Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sultan HB X 32 Tahun Bertahta, Ini Rangkaian Acara dan Doa Keraton Yogyakarta

image-gnews
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, 10 Oktober 2017.  ANTARA FOTO
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, 10 Oktober 2017. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Keraton Yogyakarta memperingati Tingalan Jumenengan Dalem atau ulang tahun kenaikan tahta Raja Keraton Sri Sultan Hamengku Buwono X atau Sultan HB X. Peringatan itu dilakukan setiap tanggal 29 Rejeb atau berdasarkan hitungan Kalender Jawa.

Pada 2021 ini, menurut Kalender Jawa bertepatan dengan Sabtu, 13 Maret 2021 (29 Rejeb Tahun Jimakir 1954). Jika dihitung berdasarkan tahun Masehi, Sultan HB X genap bertahta selama 32 tahun pada 7 Maret tahun ini.

Dalam memperingati kenaikan tahta kali ini, Keraton Yogyakarta menggelar rangkaian upacara yang dilaksanakan mulai 27 Rejeb atau Kamis, 11 Maret 2021.

Pada 27 Rejeb, Keraton Yogyakarta akan memulai tradisi peringatan dengan prosesi Ngebluk atau membuat adonan kue apem, makanan khas tradisional Jawa berbahan dasar tepung beras dan gula.

Kemudian pada 28 Rejeb atau Jumat, 12 Maret 2021 dilaksanakan tradisi Ngapem, yakni prosesi pembuatan apem yang biasanya juga diikuti keluarga inti Sultan HB X.

Selanjutnya pada 29 Rejeb atau Sabtu, 13 Maret digelar puncak tradisi Sugengan, yakni doa bersama untuk memohon usia panjang Sultan, kecemerlangan tahta Sultan dan kesejahteraan bagi rakyat Yogyakarta.

Kemudian pada esok harinya sebagai peringatan hari penobatan 30 Rejeb atau 14 Maret 2021 digelar acara labuhan atau melarung sejumlah persembahan atau ubo rampe berupa hasil alam ke laut melalui Pantai Parangkusumo. Selain Labuhan Parangkusumo, digelar labuhan Lawu dan Labuhan Merapi.

Labuhan ini bermakna sebagai doa dan pengharapan untuk membuang segala macam sifat buruk.

"Dengan masih adanya pandemi Covid-19, pelaksanaan seluruh rangkaian acara digelar dengan pembatasan, baik personil maupun tata cara pelaksanaan. Acara juga digelar secara tertutup atau tidak membuka akses untuk umum," ujar
Penghageng Kawedanan Hageng Punokawan Parwabudaya Keraton, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi.

Putri sulung Sultan HB X itu menuturkan bahwa meski terdapat penyesuaian pada prosesi, makna dan esensi dari upacara tersebut tidaklah hilang. Upacara adat yang telah berjalan ratusan tahun lamanya akan tetap berjalan sebagaimana mestinya walaupun dengan penyesuaian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adanya kebijakan ini merupakan wujud konsistensi Keraton Yogyakarta melaksanakan tradisi dalam situasi apa pun. “Seperti halnya pelaksanaan peringatan Tingalan Jumenengan Dalem tahun lalu, saat itu pandemi sudah ada. Pada saat itu, pelaksanaan Labuhan Lawu yang biasanya dilaksanakan sampai titik Hargo Dalem, disesuaikan hanya sampai titik Cemoro Kandang (bagian di Gunung Lawu)," kata GKR  Mangkubumi.

Meski begitu, ubo rampe yang disiapkan beserta prosesinya tetaplah sama. Tahun ini, berbagai penyesuaian tetap dilakukan. Acara di luar Hajad Dalem seperti pameran dan simposium juga akan disesuaikan.

GKR Mangkubumi mengatakan bahwa peringatan kenaikan tahta Sultan HB X ini dimaknai tak hanya sebagai pertambahan periode kekuasaan saja. Melainkan juga sebagai penanda bahwa zaman telah banyak berubah. 

Menurut GKR Mangkubumi, pada kepimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono X, keraton senantiasa berupaya untuk dapat relevan dengan perkembangan jaman. Menurut dia, teknologi telah sangat berkembang dan keraton tak menutup mata untuk menggunakannya untuk syiar budaya yang lebih luas.

"Kekayaan budaya keraton baik benda maupun tak benda didokumentasikan agar masyarakat bisa mengenal, mempelajari, kemudian ikut menjaga," kata GKR Mangkubumi.

Ia berharap dengan semakin bertambahnya periode tahta Sultan HB X, semakin banyak berkah yang terlimpah untuk Keraton dan warga Yogyakarta. “Sebagai seorang pemimpin, tentu kami semua berharap Ngarsa Dalem (Sultan HB X) selalu dilimpahi kesehatan agar selalu bisa menjadi sosok yang Hamengku (melindungi), Hamangku (mengutamakan kepentingan rakyat, lebih banyak memberi daripada menerima), dan Hamengkoni (menguatkan)," kata dia.

Selain adanya rangkaian upacara adat, peringatan Tingalan Jumenengan Dalem kali ini akan diisi dengan serangkaian kegiatan seperti pameran dan webinar terkait budaya keraton. Pada Sabtu, 13 Maret mendatang, bertepatan dengan hari penobatan Ngarsa Dalem Sultan HB X menurut kalender Jawa, akan digelar pementasan wayang wong lakon “Pandawa Mahabhiseka” persembahan KHP Kridhomardowo. Tayangan premiere pementasan tersebut dapat disimak melalui kanal Youtube Kraton Jogja mulai pukul 19.00 WIB.

Baca juga: PPKM Mikro Diperpanjang Lagi, Sultan HB X: Objek Wisata Silakan Beroperasi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

3 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.


Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

5 hari lalu

Kapal kajang terparkir di Sungai Mahat Gunung Malintang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra barat. Kapal ini disiapkan untuk perhelatan Alek Bakajang pada 13-17 April 2024. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

Alek Bakajang diyakini masyarakat sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, biasanya dilaksanakan tiga hari setelah Idulfitri.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

8 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

8 hari lalu

Penari Seblang mengenakan omprok (hiasan kepala) dari janur, daun pisang muda, dan hiasan bunga segar untuk menutup kepala dan wajah. Tradisi ini digelar 15-21 April 2024 (Diskominfo Kabupaten Banyuwangi)
Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

Seblang merupakan salah satu tradisi adat suku Osing di Banyuwangi dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.


Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

8 hari lalu

Gunungan sayur-mayur dan ketupat menjadi bagian dari rangkaian acara Bakdo Sapi yang diadakan di Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 17 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

Tradisi Bakdo Sapi digelar di akhir perayaan Lebaran, bertepatan dengan kupatan atau syawalan


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

8 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

10 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

Ribuan warga tampak berbaris mengular untuk bertemu Sultan HB X untuk open house sejak pagi hingga jelang tengah hari, Selasa 16 April 2024


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

11 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

12 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

14 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.