Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Riwayat Kampung Bugisan, Napak Tilas Prajurit Bugis di Yogyakarta

Reporter

image-gnews
Selain berbaris, Bregada Prajurit Keraton juga melakukan beberapa tarian. Foto: @soedarman_husaeni
Selain berbaris, Bregada Prajurit Keraton juga melakukan beberapa tarian. Foto: @soedarman_husaeni
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kampung Bugisan merupakan nama salah satu kampung di Yogyakarta yang kemudian menjadi nama jalan di sudut Kota Jogja, yakni Jalan Bugisan. Daerah ini memiliki sejarah yang cukup menarik. Bugisan berasal dari nama kesatuan prajurit di Keraton Yogyakarta yang terdiri dari orang-orang Suku Bugis.

Kampung Bugisan dinamakan Bugisan karena zaman dahulu wilayah ini ditempati oleh anggota prajurit atau bregada dari kesatuan bugis. Bugisan diambil dari nama Bugis, salah satu suku yang mendiami Sulawesi.

Prajurit Bugis awalnya adalah prajurit Keraton Surakarta yang diutus untuk mengawal Gusti Kanjeng Ratu Bendoro, putri ke-2 Hamengkubuwono I, Raja Yogyakarta. GKR Bendoro merupakan istri dari Mangkunegoro I yang hendak diceraikan dan akan dipulangkan ke orang tuanya di Yogyakarta.

Mangkunegoro I menyiapkan prajurit suku Bugis yang terkenal berani untuk mengawal perjalanan GKR Bendoro. Hal ini untuk mengantisipasi kemarahan Hamengkubuwono I.

Namun, ternyata alih-alih marah, Raja Yogyakarta tersebut menerima dengan suka cita, putrinya beserta para pengawalnya.

Sambutan baik dari sang raja Yogyakarta itu membuat para Prajurit Bugis itu merasa nyaman dan merasa dianggap oleh Hamengkubuwono beserta rakyatnya. Selang berapa lama dari kedatangannya, prajurit Bugis pun memutuskan untuk menetap di Yogyakarta.

Penguasa Yogyakarta saat itu pun menyambut baik keputusan mereka dengan memasukkannya sebagai bagian dari pasukan Keraton Yogyakarta. 

Melansir dari laman Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, sebelum masa Sri Sultan Hamengku Buwono IX, prajurit Bugis bertugas di Kepatihan sebagai pengawal Pepatih Dalem.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada masa Sri Sultan HB IX, prajurit Bugisan ditarik menjadi satu dengan prajurit Keraton. Dalam upacara Grebeg Besar dan Grebeg Maulud, mereka bertugas sebagai pengawal gunungan. 

Secara filosofis, Prajurit Bugis bermakna pasukan yang kuat, seperti sejarahnya yang berasal dari Bugis, Sulawesi. 

Bendera Prajurit Bugis adalah Wulan-Dadari, yang berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hitam. Di tengahnya ada lingkaran dengan warna kuning emas. 

Wulan-dadari sendiri berasal dari kata wulan yang berarti bulan dan dadari yang berarti mekar. Secara filosofis, maknanya pasukan ini diharapkan selalu menerangi dalam kegelapan. Ibarat bulan di malam hari yang menerangi bumi menggantikan fungsi matahari.

Sampai sekarang, prajurit Bugisan masih dilibatkan sebagai pengawal upacara Grebeg Besar dan Grebeg Maulud yang diadakan oleh Keraton Yogyakarta. Upacara ini merupakan puncak sekaligus untuk mengakhiri perayaan Sekaten.

M. RIZQI AKBAR 

Baca: Seniman Yogya Merayakan Keberagaman di Kampung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

16 jam lalu

Logo Partai Golkar
Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota


Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Spot wisata Kano Maritim Mangrove Baros di Bantul Yogyakarta. Dok. Pemda DIY
Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.


Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Proses evakuasi korban jatuh ke jurang di tebing Pantai Ngluwo Gunungkidul, Ahad, 28 April 2024 (Dok. Istimewa)
Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

2 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

6 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

7 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

7 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

7 hari lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.