TEMPO.CO, Jakarta - Objek wisata populer Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta, memperpanjang masa tidak beroperasinya sampai 30 April 2020. Penutupan tersebut untuk mencegah penyebaran wabah virus corona, yang melanda Yogyakarta.
Kebun binatang di pusat Kota Gudeg itu sudah tutup sejak 22 Maret lalu. Artinya hampir dua bulan bakal tak ada pemasukan bagi Gembira Loka karena penutupan tersebut.
Namun, meski terdampak pandemi virus corona, manajemen Gembira Loka memastikan tidak akan menerapkan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi ratusan karyawannya. Seperti fenemona yang terjadi belakangan di berbagai perusahaan tanah air.
“Tidak ada karyawan yang di-PHK," ujar Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pengembangan Gembira Loka, Natalia Ika Eristaria Rabu, 8 April 2020.
Daripada PHK karyawan, Gembira Loka memilih, merumahkan sebagian karyawan dengan pemberian gaji tidak utuh. Selain itu, ada pula karyawan yang kebetulan habis masa kontrak kerja, kemudian memilih mengundurkan diri. Namun ada yang tetap dipekerjakan sebagai karyawan kasual atau harian lepas.
Ika merinci dari 287 karyawan yang ada, sebanyak 65 karyawan sementara memang dirumahkan dengan tetap diberi gaji 40 persen dari penghasilan bulanan normalnya. Sedangkan mereka yang diminta work form home atau bekerja dari rumah terdapat 43 karyawan, “Jadi yang tetap bekerja di lapangan ada 179 karyawan,” ujar dia.
Manajer Pemasaran Gembira Loka Yosi Hermawan menambahkan, untuk karyawan yang dirumahkan sementara dengan diberi gaji 40 persen dari normalnya itu, kebanyakan bekerja di bidang pelayanan pengunjung atau customer service. Seperti petugas kasir, penjaga portir, dan petugas keamanan yang telah berusia lebih dari 50 tahun. Termasuk karyawati yang sedang hamil atau sakit.
Sedangkan untuk karyawan yang bekerja di rumah merupakan karyawan bagian desain dam bagian keuangan, yang tetap digaji 50 persen dari penghasilan bulanan normalnya.
Bayi orang utan Hope berada dalam gendongan induknya saat ulang tahun pertama di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta, Rabu 11 Maret 2020. Makanan untuk orangutan dan hewan-hewan lainnya di kebun binatang tersebut tak dikurangi porsinya. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Yosi mengatakan selama penutupan kebun binatang, manajemen mengutamakan pemberdayaan karyawan tetap serta kontrak. Mereka mengambil alih pekerjaan yang biasanya dilakukan karyawan kasual atau outsourcing pada unit yang dibutuhkan.
Walaupun selama tutup tidak ada pemasukan pendapatan sama sekali, namun pengeluaran untuk pakan satwa koleksi kebun binatang itu juga dijamin rutin dilakukan. “Pakan satwa tidak boleh dikurangi porsinya," ujar dia.
PRIBADI WICAKSONO