Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bantimurung Bergabung dalam Taman Warisan ASEAN

image-gnews
Wisatawan lokal saat menaiki kanopi trail di Taman Kupu Kupu, Taman Nasional Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, 17 Juli 2017. Alfred Russel Wallace (1857) menjuluki Bantimurung ini sebagai
Wisatawan lokal saat menaiki kanopi trail di Taman Kupu Kupu, Taman Nasional Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, 17 Juli 2017. Alfred Russel Wallace (1857) menjuluki Bantimurung ini sebagai "The Kingdon of Butterfly". TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, JakartaBantimurung Bulusaraung tak sekadar memiliki panorama indah. Air terjun, tebing-tebing karst, goa dan hutan hujan tropis menciptakan lanskap alam yang indah. Bantimurung Buluaraung memikat hati antropolog sekaligus naturalis Alfred Russel Wallace menghabiskan sebagian hidupnya di kawasan tersebut untuk meneliti berbagai jenis kupu-kupu. 

Antara tahun 1856-1857, Wallace berdiam di Maros. Dalam penelitiannya Wallace menyebut Bantimurung merupakan The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu). Menurutnya di lokasi tersebut terdapat sedikitnya 250 spesies kupu-kupu. Tahun berganti tahun, temuan Wallace diakui dunia.

Taman nasional itu diganjar ASEAN Heritage Park pada acara Sixth ASEAN Heritage Park Conference yang diselenggarakan di Laos, 21-25 Oktober 2019. Kepala Balai Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung, Yusak Mangetan menerima piagam deklarasi tersebut. 

Puluhan wisatawan lokal berenang di air terjun Taman Nasional Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, 17 Juli 2017. TEMPO/Subekti.

Sebelumnya, empat taman nasional di Indonesia telah masuk daftar ASEAN Heritage Park; TN Gunung Leuser, TN Kerinci, TN Lorentz, dan TN Way Kambas. Bahkan TN Lorentz telah menyandang predikat Situs Warisan Dunia UNESCO.

Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung memiliki luas lebih kurang 43.750 hektare. Secara administrasi pemerintahan, kawasan taman nasional ini terletak di wilayah Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep). Bantimurung berada di kawasan Kabupaten Maros, sementara Bulusaraung berada di wilayah Pangkep.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Taman nasional ini memiliki berbagai keunikan, yaitu tebing karst, gua-gua dengan stalaknit dan stalakmit yang indah, dan yang paling dikenal ialah habitat kupu-kupu. Sungai Maros dibingkai oleh tebing terjal. Alirannya berujung di Danau Kassi Kebo. Jika aliran sedang tidak deras, pengunjung bisa mandi di air terjunnya. Bagi yang ingin mempelajari kehidupan prasejarah bisa mendatangi Gua Prasejarah Leang-leang, yang dindingnya berisi lukisan tangan manusia purba.

Salah satu jenis kupu-kupu yang ada di penangkaran di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung , Maros, Sulawesi Selatan. TEMPO/Zulkarnain

Keindahan lain dapat dijumpai di Pattunuang berupa terbing karst yang menjadi lokasi favorit panjat tebing. Petualangan susur gua juga bisa dilakukan di Bantimurung Bulusaraung, salah satunya susur gua vertikal di Gua Leang Puteh. Gua Leang Puteh memiliki kedalaman sekitar 273 meter dengan lebar sekitar 80 meter. 

Kalau panjat tebing atau susur gua masih belum menantang, silakan mencoba melakukan pendakian di Gunung Bulusaraung yang setinggi 1.353 mdpl. Jalur pendakiannya sekitar dua kilometer dengan sembilan pos pendakian. Di kaku gunung tersebut terdapat Desa Wisata Tompobulu.

Selain kupu-kupu, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung juga menjadi habitat kawanan kera hitam atau yang biasa disebut Karaenta dan tarsius. Dua primata ini biasanya berada di atas pohon eboni, pohon berkayu hitam yang saat ini dilindungi karena kian langka.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rekomendasi 5 Destinasi Wisata di Makassar dan Sekitarnya, Bukan Cuma Pantai Losari

13 Januari 2024

Benteng Rotterdam Makassar. TEMPO/Hariandi Hafid
Rekomendasi 5 Destinasi Wisata di Makassar dan Sekitarnya, Bukan Cuma Pantai Losari

Sederet destinasi wisata di Makassar wajib kunjung saat Anda berlibur ke sana. Berikut 5 rekomendasinya.


