TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan perhotelan multinasional Hilton Worldwide menutup sementara operasional 150 hotel di Cina. Pihak perusahaan menutup hotel karena wabah virus corona.
"Sehubungan dengan virus corona, tak perlu dikatakan bahwa keselamatan dan kesejahteraan anggota tim kami dan tamu menjadi prioritas utama. Kami terus memantau situasi dengan cermat," kata Pimpinan Eksekutif (CEO) Hilton Worldwide Holdings Christopher J. Nassetta, dikutip dari laporan Fox News, Jumat, 14 Februari 2020.
Hilton Worldwide mengoperasikan lebih dari 6.110 jaringan hotel di 119 negara. Hilton mengoperasikan 225 hotel di Cina, empat hotel di antaranya berada di Wuhan, pusat wabah virus corona.
Adapun 150 hotel yang ditutup di Cina, berjumlah sekitar 33.000 kamar. Beberapa hotel masih ada yang menampung tamu dan profesional medis. Tapi saat ini pihak hotel sudah tidak menerima pemesanan baru.
"Kami akan membuka kembali hotel-hotel ini setelah pihak berwenang setempat mengonfirmasi bahwa itu tepat," kata Nigel Glennie, juru bicara perusahaan Hiton kepada Business Insider.
Keputusan perusahaan Hilton itu menambah deretan daftar akomodasi yang menutup operasional. Hal itu terkait kebijakan yang terkait dengan pemesanan di Cina.
CEO Best Western David Kong mengatakan, bahwa perusahaan juga harus menutup cabang operasional di Cina. Merek hotel termasuk Hyatt, Marriott, IHG, dan Wyndham telah mencabut biaya perubahan dan pembatalan di daerah yang terkena dampak virus corona.
Sementara itu Airbnb telah memberlakukan kebijakan untuk keadaan khusus. Kebijakan itu memungkinkan para tamu untuk membatalkan pemesanan tanpa biaya di area yang terkena dampak.
FOX NEWS | BUSINESS INSIDER