TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang hendak melancong ke pantai-pantai Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, dari jalur timur atau Piyungan, pasti bakal melewati sebuah kawasan sejuk bernama Hutan Bunder. Area Hutan Bunder kerap menjadi tempat singgah pelaku perjalanan untuk beristirahat.
Ketika berehat di Hutan Bunder, hiruplah udara sebanyak mungkin. Oksigen yang berlimpah membuat hawa terasa sejuk, meredakan penat, menyegarkan tubuh, dan memulihkan tenaga. Selain relaksasi, para pelancong yang mampir di Hutan Bunder juga dapat mengetahui bagaimana cara membuat minyak kayu putih.
Di kawasan Hutan Bunder Gunungkidul, Yogyakarta, itu terdapat sentra penyulingan minyak kayu putih bernama Pabrik Sendangmole. Sentra penyulingan minyak kayu putih ini menyerap tenaga kerja dari penduduk desa di sekitar kawasan hutan itu.
"Jumlah minyak kayu putih yang dihasilkan Pabrik Sendangmole Hutan Bunder ini sebenarnya dapat lebih ditingkatkan seiring makin tingginya kebutuhan minyak kayu putih di Indonesia," kata Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menyambangi kawasan itu, Senin 19 April 2021.
Pekerja menyiapkan bahan baku untuk penyulingan minyak kayu putih di kawasab Hutan Bunder Gunungkidul Yogyakarta. Dok. Pemerintah DI Yogyakarta
Catatan Sultan, produksi Pabrik Sendangmole dalam satu tahun saat ini telah mampu menghasilkan sekitar 22.816,64 liter minyak kayu putih dari 2.492 ton daun. Untuk mencapai hasil tersebut, pabrik itu membutuhkan sekitar 18 ton daun per hari untuk disuling.
Pabrik Sendangmole mengolah daun kayu putih yang berasal dari tegakan kayu putih di kawasan hutan Balai Kesatuan Pengelola Hutan atau KPH di Bagian Daerah Hutan (BDH) Playen, BDH Paliyan, dan BDH Panggang. Luasnya mencapai 2.049 meter persegi. "Pemetik daun kayu putih biasanya mampu mengumpulkan sekitar 150 kilogram per hari," kata Sultan.
Dengan perhitungan itu, Sultan menuturkan masyarakat sekitar kawasan Hutan Bunder tidak hanya bekerja sebagai karyawan pabrik saja, tapi juga bisa berwirausaha. Misalnya dengan menanam pohon kayu putih secara mandiri, karena harganya cukup bagus.
Pekerja menyiapkan bahan baku untuk penyulingan minyak kayu putih di kawasab Hutan Bunder Gunungkidul Yogyakarta. Dok. Pemerintah DI Yogyakarta
"Tanah-tanah, asal bukan tanah desa dan ada di wilayah Gunungkidul bisa dimanfaatkan untuk menanam kayu putih bersama dengan sistem bagi hasil," kata Sultan. Dia juga menyarankan agar pemanfaatan tanah tak hanya digunakan untuk satu jenis tanaman saja. "Pohon kayu putih itu kan besar, kalau dilakukan tumpang sari juga tidak masalah."
Dengan sistem tumpang sari, sebelum masa panen tanaman kayu putih selama 28 bulan, masyarakat diharapkan sudah bisa menikmati penghasilan tambahan. Misalkan dari tanaman jagung, kacang tanah, atau palawija.
Bupati Gunungkidul, Yogyakarta, Sunaryanta mengatakan dari kawasan hutan itu sendiri ditargetkan terjadi peningkatan produksi minyak kayu putih. Musababnya, kebutuhan minyak kayu putih nasional sekitar 3.500-an ton per tahun. "Dari Gunungkidul baru bisa memasok 600 ton per tahun," ujarnya.
Baca juga:
Dilarang Mudik Lebaran, Angkutan Liar Bakal Merajalela