200 Tahun Alfred Russel Wallace: Kawasan Wallacea Sisakan Banyak Ilmu Pengetahuan

15 Agustus 2023

Wallacea Week 2017 digelar di Perpustakaan Nasional mulai Senin, 16 Oktober 2017. Kredit: Kistin Septiyani
200 Tahun Alfred Russel Wallace: Kawasan Wallacea Sisakan Banyak Ilmu Pengetahuan

Perayaan 200 tahun Alfred Russel Wallace: kawasan Wallacea meninggalkan legasi ilmu pengetahuan.


Rekomendasi 8 Destinasi Wisata Makassar, Kerajaan Kupu-kupu Bantimurung

4 Agustus 2022

Salah satu jenis kupu-kupu yang ada di penangkaran di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung , Maros, Sulawesi Selatan. TEMPO/Zulkarnain
Rekomendasi 8 Destinasi Wisata Makassar, Kerajaan Kupu-kupu Bantimurung

Makassar memiliki banyak destinasi wisata unggulan, sebut saja Pantai Losari hingga Taman Nasional Bantimurung. Pernah ke Leang-leang?


Dilanda Banjir, Taman Wisata Alam Bantimurung Tutup Sementara

7 Desember 2021

Puluhan wisatawan lokal berenang di air terjun Taman Nasional Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, 17 Juli 2017. TEMPO/Subekti.
Dilanda Banjir, Taman Wisata Alam Bantimurung Tutup Sementara

Potensi hujan deras disertai angin kencang sebelumnya diprediksi oleh BMKG akan melanda kawasan wisata Bantimurung.


Bisa Cegah Anemia, Apa Saja Manfaat Gula Aren?

26 Oktober 2021

Jadi diantara gula pasir dan gula aren sebetulnya mana yang lebih sehat?
Bisa Cegah Anemia, Apa Saja Manfaat Gula Aren?

Gula aren yang disebut sebagai gula asli Indonesia ternyata memiliki banyak manfaat. Apa saja manfaatnya?


Tidak Hanya Kupu-Kupu, Ini 7 Destinasi Wisata di Taman Nasional Bantimurung

10 Juni 2021

Wisatawan lokal saat menaiki kanopi trail di Taman Kupu Kupu, Taman Nasional Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, 17 Juli 2017. Alfred Russel Wallace (1857) menjuluki Bantimurung ini sebagai
Tidak Hanya Kupu-Kupu, Ini 7 Destinasi Wisata di Taman Nasional Bantimurung

Taman Nasional Bantimurung merupakan salah satu destinasi wisata yang menyuguhkan banyak jenis wisata alam. Bukan hanya tentang kupu-kupu.


Berkunjung ke Taman Nasional Bantimurung, Berjuluk The Kingdom of Butterfly

10 Juni 2021

Pusat penangkaran kupu-kupu di Taman Nasional bantimurung, Maros, Sulsel, Jumat 02 Januari 2015. Keindahan kupu-kupu sangat terkenal sehingga beberapa orang menjadikan kupu-kupu menjadi barang koleksi.TEMPO/Iqbal Lubis
Berkunjung ke Taman Nasional Bantimurung, Berjuluk The Kingdom of Butterfly

Tak kurang dari 250 spesies kupu-kupu terdapat di Taman Nasional Bantimurung, Maros, Sulsel. Sudah lama dikenal dunia sebagai the Kingdom of Butterfly


Pulau Ternate Hidupkan Wisata Jejak Naturalis Wallace

7 November 2019

Gunung Gamalama, Ternate, Maluku Utara. Tempo/Rully Kesuma
Pulau Ternate Hidupkan Wisata Jejak Naturalis Wallace

Pulau Ternate bukan hanya beraroma cengkeh dan rempah-rempah yang mengundang penjelajah Eropa. Ternate juga menyumbang pembentukan teori evolusi.


Lebah Raksasa Wallace Ditemukan Lagi, Sempat Dikira Punah

24 Februari 2019

Perbandingan lebah madu biasa dengan lebah raksasa Wallace. (Dok. Clay Bolt | claybolt.com)
Lebah Raksasa Wallace Ditemukan Lagi, Sempat Dikira Punah

Lebah raksasa Wallace asal Maluku, yang dikabarkan sudah punah, berhasil ditemukan Clay Bolt.


Pelajaran untuk Jurnalis dan Travel Blogger dari Tokoh Wallace

17 Oktober 2018

Ilustrasi: TEMPO/Machfoed Gembong
Pelajaran untuk Jurnalis dan Travel Blogger dari Tokoh Wallace

Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil jurnalis dan travel blogger dari tokoh penjelajah Inggris, Alfred Russel Wallace.