Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saatnya Pakai Kolonya, Hand Sanitizer Mewah dari Turki

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Kolonya jadi bagian keseharian warga Turki dalam memuliakan tamu. Foto: yalcinsonat1/Getty Images
Kolonya jadi bagian keseharian warga Turki dalam memuliakan tamu. Foto: yalcinsonat1/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika hand sanitizer buatan pabrik sangat dibutuhkan di AS dan Eropa, orang-orang di Turki malah beralih ke aroma aromatik tradisional. Di tengah pandemi virus corona, warga Turki kian menjaga tradisi wewangiannya: kolonya.

Di Eropa disebut sebagai "cologne", menukil BBC, kolonya telah menjadi simbol keramahtamahan dan kesehatan Turki sejak Kekaisaran Ottoman, dan sering disebut sebagai aroma nasional Turki. Secara tradisional, kolonya beraroma manis ini dibuat dengan bunga ara, melati, mawar, atau bahan jeruk.

Penggunaannya, dituangkan ke tangan para tamu ketika mereka memasuki rumah, hotel, dan rumah sakit; saat mereka selesai makan di restoran; atau ketika mereka berkumpul untuk layanan keagamaan. Tetapi tidak seperti aroma alami lainnya, kandungan alkohol kolonye lumayan tinggi. Ramuan berbasis etanol ini, dapat membunuh lebih dari 80 persen kuman dan bertindak sebagai desinfektan tangan yang efektif.

Jadi, ketika Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca memperjuangkan kapasitas kolonya untuk melawan virus corona pada 11 Maret, media nasional langsung fokus memberitakannya. Bahkan, wewangian itu digembar-gemborkan sebagai kekuatan anti-Covid-19 pada cologne.

Imbasnya, warga Turki antre hingga sepanjang 100 meter di apotek-apotek. Faktanya, sejak kasus virus corona pertama di Turki dikonfirmasikan pada pertengahan Maret, beberapa produsen kolonya utama negara tersebut, merasakan peningkatan penjualan minimal lima kali lipat.

“Kolonya efektif melindungi terhadap virus corona, dengan kandungan setidaknya 60 persen alkohol, itu menghancurkan cangkang keras virus,” kata Dr Hatira Topakli, seorang dokter keluarga di Istanbul. Menurut Taopakli sebagian besar produk kolonya mengandung 80 persen alkohol. Topakli juga mencatat bahwa disinfektan komersial tidak umum di Turki seperti di negara lain.

Kolonya dengan wewangian mawar dibuat sebagai hadiah. Foto: @mutlutelaslaratolyem

“[Kolonya] juga efektif karena merupakan sesuatu yang sudah dimiliki banyak orang dan merupakan bagian dari rutinitas sehari-hari mereka. Mereka tidak perlu belajar cara baru untuk melindungi diri dari virus ini," Taopakli

Untuk memenuhi permintaan aroma yang melonjak, pada 13 Maret pemerintah Turki berhenti menambahkan etanol dalam bensin, untuk meningkatkan produksi kolonya dan desinfektan rumah tangga lainnya, khususnya untuk memerangi virus corona. 

Menurut Kerim Muderrisoglu, CEO Rebul Holding, yang memiliki Atelier Rebul - salah satu merek kolonya komersial tertua dan paling terkenal di Turki - produksi kolonya agak sederhana. Pertama, etanol murni dibuat dari fermentasi gandum, anggur, molase atau kentang. Lalu dicampur dengan air suling. Kemudian, aroma alami seperti magnolia, lemon atau rosemary ditambahkan, dan dibiarkan diam selama periode pematangan tiga minggu sebelum dibotolkan.

Sebagai kebiasaan yang sudah mengakar dalam keramahtamahan dan simbol kesehatan yang baik, kolonya memberikan lebih dari sekadar desinfektan praktis, “Itu adalah sumber kenyamanan bagi banyak teman Turki saya di sini pada saat ketidakpastian,” ujar Muderrisoglu.

Menurutnya, setengah tahun ia tinggal di Istanbul, telapak tangannya disiram dengan kolonya setiap mengunjungi restoran, toko, dan rumah, “Dan sekarang, meskipun banyak dari kita yang menerapkan kolonya sendirian saat mengkarantina diri, hal itu membangkitkan rasa kedekatan yang nostalgia dan saling menjaga satu sama lain,” ujarnya.

Jauh sebelum kolonya, ada air mawar. Dimulai pada abad ke-9, budaya di Semenanjung Arab menggunakan bunga wawat yang diambil aromanya untuk tujuan aromatik, kuliner, keindahan, agama dan pengobatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orang-orang Persia, Mesir, dan Ottoman juga menggunakannya untuk membersihkan diri dan menyambut tamu. Pada abad ke-19, eau de cologne (wewangian beraroma alami yang sekarang dikenal sebagai "cologne") hadir di sepanjang rute perdagangan dari Cologne, Jerman, ke Kekaisaran Ottoman.

