TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Klabat merupakan salah satu destinasi wisata di Sulawesi Utara yang banyak dikunjungi wisatawan. Gunung Klabat memiliki ketinggian 2.020 meter dari permukaan laut dan menjadi gunung tertinggi di Sulawesi Utara.
Seorang arkeolog yang juga warga Bitung, Sulawesi Utara, Hari Suroto mengatakan, pendakian ke Gunung Klabat bisa dimulai dari Ibu Kota Sulawesi Utara, Manado kemudian dengan melewati desa tempat pemandian air panas, yakni Desa Air Madidi. "Tempat pemandian air panas ini menurut cerita masyarakat setempat, dulunya adalah tempat mandinya para malaikat," kata Hari Suroto kepada Tempo, Sabtu 9 Januari 2021.
Baca Juga:
Perlu waktu sekitar delapan jam mendaki dari Desa Air Madidi sampai ke puncak Gunung Klabat. Sebelum naik, pendaki harus melapor dan mendapatkan surat izin dari polisi serta bantuan jasa pemandu. Semua layanan ini tersedia di Desa Air Madidi.
Wisatawan yang hendak naik Gunung Klabat juga harus merencanakan perjalanan dengan membawa perbekalan yang cukup. Musababnya, perlu waktu menginap minimal satu malam karena perjalanan menuju puncak gunung cukup menguras tenaga.
Gunung Klabat. shutterstock.com
Sebaiknya mulailah mendaki di pagi hari agar terhindar dari sengatan matahari. Perlu waktu hampir seharian dengan beberapa kali beristirahat saat mendaki puncak Gunung Klabat. Terdapat tempat beristirahat di tengah perjalanan jika wisatawan ingin mendaki dalam dua tahap.
Jalur pendakian Gunung Klabat cukup aman bagi pendaki gunung pemula. Arahnya jelas supaya wisatawan tidak sampai tersesat. Lantas apa yang bisa dinikmati setelah sampai di puncak Gunung Klabat?
Dari Puncak Gunung Klabat, Sulawesi Utara, pendaki bisa menyaksikan pemandangan indah bagian selatan Danau Tondano, lebatnya Hutan Taman Nasional Dua Saudara di sisi timur, dan di bagian barat terlihat pendaran cahaya laut Pulau Bunaken.
Puncak Gunung Klabat biasanya rapat pada malam minggu atau saat bulan purnama. Kemudian di pagi harinya menikmati pemandangan matahari terbit.
