Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisata Kampung Anggur di Yogyakarta, Bermula Isabela Sukses di Ninel

image-gnews
Pekarangan rumah penduduk Kampung Anggur teduh dengan tanaman anggur ninel yang merambat di atap. Kampung Anggur terletak di Dusun Plumbungan, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Pekarangan rumah penduduk Kampung Anggur teduh dengan tanaman anggur ninel yang merambat di atap. Kampung Anggur terletak di Dusun Plumbungan, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisata ke Yogyakarta bukan hanya Malioboro, Keraton Yogyakarta, Kilometer Nol, Kebun Binatang Gembira Loka, dan destinasi wisata yang sudah populer di masyarakat. Pengunjung juga bisa mencoba masuk ke perkampungan dan mengetahui ciri khas di sana.

Salah satunya adalah Kampung Anggur di Dusun Plumbungan, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta. Letaknya relatif dekat di Kota Yogyakarta. Hanya sekitar 30 sampai 45 menit berkendara ke arah selatan.

Sesuai namanya, kampung ini dikenal sebagai tempatnya pembudi daya anggur. Sebab, sebagian besar penduduknya menanam anggur di pekarangan rumahnya. Di sepanjang jalan kampung ini, terutama dari bulan Juli sampai Oktober, pengunjung bakal tergoda melihat buah anggur berwarna merah tua dan hijau, berbentuk bulat sedikit lonjong, bergelantungan hampir di setiap pekarangan penduduk. Daun pohon angggur merambat di bangunan rumah hingga menjadi atap teduh di tengah hari yang terik.

Cerita Kampung Anggur ini bermula dari seorang bernama Rio Aditya. Dia menjajal menanam anggur di pekarangan rumahnya pada 2010. "Awalnya saya coba menanam anggur lokal, Isabela. Tapi hasilnya kurang memuaskan," kata Rio pada Rabu 5 Agustus 2020. Kemudian pada 2014, dia mengganti dengan jenis anggur hibrida dari Ukraina bernamanya Ninel.

Anggur ninel yang ditanam warga Kampung Anggur, Dusun Plumbungan, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Pemuda yang memiliki halaman rumah seluas 150 meter persegi dipenuhi pohon anggur itu memilih budi daya anggur karena potensi pasarnya yang menjanjikan. Buah yang identik dengan minuman wine asal Prancis itu pun coba dikembangkan di Bantul, dan ternyata berhasil. "Perawatannya anggur ninel ini lebih mudah, tidak mengenal musim, dan hasil panennya memuaskan," ujar Rio.

Rasa buah anggur ninel ini lebih manis dari jenis anggur lainnya. Tingkat kemanisan anggur itu mencapai 22 persen briks atau empat tingkat lebih tinggi dibanding jenis anggur kebanyakan yang rata-rata 18 persen briks. Keberhasilan Rio membudi dayakan anggur ninel memancing minat warga Kampung Plumbungan mengikuti langkahnya.

Masyarakat tertarik bertani anggur dan mengikuti pelatihan budi daya dengan bantuan dana desa. Mereka belajar menanam, merawat, hingga memanen anggur. Hanya saja, Rio tidak memberikan bibit anggur ninel secara cuma-cuma. Tujuannya, penduduk serius menekuni budi daya itu atau tidak untuk sesaat saja. "Saya menjual bibit anggur ninel Rp 100 ribu supaya mereka punya rasa memiliki dan serius budi daya," kata Rio.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kini ada sekitar 300 pohon anggur yang ditanam di sepanjang jalan kampung itu. Lebih dari 80 persen warga Kampung Plumbon membudi dayakan anggur itu di pekarangan mereka. Susananya jadi seperti di kebun anggur.

Usaha budi daya yang dirintis Rio mendapat sertifikasi dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian pada Januari 2020u. Tanaman anggur yang ditanam Rio mendapat nama Satriya Tamansari 1.

Pekarangan rumah penduduk Kampung Anggur teduh dengan tanaman anggur ninel yang merambat di atap. Kampung Anggur terletak di Dusun Plumbungan, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Kualitas tentu saja mendatangkan keuntungan. Dalam setahun, setiap pohon anggur bisa panen 12 kilogram buah. Harga anggur ninel Rp 100 ribu per kilogram. Seiring waktu, permintaan bibit dari berbagai daerah di sekitar Yogyakarta juga kian tinggi. Bibit anggur ninel dibanderol harganya Rp 125 ribu.

Rio berharap pemerintah membantu menata dan mengembangkan Kampung Anggur sebagai destinasi wisata alternatif. Sebelum pandemi, menurut dia, setiap akhir pekan ada rombongan wisatawan yang terdiri dari 30 sampai 100 orang datang ke sana. Mereka merasakan sendiri sensasi panen anggur, menimbang, dan membeli anggur yang dipetik.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebuanan, Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Bantul, Imawan Eko Handriyanto mengatakan penduduk Kecamatan Bambanglipuro membudi dayakan berbagai tanaman. "Selain anggur, ada juga budi daya pisang dan anggrek. Itu bisa membuat banyak orang datang ke sini," kata Imawan.

