Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kuliner Sei Khas NTT, Cara Memasaknya Tidak Dipanggang Bukan Pula Dibakar

image-gnews
Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kuliner sei berasal dari Nusa Tenggara Timur atau NTT. Di daerah asalnya, daging yang biasa digunakan sebagai sei adalah daging babi. Ketika mulai populer di berbagai daerah, penjual sei memodifikasi bahan dengan menggunakan daging sapi. Yang penting, bagaimana mempertahankan teknik memasak dan cita rasanya agar tetap autentik.

Ahli kuliner Timor dari Komunitas Lakoatkujawas, Dicky Senda mengatakan orang yang belum tahu mungkin akan berpikir daging dalam kuliner sei diolah dengan cara dipanggang atau dibakar. "Padahal teknik memasak sei itu tidak dipanggang dan tidak pula dibakar," kata Dicky Senda kepada Tempo, Sabtu 9 Januari 2021.

Dicky menjelaskan, sei merupakan teknik memasak tradisional yang dilakukan selama berhari-hari oleh suku Molo, masyarakat Kepulauan Timor - kini dikenal dengan nama Nusa Tenggara Timur atau NTT, khususnya wilayah Timor Barat dan Timor Tengah Selatan. Sei menggunakan teknik mematangkan daging dengan menggunakan arang yang diletakkan jauh dari tempat pemanggangannya.

"Tinggi tempat meletakkan daging dari arang itu sangat jauh, bisa lebih dari dua meter," kata Dicky Senda. Tujuannya, tidak boleh ada asap sama sekali yang merasuk ke daging. Dengan begitu, daging tetap matang tanpa berubah cita rasanya.

Suku Molo yang tinggal di Pegunungan Mutih, wilayah Timor Tengah Selatan, melakukan sei dengan meletakkan daging di atas bara tanpa asap sama sekali. Tungku untuk menyalakan bara api terpisah dengan tempat mematangkan daging. Bara api harus terus menyala tanpa dikipas agar tidak menghasilkan asap.

Supaya bara pada arang awet, Suku Molo menggunakan kayu kosambi yang tebal dan besar. Mereka juga menggunakan daun kosambi sebagai penutup daging agar matang sempurna. Daun kosambi berfungsi sebagai penahan panas saat daging sedang disei sekaligus menjaga rasa dan warna asli daging. "Itu sebabnya warna daging sei tetap merah," kata Dicky.

Sei yang asli juga tidak menggunakan garam. Musababnya, Suku Molo yang tinggal di wilayah pegunungan tidak mengenal garam. "Garam dibawa oleh orang pesisir, mungkin mereka mengolahnya dengan cara berbeda. Kalau di Molo, sei dibuat tawar," kata Dicky.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Latar belakang budaya juga mempengaruhi teknik memasak sei. Salah satunya budaya persembahan untuk Dewa Uis Neno, Uis Pah, dan Uis Maka. Sei kian lezat jika disantap bersama jagung olahan khas Pulau Timor, yaitu Jagung Bose. Namun pada restoran kekinian, sei dinikmati bersama nasi daun jeruk dan sambal luat.

Sambal luat adalah sambal yang dibuat dari fermentasi cabai, bawang putih, campuran kulit jeruk purut, daun jeruk, daun sipa atau daun peterseli, daun ketumbar, dan garam. "Sambal ini tidak langsung disantap setelah dihaluskan, melainkan harus disimpan dalam tabung bambu hingga dua bulan," kata Lilian Sede, penikmat sei asal Kupang yang pernah mendapat pelatihan membuat sei dan sambal luat.

Berbeda dengan penyajian sei yang dibuat Suku Molo atau daerah pedalaman Timor, di Kupang, daging yang digunakan untuk dibuat sei lebih banyak daging babi. "Bahkan yang berbahan daging babi saat ini ada yang dibuat seperti hot plate," kata penikmat sei asal Kupang, Hendrik Yulius.

Tempo berkesempatan mencicipi sei sapi merasakan sari pati daging yang sangat kuat. Sei sapi memiliki rasa gurih asin, Bila disandingkan, rasanya mirip steak dengan tingkat kematangan teratas atau well done. Meski mirip, sei sapi sudah lezat alami tanpa saus. Tak ada cita rasa daging hangus atau pahit.

Rasa asin gurih sei sapi semakin keluar saat disantap bersama sup berkuah kental yang di dalamnya dicampur daun kemangi. Marbel atau lemak yang menyelinap di sela serat daging bikin cita rasanya kian enak dan membuat daging semakin juicy.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

4 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

7 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

8 hari lalu

Tenaga Kesehatan menyuntikkan vaksin Inavac kepada warga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Budaran HI, Jakarta, Minggu, 17 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-59 menyelanggarakan cek kesehatan dan pencegahan obesitas serta vaksinasi gratis kepada warga untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.


Soal Ratusan Nakes Dipecat di NTT, Komisi IX DPR Sebut Penghargaan Profesi Ini Masih Minim

8 hari lalu

Ilustrasi perawatan pasien Covid-19. REUTERS
Soal Ratusan Nakes Dipecat di NTT, Komisi IX DPR Sebut Penghargaan Profesi Ini Masih Minim

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati menyoroti kasus pemecatan 249 nakes non ASN di Manggarai, NTT.


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

9 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

10 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

11 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

13 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

15 hari lalu

Proses relokasi seekor buaya yang ditangkap di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-BBKSDA NTT
Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

15 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri