TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), saat peringatan jumenengan atau naik tahta, memberi komentar mengenai virus corona, yang mengancam umat manusia dan melumpuhkan pariwisata.
"Kepada para penyelenggara negara di zaman Kalatidha yang penuh ketidakpastian, hendaknya selalu eling lan waspada (ingat dan waspada) dalam mengantisipasi cepatnya perubahan," ujar Sultan. Termasuk terhadap dampak kegaduhan yang disebabkan isu berjangkitnya penyakit karena virus corona.
Sultan menuturkan selain perlunya proteksi atas wabah itu, juga harus ada kebijakan afirmatif menangani dampak yang ditimbulkan. "Terutama dampak di bidang pariwisata dan industri yang bahan bakunya banyak tergantung dari Cina," ujar Sultan.
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji menuturkan, menghadapi wabah virus corona, pemerintah DIY tetap dalam kewaspadaan.
“Sebanyak-banyaknya kami melakukan promosi ke luar negeri, kalau mereka menutup penerbangan ke Yogyakarta menjadi tidak efektif untuk menarik wisatawan. Sementara mendatangkan wisatawan dari luar, sekarang ini juga berisiko karena sangat mungkin mereka akan menularkan virus corona di sini," ujarnya.
Di DIY sudah terdapat empat rumah sakit rujukan untuk antisipasi virus corona, antara lain RSUP Sardjito, RSUD Panembahan Senopati Bantul, RSUD Wates dan RSUD Kota Yogyakarta.
"Akan disediakan posko bagi masyarakat DIY, baik di kabupaten/kota dan Dinas Kesehatan akan membuka line komunikasi di 0811 276 4800 khusus untuk masalah Covid-19," ujarnya.
Petugas memeriksa suhu tubuh wisatawan asing sebelum memasuki kawasan Taman Wisata Candi Prambanan di Sleman, DI Yogyakarta, Ahad, 8 Maret 2020. Pemeriksaan kondisi suhu tubuh tersebut untuk mengantisipasi penyebaran virus corona di sejumlah destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan mancanegara. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Dokter spesialis penyakit dalam di RSUP dr. Sardjito, Ika Trisnawati,
mengatakan jika seseorang dalam kondisi sehat, respon imunnya sudah dipastikan bagus, maka lebih besar kemungkinan untuk terhindar dan sembuh dari virus corona.
"Tapi jika pasien yang terinfeksi sudah punya penyakit khususnya penyakit kronis, maka daya tahan tubuhnya sendiri sudah turun, jadi berisiko lebih berat gejalanya,” ujar Ika.
PRIBADI WICAKSONO