TEMPO.CO, Kupang - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat mengeluarkan aturan yang mewajibkan Aparatur Sipil Negara atau ASN mengenakan sarung tenun ikat ke kantor setiap hari Selasa dan Jumat. "Semua aparatur sipil negara harus menggunakan kain tenun ikat dari seluruh kabupaten di NTT," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi NTT, Marius Jelamu, Selasa, 9 April 2019.
Baca: 3 Cara Mudah Memilih Kain Tenun Berkualitas Secara Kasat Mata
Penggunaan kain tenun ikat, menurut dia, bagian dari semangat melestarikan dan mengenalkan kebudayaan lokal khususnya tenun tradisional. Masyarakat NTT memiliki tradisi menenun yang diwariskan dari nenek moyang. "Kami juga ingin menambah pendapatan ibu-ibu penenun di NTT," ujar Marius Jelamu.
Surat edaran Gubernur NTT Nomor BO.165/III/2019 tentang Penggunaan Sarung Tenun Ikat Motif Daerah NTT bagi ASN lingkup Pemprov NTT menyebutkan penggunaan motif daerah asal NTT bertujuan melestarikan nilai-nilai budaya, mendorong promosi pariwisata, dan pertumbuhan ekonomi melalui industri kerajinan masyarakat di Nusa Tenggara Timur.
LeViCO menampilkan koleksi dari kain NTT di Paris Fashion Week 2018. (Tabloidbintang.com)
Adapun tata cara berpakaian sarung tenun ikat motif NTT, yakni pakaian sarung tenun ikat motif dapat menggunakan atribut lengkap daerah Nusa Tenggara Timur, yang tentunya tanpa senjata tajam. Pakaian sarung tenun ikat motif NTT untuk perempuan terdiri dari kemeja berkerah atau tanpa kerah. Sementara untuk laki-laki bisa memakai celana panjang hitam dengan dilapisi sarung tenun ikat motif NTT.
Artikel terkait: Didiet Maulana Berbagi Tips Mencuci dan Merawat Kain Tenun