TEMPO.CO, Jakarta - Tren berwisata diperkirakan berubah jika pandemi virus corona (Covid-19) telah berakhir. Demikian menurut pendapat Pimpinan Eksekutif (CEO) PrivateFly, Adam Twidell. Ia berharap tur pribadi menjadi tren baru, ketika bepergian dengan berkelompok kurang diminati.
"Klien kami telah menerima bahwa mereka akan melakukan perjalanan lebih sedikit tahun sekarang," kata Twidell, dikutip dari Insider, belum lama ini.
PrivateFly adalah perusahaan broker jet charter swasta global. Twidell menjelaskan, pihak perusahaan telah menerima banyak minat dari pelanggan jet pribadi. Perbandingan itu, kata dia, biasanya pemesanan klien baru sekitar 25 persen. Belum lama ini, ia menambahkan, pemesanan meningkat 65 persen.
"Mereka memberi tahu kami, bahwa tidak akan pergi liburan sebanyak dulu," katanya. Para pelancong cenderung ingin memanfaatkan penerbangan semacam itu. Liburan bisa lebih lama, tapi tidak perlu sering.
James Lohan, selaku pendiri dan kepala kreatif Mr and Mrs Smith, spesialis hotel butik, pun memandang hal yang sama ihwal tren berwisata setelah pandemi. Para pelancong wisata mewah akan mengutamakan privasi daripada biaya. "Pengalaman akan menjadi lebih pribadi," ucapnya.
Maskapai penerbangan komersial seluruh dunia harus menyeimbangkan keselamatan dan keuntungan selama pandemi, sebagaimana dilaporkan Traveller. Beberapa bulan belakangan maskapai yang sudah beroperasi cenderung membentuk pula masa depan penerbangan. Meski beberapa juga sedang memperbaiki untuk jangka pendek. Misalnya, mengosongkan beberapa kursi pesawat atau membatasi jumlah tiket.
INSIDER | TRAVELLER