TEMPO.CO, Jakarta - Ada 'hotel perpustakaan' yang indah tersembunyi di pegunungan Cina. Para tamu bisa bermalam di perpustakaan itu, karena ada kapsul nyaman di sela-sela rak buku. Lokasinya di di desa Qinglongqu, provinsi Zhejiang.
Ide membaca banyak buku sembari bersantai di kamar atau sambil menikmati pemandangan pedesaan yang elok, jadi ide menarik selama masa pandemi Covid-19. Dengan buku yang bagus dan suasana yang nyaman, dapat menghilangkan semua kekhawatiran terkait wabah.
Hal seperti itu juga mudah didapat di rumah. Tetapi bagi siapa pun yang benar-benar ingin melarikan diri dari ramainya kota, 'hotel kapsul' dilengkapi dengan perpustakaan di pegunungan berhutan, telah dibuka di timur Cina.
Sebuah ruangan yang lapang dan dipenuhi cahaya, disulap menjadi hotel perpustakaan. Kapasitasnya, dapat menampung hingga 20 tamu dalam kapsul kayu nyaman yang terletak di antara rak buku bambu. Anda dapat memilih buku apa pun yang Anda suka di sini, membawanya kembali ke pod Anda dan kemudian, Anda tahu, cukup santai saja.
Para tamu yang datang, seolah-olah dibawa ke tempat yang sepi. Sejak pemberhentian terakhir, mereka harus berjalan kaki, melalui jalan yang berliku-liku. Melintasi serangkaian tangga, hingga pada bangunan tempat bagi para tamu untuk berhenti dan membaca.
Di hotel itu, pelancong juga berbagai ruang baca komunal yang cepat penuh dengan penduduk setempat. Tapi, saat Anda butuh menyendiri, kapsul atau pod tempat menginap, memiliki pemandangan unik perpustakaan dan alam pedesaan.
Dinukil dari TimeOut, perpustakaan itu dirancang oleh perusahaan arsitektur yang berbasis di Beijing, Atelier Tao + C. Bangunan tersebut memenangi Dezeen Awards 2020. Menurut perusahaan itu, saat senja, seluruh bangunan diterangi oleh cahaya dari interiornya. Dan bangunan itu sendiri menjadi mercusuar, menawarkan sepotong kehangatan pada ketenangan malam.
Pemandangan dari dalam perpustakaan dan kapsul tidur adalah hutan dan pedesaan. Foto: Su Shengliang/Atelier Tao + C
Pemandangan Hutan Tonglu dan pedesaan di sekitarnya, bakal membuat wisatawan melupakan wabah, atau karantina berbulan-bulan yang baru saja mereka jalani.
