Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mari Bantu Pembuat Bakpia Yogyakarta Saat Wabah Corona

image-gnews
Gerbang sentra industri bakpia pathook di kampung Patuk, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Gerbang sentra industri bakpia pathook di kampung Patuk, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dampak wabah corona tak hanya mematikan industri pariwisata di Yogyakarta yang kasat mata saja. Ratusan orang yang menggantungkan hidup dari penjualan kuliner khas Yogyakarta, bakpia, di Kampung Patuk, juga ikut merasakan pahitnya.

Sepinya kunjungan wisatawan selama wabah corona membuat produksi bakpia di kampung sebelah barat kawasan Malioboro berhenti total. "Sudah tiga pekan kami semua tidak membuat bakpia lagi karena tidak ada pesanan dan pembeli," ujar Ketua Koperasi Sumekar Bakpia Patuk Yogyakarta, Sumiyati, Jumat 3 April 2020.

Koperasi yang beranggotakan perajin yang mengelola 45 merek oleh-oleh bakpia itu, akhirnya sebagian memilih banting setir berjualan nasi, tanaman herba, masker, dan lainnya. Sumiyati menambahkan, saat ini produksi bakpia hanya dilakukan jika benar ada yang memesan saja. Tidak lagi memasok ke toko oleh-oleh yang ada di dalam maupun luar Yogyakarta.

"Kami membuat bakia hanya untuk kebutuhan orang di rumahan sekitaran Yogyakarta. Paling dua sampai lima dus saja. Pengiriman ke luar kota sudah stop," ujarnya. Bagi masyarakat yang hendak membantu pembuat bakpia Yogyakarta ini dapat langsung memesan melalui telepon kemudian akan diantar ke alamat yang dituju. Pemesanan juga bisa dilakukan melalui toko oleh-oleh yang biasa menjual bakpia.

Toko-toko bakpia yang tutup di kampung Patuk, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Sumiyati menjelaskan, sebelum wabah corona terjadi, para pembuat bakpia bisa mengolah minimal 10 sampai 15 kilogram bahan. "Tapi sekarang, dalam seminggu bisa mengolah lima kilogram bahan saja sudah bagus," kata dia.

Para pembuat bakpia pernah tetap berproduksi seperti biasa pada pertengahan Maret 2020. Saat itu, pemerintah DI Yogyakarta belum mengumumkan temuan kasus positif infeksi virus corona di sana. Namun setelah pertengahan Maret itu, semua produksi tak laku dan terjadi penumpukan bakpia hingga lebih dari 100 dus. Bakpia yang tak laku itu terpaksa dijadikan campuran pakan ternak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sumiyati selama menjadi perajin bakpia dalam kurun waktu 30 tahun, baru kali ini merasakan dampak yang begitu besar. Dia membandingkan ketika terjadi gempa bumi pada 2006 dan erupsi Gunung Merapi 2010 di Yogyakarta.

Saat gempa bumi, bisnis bakpia justru tetap hidup karena Yogyakarta banyak disambangi wisatawan dari luar kota yang ingin menengok kondisi keluarganya. Sebelum kembali, mereka mampir beli bakpia sebagai oleh-oleh. "Jadi pesanan bakpia saat itu lancar, bahkan meningkat," kata Sumiyati. Begitu juga ketika peristiwa erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta yang menewaskan Mbah Maridjan pada 2010.

Toko-toko bakpia yang tutup di kampung Patuk, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Kondisinya berbeda dengan bencana wabah corona ini. Menurut Sumiyati, kecil sekali celah untuk memungkinkan perajin berproduksi karena orang tak berani keluar rumah. Konsep penjualan secara online pun sulit untuk bisnis oleh-oleh ini, meski cara tersebut sudah dirintis sebagian besar perajin.

Industri kuliner bakpia hanya segelintir usaha mikro kecil menengah di Yogyakarta yang terimbas wabah corona. Masih banyak usaha mikro yang bertahan agar tetap berdenyut. Untuk membantu sektor informal terdampak yang sebagian besar dijalankan kalangan keluarga tak mampu ini, Pemerintah DI Yogyakarta menyiapkan jaminan hidup bagi kelompok rentan terdampak COVID-19 sebanyak dua kali selama April dan Mei 2020.

Seusai pembahasan bersama DPRD DI Yogyakarta pada Rabu, 1 April 2020, skema anggaran untuk jatah hidup masyarakat miskin berubah dari Rp 300 ribu menjadi Rp 675 ribu per keluarga. Alokasi jatah hidup yang awalnya untuk 10 ribu keluarga miskin juga bertambah menjadi 19.200 keluarga.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

22 jam lalu

Logo Partai Golkar
Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota


Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Spot wisata Kano Maritim Mangrove Baros di Bantul Yogyakarta. Dok. Pemda DIY
Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.


Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Proses evakuasi korban jatuh ke jurang di tebing Pantai Ngluwo Gunungkidul, Ahad, 28 April 2024 (Dok. Istimewa)
Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

7 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

7 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

7 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

8 hari lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.