TEMPO.CO, Jakarta - Bali destinasi utama pariwisata nasional, diperkirakan mulai menerima kunjungan wisatawan pada 11 September. Namun, pemerintah provinsi Bali memutuskan menunda pembukaan tersebut. Akibat belum meredanya pandemi Covid-19 di Pulau Dewata itu.
Dalam konferensi pers, Gubernur Bali Wayan Koster mengumumkan bahwa Bali belum bisa menyambut kedatangan turis mancangera sampai akhir tahun. “Situasi di Indonesia tidak kondusif untuk memungkinkan wisatawan internasional mengunjungi negara tersebut, termasuk Bali,” kata Koster dalam sebuah pernyataan, menurut Reuters.
Sebaliknya, untuk sisa tahun 2020, Bali fokus pada pertumbuhan pariwisata domestik yang aman. Menurut Travel and Leisure, selain itu, turis-turis Australia juga dilarang melakukan perjalanan oleh pemerintahnya, hingga tahun 2021.
“Bali tidak boleh gagal karena bisa berdampak buruk bagi citra Indonesia termasuk Bali di mata dunia, yang bisa menjadi kontra produktif bagi pemulihan perjalanan,” kata Koster.
Pariwisata internasional ditangguhkan pada bulan April ketika Bali mulai melaporkan meningkatnya jumlah kasus Covid-19. Karena pariwisata adalah tulang punggung ekonomi Bali, turis lokal diizinkan kembali ke pulau itu pada 31 Juli.
Dalam dua minggu pertama pembukaannya, diperkirakan 2.500 wisatawan tiba di Bali setiap hari dan diharuskan memakai masker wajah di depan umum dan menjaga jarak sosial. Sejak dibuka kembali untuk wisatawan lokal, Bali belum melihat kasus utama Covid-19, dengan tidak lebih dari 75 kasus baru per hari, menurut angka dari Dinas Pariwisata Bali.
Banyak tempat wisata di pulau itu berada di luar ruangan dan banyak akomodasi hotel berupa vila pribadi, membantu untuk menjaga jarak. Saat berita ini dibuat, Pemerintah Provinsi Bali melaporkan total 4.576 kasus positif Covid-19 dan 53 orang meninggal dunia. Sementara yang sembuh mencapai 4.007 orang dan dirawat 516 orang.