Dari penelitiannya, disimpulkan pengunjung wisata dari kelompok lanjut usia lebih senang melakukan aktivitas yang dipusatkan pada keluarga. Maka ia rekomendasikan sebaiknya ruang destinasi wisata menyediakan media atraksi berupa ruang terbuka, walking track, dan konektivitas dengan masa lalu.
Yang tidak kalah pokok adalah aksesibilitas berupa tempat parkir dan dropzone, zona untuk sepeda, andong, bus, mobil, rest area dan jalur pejalan kaki yang landai dan rindang. Karena, itu sangat memudahkan bagi wisatawan yang usianya memang sudah lanjut.
Untuk amenitas, diperlukan restoran terbuka dengan sajian makanan sehat, tempat duduk yang terlindung, toko cinderamata yang berhubungan dengan masa lalu dan tersedianya klinik. Selain itu, ada petugas yang ramah dan membantu para wisatawan lansia serta ketersediaan papan petunjuk informasi visual yang memudahkan para wisatawan.
Feriawan Agung Nugroho, pengurus Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Yogyakarta mengatakan mereka setiap tahunnya mengadakan kegiatan wisata bagi anggota balai. Pihaknya mengajak 130 orang lansia dengan lebih 50 orang pendamping. “Kadang satu pendamping untuk lima orang,” kata dia.
Berdasarkan pengalaman dia saat mengajak anggota lansia piknik ke lokasi wisata, sering terhambat oleh area parkir dan dropzone yang jauh dari loket dan objek wisata. Para lansia harus berjalan jauh sementara kondisi fisik mereka kurang mendukung.
“Sementata ini, lokasi wisata yang paling mudah diakses oleh lansia hanya pantai,” kata dia.
Apalagi soal toilet. Ia menyebut, sangat jarang tempat wisata dengan toilet yang ramah lansia. Bahkan tidak ada sandaran kursi bagi lansia selama berada di objek wisata.
Dari pengakuan ibu Deborah, salah satu penghuni panti lansia di Kota Yogyakarta kegiatan wisata sangat ditunggu-tunggu bagi anggota panti. Saking senangnya, jika besoknya akan piknik malah tidak bisa tidur di malam harinya. “Kalau besoknya mau berangkat, malamnya kami malah tidak bisa tidur,” kata dia.
Baca juga: Mau Wisata di Bandung Tanpa Mobil Pribadi, Coba Wahana Bandros