TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia masih berkompromi dengan pemerintah Singapura untuk menerapkan travel bubble di Provinsi Kepulauan Riau. Dari serangkaian negosiasi, sudah dua kali rencana pemberlakuan travel bubble batal.
Travel bubble antara Nongsa - Singapura dan Bintan - Singapura awalnya berlaku pada 21 April 2021, kemudian diundur menjadi 7 Mei 2021. Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menyatakan rencana tersebut mundur lagi menjadi Agustus 2021.
"Kunci supaya travel bubble ini terwujud adalah dengan menekan angka kasus Covid-19," kata Ansar Ahmad di Batam, Kepulauan Riau, Senin 19 April 2021. Dia menjelaskan, travel bubble Indonesia - Singapura di Kepulauan Riau hanya berlaku untuk wisatawan yang masuk ke Nongsa di Batam dan Bintan Resort di Bintan.
Pemerintah Singapura, menurut Ansar, kembali menunda pemberlakuan travel bubble tersebut karena memperhatikan kasus Covid-19 di Provinsi Kepulauan Riau yang cenderung bertambah akhir-akhir ini. Kendati kasus Covid-19 di dua destinasi wisata tadi, yakni Nongsa di Batam dan Bintan Resort di Bintan dapat dikenalikan, kasus Covid-19 di Provinsi Kepulauan Riau secara keseluruhan meningkat.
Petugas Banyan Tree, salah satu resort di Lagoi Bintan memeriksa suhu tubuh pengunjung pada Sabtu, 26 September 2020. Banyan Tree mendapat sertifikasi Indonesia Care. TEMPO | Yogi Eka Sahputra
Mengutip informasi dari situs resmi Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Kepulauan Riau, hingga 3 April 2021 tercatat 9.303 kasus Covid-19 dengan penambahan 56 kasus. Rinciannya, 3 kasus di Kota Batam, 47 kasus di Kota Tanjung Pinang, dan Kabupaten Bintan dengan 6 kasus Covid-19.
Ansar Ahmad menyatakan, sejatinya angka penularan di kawasan khusus wisata di Nongsa dan Bintan Resort telah terkendali. Namun dia mengakui secara keseluruhan memang kasus Covid-19 di Provinsi Kepulauan Riau bertambah.
"Kami mendorong supaya travel bubble ini bicara point to point. Lingkupnya hanya Singapura - Nongsa dan Singapura - Bintan Resort. Jaga betul kawasan itu," katanya. Meski begitu, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dapat memahami pertimbangan pemerintah Singapura yang memperhatikan kondisi kasus Covid-19 secara keseluruhan.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, menurut Ansar Ahmad, berupaya mendorong travel bubble dengan Singapura demi menyelamatkan sektor pariwisata. Apabila perbatasan tidak dibuka untuk perjalanan wisata secara terbatas, maka bakal terjadi pemutusan hubungan kerja besar-besaran di hotel dan resor.
Baca juga:
Sandiaga: Pembukaan Gerbang Turis Singapura Tunggu Pertemuan Dua Kepala Negara