Ketua Komisi B DPR DI Yogyakarta, Danang Wahyu Broto menuturkan Kampung Anggur menjadi contoh pengembangan desa yang bagus dalam menumbuhkan minat budi daya sekaligus menjadi destinasi wisata alternatif di Yogyakarta. "Kampung Anggur bukti sektor wisata dan budi daya sebagai jalan pemberdayaan masyarakat," ujar dia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

12 jam lalu

Razia Jam Malam Anak di Kota Yogyakarta digencarkan selama bulan Ramadan 2024 untuk mencegah kejahatan jalanan. (Dok. Istimewa)
Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

Razia jam malam di Yogyakarta untuk mengantisipasi kejahatan dan kekerasan jalanan atau klitih yang berulang, pelakunya sering kali di bawah 18 tahun.


7 Pilihan Bus Rute Bogor-Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

22 jam lalu

Sleeper Bus buatan Laksana tampil di GIIAS 2019. TEMPO/Muhammad Kurniato
7 Pilihan Bus Rute Bogor-Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

Ada beberapa pilihan bus rute Bogor Yogyakarta yang bisa Anda coba. Harga tiketnya mulai dari Rp180 ribu saja. Ini informasi lengkapnya.


Taman Nasional Baluran Ditutup bagi Pengunjung hingga 18 Maret 2024 karena Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Rusa timor (cervus timorensis) beraktivitas di savana Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Taman Nasional Baluran Ditutup bagi Pengunjung hingga 18 Maret 2024 karena Cuaca Ekstrem

Objek wisata alam Taman Nasional Baluran Situbondo, Jawa Timur, ditutup sementara bagi pengunjung pada 16-18 Maret 2024, karena cuaca ekstrem.


Ngabuburit di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Ini Menu Berbuka yang Bisa Dinikmati

2 hari lalu

Sederet menu berbuka puasa di Candi Ratu Boko dan Prambanan. (Dok. Istimewa)
Ngabuburit di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Ini Menu Berbuka yang Bisa Dinikmati

Wisatawan yang menunaikan ibadah puasa di Yogyakarta, ada sejumlah spot menarik untuk ngabuburit dan berbuka puasa yang jadi pilihan. Salah satunya di Candi Ratu Boko maupun di Candi Prambanan, Sleman Yogyakarta.


Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

2 hari lalu

Massa membawa replika batu nisan makam di Aksi Sejagad : 30 Hari Matinya Demokrasi di Rezim Jokowi di depan Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta Kamis sore 14 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia


Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

3 hari lalu

Pemantauan daging segar oleh Pemkot Yogyakarta di pasar rakyat saat Ramadhan. (Dok. Istimewa)
Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.


Banjir Semarang Surut Akhir Pekan Ini, Perjalanan Kereta Api Area Daop 6 Yogyakarta Kembali Normal

3 hari lalu

Sebuah loko kereta api terjebak banjir di  emplasemen Stasiun Tawang Bank Jateng, Semarang, Kamis, 14 Maret 2024. Banjir melumpuhkan aktifitas di stasiun ini, rute kereta yang melintasi kota Semarang dialihkan ke jalur selatan Jawa Tengah. Foto : Budi Purwanto
Banjir Semarang Surut Akhir Pekan Ini, Perjalanan Kereta Api Area Daop 6 Yogyakarta Kembali Normal

Bersamaan dengan surutnya banjir Semarang, Daop 6 kembali menjalankan kereta api yang sempat dihentikan operasinya.


Rekomendasi 7 Tempat Ngabuburit di Yogyakarta

3 hari lalu

Masyarakat berdatangan ke Kampoeng Ramadhan Jogokariyan Masjid Jogokariyan. Dok. Istimewa
Rekomendasi 7 Tempat Ngabuburit di Yogyakarta

Ini sejumlah tempat menarik di Yogyakarta untuk ngabuburit


97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

3 hari lalu

Rumah tertimpa tiang listrik yang roboh akibat cuaca ekstrem di Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta (ANTARA/HO-BPBD Bantul)
97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

Sebanyak 97 rumah rusak akibat cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang di DIY pada Kamis. Masih berpotensi terjadi sampai 16 Maret


Cuaca Ekstrem Timbulkan Kerusakan di Empat Kabupaten Yogyakarta

4 hari lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
Cuaca Ekstrem Timbulkan Kerusakan di Empat Kabupaten Yogyakarta

BMKG pada Rabu telah mengeluarkan peringatan dini potensi bencana cuaca ekstrem yang akan terjadi di wilayah Yogyakarta pada 14-16 Maret.