TEMPO.CO, Jakarta - Setelah pemerintah Cina membuka karantina, warga Wuhan berkumpul menikmati malam akhir pekan. Sebagian warga mengisi waktu luang untuk menari bersama di tepi Sungai Yangtze, Wuhan, Cina, pada Sabtu, 16 Mei 2020, seperti dilaporkan Reuters.
Warga yang menari bersama tetap harus mengikuti tata cara pencegahan virus corona (Covid-19). Mereka menari sambil memakai masker. Warga juga diminta untuk tetap saling menjaga jarak sekitar satu meter.
“Sangat sulit untuk bernapas ketika mengenakan masker sambil menari," kata Zhang Jing, 42 tahun. Tetapi ia merasa menikmati kesempatan itu.
"Suasana hati saya bagus, akhirnya kami bisa berkumpul,” tuturnya. Jing menambahkan, ia telah bergabung kembali dengan kelompok dansa pada Mei, setelah karantina dibuka.
Meski karantina sudah dibuka, namun kekhawatiran terkait virus corona masih ada. “Saya agak takut bahwa mungkin ada infeksi silang,” kata Fang Yuanyuan, 50 tahun.
Saat itu, ada lebih 100 orang menari di tepi Sungai Yangtze. Mereka menari mengikuti bermacam-macam irama musik dansa elektronik hingga pop Jepang. Beberapa juga berdansa wals. Sebagian orang-orang yang lain bergerak selaras mengikuti tarian.
Meski warga sudah mengisi kegiatan di luar rumah, namun pertemuan dalam ruangan besar masih dilarang. Wuhan adalah kota yang dianggap sebagai mula kemunculan virus corona. Karantina Wuhan selama 76 hari berakhir pada 8 April, aktivitas warga kota itu perlahan bangkit kembali.
Ketika sebagian warga menari bersama, tepi Sungai Yangtze yang berkelok-kelok itu seakan-akan menandai denyut kehidupan di kota Wuhan, seperti dikutip The New York Times. Wuhan perlahan bangkit kembali, seluruh warga berharap bahwa yang terburuk telah berlalu.
REUTERS | THE NEW YORK TIMES