Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Cara Untuk Mengurangi Emisi Saat Perjalanan Wisata

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Sejumlah penumpang turun dari pesawat di Bandara APT Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis, 20 Desember 2018. PT Angkasa Pura II memperkirakan terjadi lonjakan penumpang pesawat pada periode libur Natal dan Tahun Baru 2019 mencapai 7,6 juta penumpang, atau naik 10,5 persen. ANTARA
Sejumlah penumpang turun dari pesawat di Bandara APT Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis, 20 Desember 2018. PT Angkasa Pura II memperkirakan terjadi lonjakan penumpang pesawat pada periode libur Natal dan Tahun Baru 2019 mencapai 7,6 juta penumpang, atau naik 10,5 persen. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bayangkan saja, saat menuju bandara lalu boarding, dan saat lepas landas hingga mendarat, berapa besar emisi karbon yang dihasilkan? Lantas bagaimana perjalanan wisata melalui udara merugikan lingkungan?

Mengutip ABC, perjalanan dari Melbourne ke London, dengan persinggahan di Singapura menempuh perjalanan sekitar 34.000 kilometer, dan sekitar 120 g emisi dihasilkan oleh setiap penumpang dalam setiap kilometer.

Jadi, 120 gram emisi yang dihasilkan, dikalikan jarak tempuh, diperoleh sekitar 4 ton emisi karbon per orang. Bila angka 4 ton itu dikaitkan dengan target yang ditetapkan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) untuk tahun 2030, bisa dipastikan melebihi quota tahunan setiap orang di planet ini.

"Saat ini, kami mengeluarkan emisi 52 gigaton per tahun di seluruh dunia. Pada 2030, IPCC mengharuskan berada di bawah 26 gigaton," kata Manfred Lenzen, profesor penelitian keberlanjutan di University of Sydney. Menurut Lenzen, jika membagi 26 gigaton dengan 7,5 miliar penduduk dunia, hasilnya sekitar 3,5 ton per kapita, “Itu adalah titik referensi yang sangat bagus," imbuh Lenzen

Lantas apa yang harus dilakukan wisatawan untuk menekan emisi karbon mereka? Berikut petunjuk prilaku wisatawan yang bisa untuk menekan emisi karbon, sebagaimana dinukil dari ABC.

Maskapai penerbangan ramai-ramai menawarkan tarif diskon untuk menggairahkan pariwisata dan bisnis penerbangan. Foto: @taoyuanairport

Selektif menggunakan pesawat

Susanne Becken seorang profesor pariwisata berkelanjutan di Griffith University, dan ia rutin pelesiran sebagai bagian dari pekerjaannya. Dia memiliki aturan sederhana: jika tidak memiliki tiga alasan bagus untuk naik pesawat, dia akan tinggal di rumah. 

"Jika Anda berpikir tentang jejak karbon sebagai biaya, sama seperti yang Anda lakukan dengan biaya perjalanan. Jadi pikirkan bagaimana Anda bisa mendapatkan yang terbaik dari itu," kata Becken.

"Mungkin Anda bisa tinggal lebih lama, atau Anda dapat menambahkan liburan atau kunjungan keluarga saat perjalanan bisnis, "Jika ini liburan sekali seumur hidup, atau pernikahan atau itu benar-benar penting, aku akan pergi. Tapi aku secara pribadi mencoba untuk menyatukan beberapa hal untuk membuatnya benar-benar berharga."

Hindari perjalanan kerja yang tidak perlu saat Anda bisa

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa yang Anda mungkin tidak tahu adalah bahwa, pada basis per kilometer perjalanan udara domestik, menciptakan lebih banyak emisi daripada terbang ke luar negeri. Itu karena bahan bakar yang dipakai pada saat tinggal landas dan mendarat, adalah komponen utama dari emisi. Sementara penerbangan jarak pendek menghabiskan lebih sedikit waktu di udara, namun lebih banyak tinggal landas dan mendarat.

Menparekraf Wishnutama berkoordinasi dengan para stakeholder pariwisata dan industri kreatif melalui telekonferensi. Dok. Kemenparekraf

Untungnya, era digital memungkinkan manusia tak banyak bepergian karena ada internet dan telekomunikasi modern. Berarti lebih mudah untuk bekerja dari jarak jauh dan berkomunikasi dengan orang-orang di lokasi yang berbeda.

