TEMPO.CO, Jakarta - Verijet, perusahaan penyewaan jet pribadi menawarkan sebuah perjalanan tak biasa bagi wisatawan. Tak sekadar bisa menaiki pesawat jet dengan teknologi kecerdasan buatan atau IA, Verijet mengajak wisatawan melihat fenomena alam yang menakjubkan.
Perusahaan itu hadir meramaikan kancah penerbangan swasta pada November 2020. VeriJet menawarkan layanan lebih dari sekadar memiliki hanggar pribadi atau menghindari keramaian terminal bandara komersial, mereka memiliki sistem menyediakan hanggar terdekat ke titik awal dan tujuan pelanggannya.
Karena pesawatnya yang berukuran 'ekonomis', VeriJet dapat terbang keluar dari hampir semua hanggar di Amerika Serikat. Ekspansi VeriJet baru-baru ini ke Pantai Barat menempatkan 5.400 bandara Amerika, yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan di bidang perjalanan pribadi.
Kini mereka menawarkan penumpang terbang hingga 31.000 kaki untuk melihat beberapa peristiwa langit yang paling ditunggu di alam semesta. VeriJet saat ini sedang membawa penumpang untuk melihat hujan meteor Perseid yang sedang berlangsung. Termasuk berburu Northern Lights dan aurora borealis di atas awan.
VeriJet juga sudah merencanakan safari jet untuk menunjukkan kepada penumpang pemandangan sekali seumur hidup, seperti migrasi beruang kutub di Lingkaran Arktik.
Di tahun-tahun mendatang, VeriJet sudah berencana untuk ekspansi ke Eropa. Namun untuk saat ini, mereka berfokus pada penetapan standar yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu penerbangan yang sepenuhnya pribadi dengan biaya US$ 3.000 (Rp 43 juta) per jam tanpa biaya reposisi. Lini bisnis utama perusahaan jet pribadi itu saat ini adalah penerbangan pribadi pendek di bawah 800 mil laut.
TRAVEL AND LEISURE
Baca juga: Setelah Pandemi, Tur Pribadi yang Mewah Lebih Disukai