TEMPO.CO, Jakarta - Festival sastra terbesar di Asia Tenggara, Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2020 diputuskan untuk ditunda. Penangguhan UWRF 2020 tersebut, hingga waktu yang belum ditentukan akibat penambahan jumlah kasus pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Ini bukanlah keputusan yang mudah. Bukan hanya berdampak pada Yayasan dan tim Festival, tapi juga berarti hilangnya pendapatan melalui penjualan tiket dan banyak kemitraan serta dukungan finansial yang berharga,” ujar Janet DeNeefe, pendiri dan Direktur UWRF, dalam siaran resmi, Jumat, 17 Juli 2020, sebagaimana diberitakan ANTARA.
Ia mengatakan, keputusan ini akan berdampak kepada komunitas lokal yang menantikan dorongan ekonomi dari acara tahunan. Namun, keselamatan pengunjung, pembicara, staf, sukarelawan, dan mereka yang terlibat dalam Festival adalah prioritas utama.
Dua prakarsa utama Yayasan Mudra Swari Saraswati: Ubud Writers & Readers Fesvital (UWRF) dan Ubud Food Festival (UFF) telah terbukti membawa efek signifikan dalam memutar ekonomi pada sektor pariwisata, mulai dari perjalanan udara, hotel, transportasi, restoran dan ritel, hingga untuk para petani di sawah.
UWRF sebagai salah satu festival sastra terbesar di Asia Tenggara dan UFF sebagai festival makanan terkemuka di Indonesia, merupakan pertemuan lintas budaya yang mempertunjukkan budaya dan talenta Indonesia di panggung global.
Ubud Writers & Readers Festival yang pertama kali diselenggarakan pada 2004 kini dikenal sebagai salah satu festival sastra terbesar di Asia Tenggara.
Misi dari UWRF adalah mewujudkan festival sastra berskala internasional yang merayakan ide serta isu-isu global. UWRF adalah proyek tahunan utama dari yayasan nirlaba Mudra Swari Saraswati yang didirikan oleh Co-Founder, Janet DeNeefe sebagai bentuk pemulihan setelah tragedi bom Bali pertama.