Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menengok Hasil Panen Rumput Laut Nelayan di Nuruwe, Maluku, Kala Pandemi

image-gnews
Panen rumput laut di pesisir Pantai Nuruwe, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, pada Senin, 9 November 2020. Tempo/Linda Trianita
Panen rumput laut di pesisir Pantai Nuruwe, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, pada Senin, 9 November 2020. Tempo/Linda Trianita
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di bawah pohon rindang di pesisir Pantai Nuruwe, Maluku, Hesti Matita memilah setumpuk rumput laut dan sampah. Dibantu sang anak, mereka cekatan memasukkan rumput laut itu ke dalam karung goni, sedangkan sampah tumbuhan disisihkan. Sang suami, Weltimus Maya, berlayar dengan perahu tradisional, juga membawa setumpuk rumput laut lagi yang baru dipanen di laut yang berjarak sekitar 150 meter dari pesisir.

Meski tengah panen, Hesti tak begitu semringah. “Panennya gagal karena rumput lautnya terkena penyakit kumis kucing,” ujar Hesti, di Negeri Nuruwe, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Senin, 9 November 2020.

Hesti beserta suami dan kelompoknya membudidayakan rumput laut seluas dua hektare sejak 2005 silam. Selama hampir 15 tahun itu, jarang sekali rumput lautnya terserang penyakit. Terakhir kali, rumput laut gagal panen terjadi pada 2018. "Satu titik kena penyakit, semua rumput laut di wilayah ini bisa tertular cepat, gagal panennya bersamaan.”

Baca juga : Cerita Ridho Slank Saat Ikut Ekspedisi Maluku di Masa Pandemi

Nelayan rumput laut, Hesti Matita, sedang memilah hasil panennya di pesisir Pantai Nuruwe, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, pada Senin, 9 November 2020. Tempo/Linda Trianita

Dalam kondisi normal, rumput laut basah laku dijual seharga Rp 8 ribu per kilogram. “Biasanya untuk bibit,” ujarnya. Usia panennya sekitar 25 hari. Jika dijual dalam kondisi kering, usia panennya 45-50 hari. Butuh waktu tiga hari untuk mengeringkan rumput laut tersebut. Per kilogram rumput laut basah dibanderol Rp 15 ribu.

Namun, karena panen kali ini berpenyakit, rumput laut yang dikeringkan tersebut paling hanya laku Rp 6 ribu hingga Rp 8 ribu per kilogramnya. Satu kilogram rumput laut kering setara dengan 10 kilogram rumput laut basah. Dalam satu kali panen, biasanya para nelayan ini bisa menghasilkan 2-10 ton.

Baca juga : Sekolah di Nuruwe, Maluku, Masuk Sekali dalam Sepekan Kala Pandemi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari budi daya rumput laut tersebut, Hesti bisa menghidupi dan menyekolahkan dua anaknya. Namun, belakangan penghasilan mereka semakin menurun. Selain karena penyakit “kumis kucing”, pandemi Covid-19 juga berimbas pada perekonomian mereka.

Rumput laut berserabut kecil atau disebut “bulu kucing” penyebab gagal panen nelayan di Negeri Nuruwe, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Senin, 9 November 2020. Tempo/Linda Trianita

Di gudang Hesti, misalnya, teronggok delapan karung goni rumput laut kering. Biasanya dalam kondisi normal, pembeli akan sering datang ke kampung-kampung atau mereka juga menjual langsung rumput laut itu ke Kota Ambon. “Sekarang susah ke mana-mana, harus pakai surat izin sehat dan lainnya,” kata dia.

Serupa dengan Hesti, nasib malang juga dialami Pit Leoning. Dengan gagal panen kali ini, modal tanam Rp 4 juta per hektare itu tak akan kembali. Pit bersama sembilan warga di kelompoknya mengelola 2 hektare budi daya rumput laut. “Kami ada ancaman virus corona di darat, di laut kena kumis kucing rumput laut,” ujar pria yang juga sudah 15 tahun menjadi nelayan rumput laut tersebut.

Persoalan lainnya, kata Pit, sampah plastik juga semakin banyak. “Kalau ada arus, bisa kena banjir sampah plastik, pampers, itu mengganggu pertumbuhan,” ucapnya. Menurut dia, nelayan yang membudidayakan rumput laut juga semakin menyusut. Jika pada 2005 lalu ada 16 komunitas yang masing-masing terdiri atas 10 warga, kini yang masih aktif tersisa empat saja.

LINDA TRIANITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

15 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

3 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.


Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

6 hari lalu

Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021, Reza Rahadian saat menghadiri peluncuran FFI 2021 secara virtual pada Kamis, 15 Juli 2021. Dok. FFI 2021.
Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

8 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

9 hari lalu

Kapal pengangkut ikan Indonesia, KM MUS, yang ditangkap karena terbukti melakukan alih muatan ikan dari kapal asing ilegal di tengah Laut Arafura, Maluku, pada Minggu 14 April 2024. Kapal juga menyelundupkan BBM solar dan diduga melakukan perbudakan. Dok. Humas KKP
Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

Kapal pengangkut ikan asal Indonesia ditangkap kerena melakukan alih muatan (transhipment) dengan dua Kapal Ikan Asing (KIA) di Laut Arafura, Maluku.


PDIP Maluku Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah, Apa Saja Syaratnya?

11 hari lalu

Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPD PDIP) Maluku, Benhur Watubun (tengah) memberikan keterangan kepada media terkait pendaftaran calon kepala daerah Gubernur dan wakil Gubernur Maluku pada  (Pilkada) serentak 27 November 2024, di Ambon, Senin (15/4). ANTARA/ Penina F Mayaut.
PDIP Maluku Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah, Apa Saja Syaratnya?

Dalam proses penjaringan bakal calon kepala daerah PDIP tidak mengenal mahar politik.


KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

18 hari lalu

Sebagai pengguna commuter line, Anda perlu mengetahui rute KRL Jabodetabek 2024 terbaru. Berikut ini rute terbaru dan harga tiketnya. Foto: Canva
KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.


Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kunjungan Kerja ke India

20 hari lalu

Mochammad Firman Hidayat, Deputi Bidang Koordinasi Sumber DayaMaritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, bersama rombongan saat kunjungan kerja ke National Institute of Ocean Technology (NIOT) India pada 1 - 5 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar India di Jakarta.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kunjungan Kerja ke India

Delegasi dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi kunjungan kerja ke India untuk membina kerja sama di bidang bioteknologi.


BNPB Catat 606 Rumah Terendam Banjir di Maluku Tengah

20 hari lalu

Warga membantu mendorong pengendara yang motornya mogok usai menerobos banjir di ruas Jalan Aria Putra, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu, 3 April 2024. BPBD Tangerang Selatan melaporkan terdapat delapan titik banjir di Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Ciputat yang disebabkan intensitas hujan tinggi dan drainase yang buruk. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
BNPB Catat 606 Rumah Terendam Banjir di Maluku Tengah

Banjir dipicu hujan dengan intensitas lebat serta kurang memadainya sistem drainase.


Budi Daya Rumput Laut Kampung Pogo Bertumbuh Bersama KlasterkuHidupku

24 hari lalu

Budi Daya Rumput Laut Kampung Pogo Bertumbuh Bersama KlasterkuHidupku

BRI melalui program KlasterkuHidupku memberi bantuan peralatan untuk budi daya rumput laut.