"Satu peluang adalah memikirkan berbagai cara untuk berpartisipasi dalam pertemuan dan lokakarya," kata Profesor Lenzen, "Sekarang teknologi konferensi video sudah sangat maju sehingga kamu hampir merasa bahwa kamu ada di dalam ruangan."

Jika perjalanan tidak dapat dihindari, pertimbangkan naik bus atau kereta api dibanding terbang.

Ikuti perjalanan bersama teman atau keluarga

Walaupun mobil tidak sebagus naik kereta atau bus, mereka lebih baik daripada naik pesawat. Semakin banyak orang di dalam mobil, semakin efisien. Itulah yang menyebabkan perjalanan darat menjadi pilihan yang baik jika Anda bepergian, kata Profesor Lenzen.

Seorang penumpang mengambil berswafoto dengan G5711, kereta cepat pertama dari Shenzhen ke Hong Kong, di Stasiun Kereta Api Utara Shenzhen di Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong, Cina selatan, 23 September 2018. (Xinhua / Mao Siqian via Global Times)

“Rata-rata kendaraan penumpang menggunakan bahan bakar sekitar 10,8 liter per 100 kilometer. Untuk muatan empat orang dan menghasilkan 62,5 g emisi per kilometer,” kata Profesor Lenzen. Ini lebih baik daripada terbang, tetapi itu tidak berarti harus berkendara kemana-mana. Sekali lagi, bus atau kereta api akan menjadi pilihan yang lebih baik.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

1 hari lalu

Kapal Gas Arjuna milik PT Pertamina International Shipping (PIS). Dok. Pertamina
Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.


Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Pedagang menjajakan foto pasangan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 di lapaknya di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu, 6 April 2024. Meski proses gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024 masih berjalan dan pelantikan presiden terpilih belum dilaksanakan, foto pasangan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden 2024-2029 sudah mulai dipasarkan. TEMPO/Martin Yogi
Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.


Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.


Bagaimana Pramugari dan Pilot Tidur saat Penerbangan Jarak Jauh?

3 hari lalu

Ilustrasi pramugari. shutterstock.com
Bagaimana Pramugari dan Pilot Tidur saat Penerbangan Jarak Jauh?

Penerbangan jarak jauh butuh awak kabin yang lebih banyak karena pramugari dan pilot punya waktu istirahat.


Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

3 hari lalu

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo. Foto : Dok/Andri
Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.


Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

3 hari lalu

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. ANTARA/HO-Ministry of Industry.
Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.


Alasan Mengapa Pesawat Komersial Terbang di Ketinggian 35.000 Kaki

4 hari lalu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Alasan Mengapa Pesawat Komersial Terbang di Ketinggian 35.000 Kaki

Ketinggian jelajah pesawat komersial biasanya berkisar antara 30.000 dan 42.000 kaki. Perbedaan itu tergantung jenis pesawat dan arah penerbangan.


Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

4 hari lalu

Ilustrasi penumpang pesawat terbang. Unsplash.com/Mohammad Arrahmanur
Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.


8 Cara Mencegah Jet Lag ala Pramugari setelah Penerbangan Jarak Jauh

4 hari lalu

Ilustrasi penumpang pesawat terbang kelas ekonomi. Freepik.com/DC Studios
8 Cara Mencegah Jet Lag ala Pramugari setelah Penerbangan Jarak Jauh

Pramugari dan pakar perjalanan berbagi cara mencegah jet lag setelah penerbangan jarak jauh, dari mengatur waktu sampai jalan-jalan sore hari.


Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

5 hari lalu

Seorang warga mencari kepiting di kawasan mangrove Desa Simandulang, Kecamatan Kualuh Leidong, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, Kamis 14 Desember 2023. Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Bahagia Giat Bersama melakukan pelestarian mangrove seluas 25 hektare untuk mempertahankan fungsi ekosistem mangrove Indonesia diakui dunia sebagai upaya mitigasi perubahan iklim, perlindungan kawasan pesisir, pencegahan abrasi dan tempat hidup  biota laut serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat .ANTARA FOTO/Yudi/wpa.
Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.