TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengelola destinasi wisata di Cina mengantisipasi persebaran virus corona dengan berhenti beroperasi.
Mengutip The New York Times, destinasi wisata termasyhur di Cina, Museum Nasional Cina dan Kota Terlarang di Beijing, sudah ditutup. Tembok Besar Cina sepanjang 64 kilometer yang terletak di luar Beijing, juga telah ditutup.
Begitu juga dengan Shanghai Disney Resort dan Hong Kong Disneyland Park. Belum ada kejelasan waktu kapan aktivitas di destinasi wisata tadi bakal dibuka kembali. Bahkan, perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek di sejumlah tempat, seperti di Beijing, Shanghai, dan Hong Kong, batal.
Beberapa jaringan hotel juga berada di Cina juga memaklumi jika ada tamu yang batal menginap karena khawatir terpapar virus corona. Jaringan Hotel Inter Continental yang meliputi Holiday Inn, Inter Continental dan Kimpton, membolehkan tamu membatalkan kunjungan mereka tanpa denda untuk pemesanan di daratan Cina, Hong Kong, Makau dan Taiwan, sampai 3 Februari 2020.
Begitu juga dengan jaringan Hotel Accor, Hilton, Mandarin Oriental, Peninsula, dan Shangri-La, menawarkan fleksibilitas kepada para tamu yang memesan hotel-hotel di Cina.
Pengunjung berdiri di depan loket Tembok Besar Cina yang ditutup saat tahun baru Imlek akibat penyebaran virus Corona, di Beijing, Cina, 25 Januari 2020. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Kota Wuhan di Provinsi Hubei, Cina, kini seolah menjadi kota mati. Di tempat ini kali pertama virus corona ditemukan dan menjadi zona merah persebaran virus. Layanan penerbangan, angkutan umum, dan kereta api di kota ini telah disetop.
Menurut analisis jadwal penerbangan John Grant dari Official Airline Guide (OAG), Bangkok adalah tujuan internasional paling populer dari Wuhan. Kemudian Hong Kong, Tokyo, Seoul, Taipei. Sedangkan untuk penerbangan domestik, pelancong dari Wuhan paling sering bepergian ke Guangzhou.
Informasi dari National Health Commission RRT pada Senin, 27 Januari 2020, menyatakan jumlah individu yang terinfeksi virus corona di Cina sebanyak 2.823 orang, dengan jumlah pasien meninggal 81 orang. Pemerintah Cina telah menutup akses masuk dan keluar di 14 kota di Provinsi Hubei.
INDEPENDENT | THE NEW YORK TIMES