Ketika Ottoman Sultan Abdülhamit II pertama kali menjumpainya, ia mengadaptasinya dengan memadukan tradisi air mawar dengan kebaruan wewangian berbasis alkohol asing, untuk membuat kolonya.

Apoteker Atelier Rebul adalah salah satu penjual kolonya tertua di Turki. Foto: Atelier Rebul/BBC

Jasa Para Ahli Kimia

Jadi, tidak ada banyak perbedaan antara eau de cologne dan kolonya Turki. Keduanya menggunakan rasio etanol-terhadap-minyak-esensial yang hampir sama. Dan pembuatnya kerap memasukkan minyak jeruk seperti jeruk dan lemon. Tetapi apa yang membuat kolonya begitu unik adalah bagaimana itu digunakan, baik secara budaya maupun praktis.

Pada awal abad ke-20, popularitas kolonya melonjak, berkat para ahli kimia yang berdatangan ke kota itu. Di Istanbul, seorang ahli kimia muda Perancis bernama Jean Cesar Reboul membuka salah satu apotek pertama Turki pada tahun 1895, dan dengan muridnya, Kemal Muderrisoglu (kakek Kerim), mereka menciptakan apa yang tersisa sebagai salah satu kolonya distiller Turki paling ikonik di Atelier Rebul.

Saat ini, Atelier Rebul masih menjual karya signature mereka, Rebul Lavanda, yang awalnya dibuat menggunakan lavender yang ditanam di kebun Reboul. Dan Kerim memperkirakan bahwa penjualan kolonya meningkat delapan kali lipat sejak pandemi dimulai, "Ini adalah antiseptik dengan manfaat tambahan dari aroma kecantikan," jelas Kerim.

Sementara itu di pantai Aegean di kota Izmir, ahli kimia termuda Kekaisaran Ottoman, Suleyman Ferit Bey, melakukan perjalanan ke Grasse, Prancis, pada 1920-an. Ia ke kota itu, untuk mempelajari teknik pembuatan parfum Prancis, dan kembali untuk membuat kolonya terkenal lainnya yang disebut Golden Drop, yang telah menjadi simbol Izmir.

Salah satu toko yang menjual khusus kolonya merek Atelier Rebul, tampilannya seperti toko parfum bukan hand sanitizer lazimnya yang ada di apotek. Foto: Atelier Rebul/BBC

Sekitar waktu yang sama, di Ankara, seorang pengusaha bernama Eyup Sabri Tuncer meramu kolonya menggunakan lemon dari kota pesisir Cesme, yang telah menjadi salah satu koloni penghasil kolonya, yang paling dikenal di seluruh Turki saat ini. Merek Cesme masih merupakan salah satu produsen terkemuka di negara itu.

Kolonya, lalu dikemas dalam botol-botol unik, mewah dan elegan. Dan sudah jadi kebiasaan, merek kolonya, diambil dari nama pembuatnya pertama kali. Dan dijual sebagai bisnis keluarga. Jadi, selain harus dan menghilangkan kuman, ia juga dibuat dengan kehangatan keluarga.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

2 hari lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.


Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

9 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.


Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

10 hari lalu

Ilustrasi digital nomad (Pixabay)
Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?


15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

10 hari lalu

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional. Foto: Canva
15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.


Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

12 hari lalu

Kayseri, Turki. Unsplash.com/yusuf Onuk
Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut


5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

15 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.


Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

17 hari lalu

Pekerja memproduksi masker wajah karena permintaan untuk produksinya meningkat pesat dan berjuang untuk memenuhi pesanan, atas mewabahnya Virus Corona di fasilitas pabrik Turki di Istanbul, Turki, 30 Januari 2020. REUTERS/Umit Bektas
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pembatasan ekspor produk tertentu ke Israel untuk mendesak gencatan senjata dan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.


Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

17 hari lalu

Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan sambutan di acara buka bersama di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat, 29 Maret 2024. Pertemuan tersebut bertujuan untuk bersilaturahmi sekaligus bersyukur karena telah memenangkan Pemilu 2024 meskipun masih ada tahapan-tahapan yang belum mengesahkan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto via sambungan telepon.


Israel Tolak Permintaan Turki untuk Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara

17 hari lalu

Militer Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bantuan dari udara, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza, 2 Maret 2024. Amerika Serikat pada Sabtu (2/3) mengatakan pihaknya telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza lewat udara untuk pertama kalinya dengan menerjunkan lebih dari 38.000 makanan menggunakan pesawat militer. REUTERS/Kosay Al Nemer
Israel Tolak Permintaan Turki untuk Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan Israel menghalangi negaranya mengirim bantuan ke Gaza melalui jalur udara.


Pantai Ini Memiliki Perairan Paling Biru di Dunia

20 hari lalu

Pantai Pasqyra atau Mirror Beach di Albania. Instagram.com/@albania.tourism
Pantai Ini Memiliki Perairan Paling Biru di Dunia

Pantai dengan perairan paling biru di dunia ini ada di Eropa dan Yunani