Mie dalam menu VIP ini digoreng garing sehingga terasa kriuk-kriuk ketika disantap. “Ternyata enak juga loh, seperti makan anak mas (jajanan zaman dulu) versi dikasih kuah kental,” kata dia. Di atas tumpukan mie, ada udang goreng tepung super besar yang memanjakan pecinta seafood.
Artikel terkait lainnya: Imlek ala Kampung Pecinan, Tilik Daftar Kuliner Peserta Festival
Saya juga memesan menu Mix & Match. Pilihan jatuh ke mie yang terbuat dari koji rice yang berwarna pink-burgundy. Sementara itu chicken miso soup dirasa sebagai pilihan kuah yang pas. Untuk topping, dua batang baby pokchoy, dua ikat jamur enoki, crab stick, dan telur rebus setengah matang jadi pilihannya.
“Besar amat,” celetuk Ratih, teman saya yang lain. Bahkan, dia hampir tak percaya ketika centong sayur dari kayu yang biasa untuk mengaduk sayur ketika sedang dimasak di panci, dijadikan pengganti sendoknya. Plus, sumpit yang besarnya satu setengah kali ukuran normal.
Baca juga: Sambut Imlek, Ada Kopi Es Tak Kie di Festival Kuliner Glodok
Untuk membilas mulut setelah memakan hidangan tadi, minuman seperti Soury Not Soury yang terbuat dari jus jeruk nipis, susu, dan basil cocok untuk melunturkan kesan ‘oily’ di mulut. Pilihan lainnya yang nikmat adalah Fairy’s Balls yang dibuat dari Luo Han Kuo atau buah monk dan beberapa buah longan.
Untuk bermukbang tipis-tipis menghabiskan dua mie berukuran jumbo di dalam mangkuk ekstra besar yang sering digunakan para artis mukbang, kami menghabiskan kocek sekitar Rp 350 ribu. Khusus untuk menu Mix & Match, satu pilihan mie dan kuahnya dihargai Rp 30 ribu per porsi. Toppingnya dihargai bervariasi, sekitar Rp6-32 ribu.