh, menstabilkan tekanan darah, membantu menurunkan berat badan, hingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Baca juga:
Kuliner Yadnya Karo Suku Tengger Desa Ngadas, Ada Krangean Si Buah Ajaib

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Timnas Tajikistan Lolos 8 Besar Piala Asia U-23 2024, Berikut 8 Rekomendasi Destinasi wisata di Negara Asia Tengah Itu

1 hari lalu

Suasana benteng Hisor yang berada di komplek kota tua Hisor (Hissar), Tajikistan, Selasa 10 September 2019. Menurut Kepala Museum Hisor, Akmal Hamido, Hisor  dulunya merupakan ibu kota Tajikistan sekaligus pusat pemerintahan dan perekonomian. Penjelajah dunia Marcopolo serta penakluk dunia Alexander Agung dan Jenghis Khan pernah singgah di kota ini. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
Timnas Tajikistan Lolos 8 Besar Piala Asia U-23 2024, Berikut 8 Rekomendasi Destinasi wisata di Negara Asia Tengah Itu

Timnas Tajikistan berhasil lolos 8 besar Piala Asia U-23 2024. Di manakah letak negara ini, destinasi wisata apa saja yang ditawarkannya?


Wahana Edukasi Baru, Ajak Anak Mengenal Dunia Penerbangan

1 hari lalu

Seorang anak mencoba wahana baru Flight Academy, kolaborasi Traveloka dan KidZania Jakarta. (dok. Traveloka)
Wahana Edukasi Baru, Ajak Anak Mengenal Dunia Penerbangan

Flight Academy, wahana baru kolaborasi Traveloka dan KidZania Jakarta bisa jadi pilihan mengajak anak menjelajahi dunia penerbangan


Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

1 hari lalu

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo. Foto : Dok/Andri
Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.


Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

2 hari lalu

Anastasya Poetri tampil di BNI Java Jazz Festival 2023, Minggu, 4 Juni 2023. Dok. Anastasya Poetri
Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.


Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

2 hari lalu

Suasana alam di lokasi wisata di kepulauan Karimunjawa. (Dok.Tim ITB)
Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

Jepara asal RA Kartini memiliki beragam potensi destinasi wisata menarik, salah satunya adalah Taman Nasional Karimunjawa.


5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

2 hari lalu

Pengunjung melihat kawah dari kaldera Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

Tak hanya punya api biru, kawah Ijen punya berbagai keunikan yang membuat turis asing penasaran untuk datang.


Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

3 hari lalu

Macau Tower atau Menara Macau. Unsplash.com/Chris Wu
Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

Menikmati liburan di Macau tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal


Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

3 hari lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Mathilda Khoo
Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.


7 Hal yang Perlu Diketahui Saat Traveling ke Yunani

3 hari lalu

Pemandangan Gunung Lycabettus, Athena, Yunani. Unsplash.com/Lazarescu Alexandra
7 Hal yang Perlu Diketahui Saat Traveling ke Yunani

Ada beberapa hal yang harus diketahui wisatawan sebeulum berkunjung Yunani


Istana Gyeongbokgung Buka Tur Malam Hari Mulai 8 Mei 2024

3 hari lalu

Istana Gyeongbokgung di Korea Selatan. Unsplash.com/Yeojin Yun
Istana Gyeongbokgung Buka Tur Malam Hari Mulai 8 Mei 2024

Setiap tahun tur malam hari Istana Gyeongbokgung dibuka dua kali, saat musim semi dan musim gugur